CemerlangMedia.Com — Anak-anak itu merupakan aset berharga untuk memajukan pembangunan suatu bangsa. Anak-anak yang berilmu pengetahuan dan bertakwa ini diharapkan bisa menjadi calon pemimpin masa depan untuk kemajuan suatu bangsa. Anak-anak yang berakhlakul karimah dan generasi Qur’ani itu diharapkan bisa menjadi pilar penting untuk membangun bangsa yang bisa bersaing di era globalisasi.
Namun, pada faktanya kita masih menjumpai perilaku anak-anak yang sadis. Seperti kasus tawuran antar pelajar maupun kasus bullying yang terjadi di sekitar dan dilakukan oleh anak-anak sekolah. Apa jadinya negeri ini dua puluh lima tahun ke depan apabila generasi mudanya berperilaku sadis dan melakukan bullying di lingkungan sekolah dan juga masyarakat, negeri ini akan kalah bersaing dalam pembangunan di era globalisasi.
Kalau melihat fakta, bullying ini terjadi di lingkungan sekolah dasar dan juga sekolah menengah. Banyak hal yang mempengaruhi terkait perilaku anak-anak, baik itu sebagai pelaku maupun korban bullying. Hal tersebut seperti pola asuh keluarga, kurikulum pendidikan sekolah, tontonan, maupun lingkungan sosial masyarakat.
Saat ini semua orang memiliki kebebasan berekspresi dan berperilaku karena adanya pemisahan agama dari kehidupan atau liberal. Agama dan Al-Qur’an tidak dijadikan dasar dalam bersikap dan berperilaku.
Padahal Islam dan Al-Qur’an menjadikan keimanan itu sebagai standar dan petunjuk dalam bersikap dan berperilaku. Islam dan Al-Qur’an melarang adanya kekerasan ataupun bullying di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dengan keimanan dan ajaran Al-Qur’an akan menjadi benteng utama bagi anak-anak agar berkepribadian Islam, berakhlakul karimah dan tidak melakukan bullying atau perilaku sadis lainnya.
Puji Yuli [CM/NA]