CemerlangMedia.Com — Pakar senior Kantor Staf Presiden (KSP) Theofransos Letai mengatakan bahwa pendekatan pembangunan Presiden Joko Widodo ke Papua telah membawa banyak perubahan dan pencapaian bagi masyarakat Timur Jauh Indonesia selama 10 tahun terakhir. Ia juga mengatakan bahwa secara objektif, skor pembangunan Papua meningkat dari segi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), penurunan angka kemiskinan, dan peningkatan usia harapan hidup, Minggu (11-06-23).
Di sisi lain, Gubernur Lemhana Andy Widjaganto menyatakan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, Papua cenderung mengalami peningkatan kekerasan, padahal insiden ini tidak terkait dengan masalah kesejahteraan. Hal itu disampaikannya saat menghadiri forum komunikasi mitigasi risiko krisis, Rabu (22-2-23).
Siapa yang tidak mengetahui, Papua yang terkenal dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah ternyata tidak serta-merta mampu membuat rakyat pribumi aman dan sejahtera.
Hal ini jelas tidak sebanding dengan kurun waktu 10 tahun untuk mengurangi angka kemiskinan dan itu pun tidak tuntas memberantas kemiskinan jika menengok SDA yang Papua miliki.
Mirisnya, permasalahan yang dialami Papua bukan hanya soal kemiskinan dan jaminan keamanan tetapi juga fasilitas-fasilitas yang tidak memadai seperti di bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur yang semakin menambah kesengsaraan warga Papua.
Sistem ekonomi kapitalisme tidak menjadikan negara mampu mengelola sepenuhnya SDA yang seharusnya menjadi kepemilikan umum. SDA di Papua bebas dieksploitasi oleh mereka para kapital, tanpa peduli apakah para kapital ini berasal dari asing atau aseng, semua menjadikan Papua ibarat santapan yang lezat.
Oleh karena itu, Papua butuh solusi tuntas untuk menyelesaikan semua permasalahan kompleks yang dialami saat ini, yakni solusi tersebut adalah Islam. Dalam Islam sumber daya alam adalah bagian dari harta milik umum yang wajib dikelola negara dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat, dengan begitu rakyat dapat menikmati hasil dari SDA yang sejatinya adalah milik umum. Negara dilarang untuk melakukan kapitalisasi SDA, sehingga SDA tidak akan dimiliki oleh pribadi atau sekelompok orang saja seperti yang terjadi saat ini, di mana harta kekayaan hanya berputar pada orang-orang kaya, maka tak heran muncul slogan ‘yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin’.
Slogan tersebut tidak akan hadir jika Islam dijadikan sebagai sistem yang diterapkan secara kafah dalam setiap aspek kehidupan. Dengan begitu, tidak hanya Papua yang akan terbebas dari kesenjangan sosial, kemiskinan ekstrim, kebodohan struktural, dan sebagainya, tetapi seluruh rakyat Indonesia akan turut merasakan indahnya sistem ini karena dalam Islam aturan yang dibuat bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunah, pastilah sistem ini akan mendatangkan rahmat bagi seluruh alam sebab aturannya berasal dan Sang Pencipta Manusia yaitu Allah Swt..
Oleh karena itu, hanya seorang pemimpin yakni khalifah di bawah naungan Daulah Khil4f4h yang mampu mewujudkannya dan pemimpin tersebut akan bertanggung jawab dalam semua urusan yang menyangkut kesejahteraan dan kebutuhan rakyat.
“Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin.” (HR Muslim)
Eyi Ummu Saif [CM/NA]