CemerlangMedia.Com — Ramai adanya pemberitaan mengenai harta kekayaan Bupati Bandung Dadang Supriatna yang meningkat drastis setelah dua tahun memimpin Kabupaten Bandung sebagai bupati, dinilai tokoh pemuda Kabupaten Bandung sebagai hal yang sangat wajar. Seperti diungkapkan oleh Ketua DPD Korps Alumni KNPI Kabupaten Bandung Tubagus Topan Lesmana bahwa adanya LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) milik Bupati Bandung Dadang Supriatna dinilai wajar. Tubagus Topan Lesmana menyampaikan bahwa dengan adanya LHKPN milik bupati yang dipublikasikan akan membuat masyarakat bisa menilai secara obyektif kinerja bupati bandung ini.
Berdasarkan data laporan harta kekayaan penyelengara negara (LHKPN) sebagaimana di laman elhkpn.kpk.go.id, jumlah kekayaan Bupati yang akrab disapa DS bertambah sebesar Rp600 juta. Pada 2021 jumlah total harta kekayaan DS sebesar Rp8.884.850.872,00, sedangkan pada 2022 sebesar Rp9.492.804.928,00. Ini artinya dalam kurun setahun, jumlah harta kekayaan DS mengalami peningkatan sebesar Rp607.954.056,00 (16-10-2023).
Sungguh nilai yang besar di tengah perekonomian masyarakat yang serba sulit. Akan tetapi inilah fakta bahwa penguasa dengan mudahnya mendapatkan kekayaan, sedangkan masyarakat amat sangat kesulitan. Dalam sistem hari ini, profesi sebagai penguasa adalah profesi yang menjanjikan karena akan mendapatkan gaji besar dan fasilitas yang mewah. Hal ini yang menjadi daya tarik bagi siapa saja untuk menginginkan posisi tersebut. Padahal kondisi masyarakat saat ini, PHK sedang terjadi di mana-mana, pengurangan jam kerja, sulitnya mendapatkan pekerjaan, kebutuhan pokok yang makin mahal membuat hidup terasa makin sulit dari hari ke hari. Ketidakselarasan ini di akibatkan oleh aturan yang digunakan, yakni sesuai dengan kepentingan dan fungsi penguasa yang seolah lebih fokus pada perekonomian diri sendiri.
Berbeda dengan sistem Islam, penguasa berfungsi untuk mengurusi umat, bukan untuk memperkaya diri sendiri. Dengan ketakwaan individu, seorang penguasa muslim akan mengkhawatirkan jika kekayaannya bertambah besar, tetapi masyarakatnya masih banyak di garis kemiskinan. Sebab, ia paham bahwa setiap apa yang dimilikinya akan dipertanggungjawabkan di hari akhirat kelak. Seperti yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab ketika menjadi penguasa, beliau tidak akan tenang makan sebelum memastikan umatnya mendapatkan makanan yang layak. Sebab, satu orang saja tidak mendapatkan makanan, pasti akan mengadukan kepada Allah Swt..
Inilah penguasa yang kita rindukan, penguasa yang bukan hanya mencari kenikmatan sendiri tapi betul-betul fokus pada fungsi nya sebagai penguasa. Semua itu akan terwujud ketika semua di kembalikan pada aturan Islam. Wallahu a’lam bishawwab.
Herra
Kab. Bandung [CM/NA]