CemerlangMedia.Com — Begitu banyak pengemis. Mereka tidak kunjung berkurang, tetapi makin menjamur. Pemandangan ini hampir setiap hari di berbagai kota. Fenomena ini menimbulkan berbagai pertanyaan dari kalangan masyarakat di seluruh Indonesia tentang penyebab dan bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan yang persisten ini (detik.com, 25-02-2024).
Hadirnya pengemis dikarenakan adanya faktor kemiskinan. Kemiskinan itu sendiri disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah ekonomi. Ya, ekonomi sering kali menjadi alasan untuk para pengemis meminta-minta di pinggir jalan dan mencari belas kasihan orang lain.
Kurangnya ekonomi memang sangat mengacu pada kemiskinan. Menurut data Organisasi Pekerja Sosial Internasional (ILO), diperkirakan ada lebih dari 150 juta orang di seluruh dunia yang terlibat dalam aktivitas mengemis.
Selain itu, pada masa covid-19, jumlah angka kemiskinan di masyarakat makin meningkat karena banyak orang yang kehilangan pekerjaan mereka. Hal itu juga menjadi salah satu alasan penyebab makin banyaknya pengemis di seluruh penjuru kota, khususnya di Indonesia, sebagaimana dilansir oleh (rejogja.republika.co.id, 14-12-2023).
Dalam banyak kasus, individu yang terlibat dalam kegiatan mengemis karena menghadapi tekanan ekonomi yang besar dan merasa bahwa mengemis adalah satu-satunya cara untuk memperoleh penghasilan. Namun, penting untuk diingat bahwa pengemis merupakan korban dari situasi yang sulit dan membutuhkan bantuan serta dukungan lebih lanjut untuk mendapatkan akses terhadap sumber daya dan layanan sehingga membantu mereka keluar dari lingkaran kemiskinan.
Pendekatan yang efektif untuk menangani fenomena pengemis melibatkan upaya kolaboratif dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat secara keseluruhan. Ini dapat mencakup program pelatihan keterampilan dan pencarian kerja, layanan dukungan kesehatan mental, dan rehabilitasi, serta program perumahan yang terjangkau. Selain itu, upaya pencegahan yang ditujukan untuk mengatasi penyebab kemiskinan dan ketidaksetaraan juga penting untuk mengurangi jumlah pengemis di masyarakat.
Tidak mudah untuk mengurangi populasi pengemis di seluruh penjuru kota, terutama di pinggir jalan. Pengemis sulit ditangani karena faktor ekonomi, pendidikan, dan faktor lainnya yang dapat memengaruhi seseorang untuk selalu meminta-minta. Alhasil, pengemis di berbagai kota-kota besar di seluruh Indonesia sulit untuk ditangani (rejogja.republika.co.id, 15-01-2024).
Dalam Islam, seseorang yang tidak berkecukupan, tetap harus memiliki kehormatan dalam dirinya dan ia akan menjauhkan diri dari meminta-minta kepada orang lain. Sebagai agama yang diwahyukan Allah Swt., Islam memiliki sistem yang unik dan memiliki kepedulian terhadap pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, dan tempat tinggal bagi mereka yang kurang mampu, tanpa perlu memohon-mohon atau meminta-minta, apalagi di pinggir jalan.
Meminta-minta bukanlah ajaran Islam. Bahkan, seorang miskin sekalipun didefinisikan oleh Islam bukan sebagai peminta-minta. Rasul saw. bersabda,
“Orang miskin bukanlah orang yang meminta-minta kepada orang lain, lalu memperoleh sesuap atau dua suap, sebutir kurma atau dua butir kurma. Akan tetapi, orang miskin ialah orang yang tidak kaya, tidak mengerti tentang keadaannya dan (orang-orang) memberikan sedekah kepadanya. Dan jika (hal itu terjadi/orang miskin itu meminta-minta), maka ia akan meminta-minta kepada manusia.” (HR Mutafaq alaihi).
Nabi saw. bersabda, “Tidak beriman kepadaku, siapa saja yang tidur (sambil perutnya kenyang) di malam hari, sedangkan tetangganya kelaparan dan ia mengetahuinya.” (HR al-Bazzar melalui jalur Anas).
Juga sabda Nabi saw., “Siapa saja penghuni rumah yang di halaman rumahnya terdapat seseorang yang kelaparan, maka jaminan Allah terlepas dari mereka.” (HR Ahmad).
Dengan demikian, lapangan kerja bukan lagi perkara susah. Ketakwaan pun otomatis menjadi bi’ah (kebiasaan) sehingga berkah dari langit dan bumi pun senantiasa tercurah. Jika semua kebutuhan telah terpenuhi dengan cara mulia, masihkah ada yang mau meminta-minta?
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…” (QS Al-A’raf: 96).
Dapat disimpulkan bahwa Islam menawarkan solusi yang komprehensif dalam mengatasi fenomena pengemis yang makin menjamur, yakni dengan menerapkan beberapa hal seperti yang sudah dijelaskan pada ketiga hadis di atas. Dalam Islam, memberikan bantuan kepada sesama bukan hanya kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk ibadah yang mendatangkan berkah.
Siti Komariyah dan Eva Aprilia Putri
(Siswi SMA Negeri 1 Mentaya Hilir Selatan) [CM/NA]