CemerlangMedia.Com — Pemerintah tengah menggodok Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mengenai cuti ayah dan ditargetkan rampung pada (30-3-2024). Aturan ini akan diberlakukan bagi ASN laki-laki untuk mendampingi istrinya saat melahirkan dan mengasuh anak (idntimes.com, 14-04-2024).
Menpan RB Abdullah Azwar Anas mengatakan, dengan adanya pemberian hak cuti itu, diharapkan kualitas proses kelahiran anak bisa berjalan dengan baik. Dengan demikian akan terwujud sumber daya manusia terbaik sebagai generasi penerus bangsa.
Harapan mencetak generasi penerus bangsa berkualitas saat ini memang masih jauh panggang dari api. Alih-alih menjadi pribadi tangguh, mayoritas generasi muda saat ini justru menjadi generasi stoberi dan dijangkiti ‘virus mager’. Belum lagi persoalan kenakalan remaja yang makin merebak dan sadis.
Kompleksnya problem generasi muda saat ini adalah buah dari penerapan sistem sekularisme. Sekularisme kapitalisme menjadikan kesejahteraan sangat sulit diraih. Para ibu terpaksa turut menjemput rupiah demi terpenuhinya kebutuhan hidup yang kian melangit. Alhasil, fungsi ummun wa rabbatul bayit tidak berjalan dengan optimal.
Sekularisme juga menjadikan generasi makin brutal sebagai efek jauhnya mereka dari syariat. Konten kekerasan dan porno bak jamur di musim hujan. Oleh karena itu, cuti ayah saja —meski dibutuhkan— belumlah cukup sakti untuk mengatasi problem tersebut. Butuh solusi sistemik untuk mengatasi problem tersebut.
Sebuah sistem yang terbukti sakti dalam mencetak generasi unggul sepanjang sejarah adalah sistem Islam. Dari rahimnya lahir banyak ulama, ilmuwan, dan pemimpin hebat. Dalam sistem Islam, tanggung jawab pendidikan tidak hanya bertumpu pada keluarga, tetapi juga butuh keterlibatan masyarakat dan negara.
Keluarga berfungsi sebagai tempat berlindung, mendapatkan kasih sayang, dan pendidikan. Orang tua menjalankan perannya sebagaimana yang diatur Allah. Ayah sebagai qawwam dan ibu sebagai ummun wa rabbatul bayit.
Masyarakat dalam sistem Islam juga mempunyai peran untuk mendidik generasi. Amar makruf nahi mungkar yang berlangsung di tengah masyarakat mampu mencegah kemaksiatan tumbuh subur.
Negara juga menjamin terwujudnya pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyat sehingga kesejahteraan terpenuhi. Demikianlah mekanisme Islam mewujudkan generasi berkualitas. Tentunya sistem tersebut akan tegak ketika ada institusi yang menerapkan Islam secara komprehensif. Wallahu a’lam bisshawwab
Ummu Arrosyidah
Aktivis Muslimah [CM/NA]