CemerlangMedia.Com — Mendambakan generasi muda bermental pemenang di tengah gempuran zaman yang makin merusak merupakan sebuah tantangan, tetapi bukan harapan semu. Menengok kondisi generasi muda saat ini dengan berbagai problematikanya yang sistemik, membuat kita miris dengan kondisi bangsa ini kedepannya.
Sebanyak 17,9 juta remaja di Indonesia terdeteksi mengalami mental illness yang berangkat dari maraknya perundungan, kualitas pendidikan dan sekolah, hubungan dan perilaku seksual, serta inner child yang membekas karena buruknya kualitas keluarga (20-01-2024). Pada 2023, tercatat oleh Pusat Informasi Kriminal Nasional Polri, sebanyak 1.226 jiwa pemuda di Indonesia melakukan bvnvh diri (14-03-2024).
Maraknya perundungan, bahkan kasus-kasus perundungan sering menjadi viral di media sosial menunjukkan betapa mirisnya kualitas karakter anak muda saat ini. Merebaknya pergaulan bebas seakan bukan lagi sesuatu yang tabu, bahkan seorang perempuan sudah tidak malu mengumbar dirinya yang hamil di luar nikah. Ini menampakkan betapa rendahnya harga diri seorang wanita saat ini.
Belum lagi jika kita berbicara kualitas literasi yang rendah. Lebih banyak anak-anak muda yang memilih bekerja daripada menempuh pendidikan, munculnya generasi stroberi dan generasi sandwich, serta berbagai fenomena generasi muda lainnya.
Inilah gambaran generasi muda yang 20 tahun mendatang akan memimpin Indonesia. Dengan kualitas seperti ini, apakah negeri ini akan berjalan ke arah yang lebih baik atau sebaliknya?
Islam memandang, pembentukan karakter sebagai dasar pendidikan. Pendidikan yang berkualitas sehingga mencetak generasi berkarakter akan menjadi kunci generasi muda yang siap memimpin dan bermental pemenang. Pembentukan karakter yang matang ini pula yang akan menghindarkan anak-anak muda dari perilaku bebas yang merusak diri sendiri dan orang lain, seperti pergaulan bebas, perundungan, self-harming, bahkan bvnvh diri.
Pendidikan Islam menanamkan konsep akidah atau keyakinan bahwa kita tidak boleh mengikuti standar manusia, tetapi harus mengikuti standar Allah yang paling paham tentang manusia. Konsep ini akan mengantarkan pada definisi produktif yang berbeda dengan saat ini, yakni menyibukkan diri dalam ketaatan kepada Allah. Berkarya untuk umat adalah dengan dakwah karena seperti disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 110 bahwa kita adalah umat terbaik dengan syarat beriman dan berdakwah.
Konsep akidah juga mengantarkan kepada mindset bahwa menyelamatkan manusia hanya bisa dengan hukum Islam yang memang didesain oleh Allah untuk menyelamatkan dan melindungi manusia. Penerapan Islam secara komprehensif dapat menyelamatkan generasi muda dari kerusakan mindset, life style, perilaku, dan kerusakan karakter sehingga mencetak generasi muda modern saat ini menjadi selevel generasi sahabat Rasulullah saw. yang berkarakter pemimpin dan bermental pemenang. Semua itu dapat diwujudkan dengan penerapan Islam secara kafah sesuai Al-Qur’an dan as-Sunah.
Wallahu a’lam bisshawwab.
Gusti Fadhila Rohmah [CM/NA]