CemerlangMedia.Com — Pergaulan remaja saat ini kian meresahkan. Arus pergaulan remaja sudah masuk ke tahap kebebasan seksual. Bagaimana tidak, banyak remaja yang umurnya masih belasan sudah kehilangan kehormatannya. Dilansir dari www.liputan6.com, (6-8-2023) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat usia remaja di Indonesia sudah pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Paling muda umur 14 hingga 15 tahun tercatat sebanyak 20 persen sudah melakukan hubungan seksual.
Banyak faktor yang memengaruhi rusaknya remaja saat ini. Mulai dari pengetahuan pendidikan seksual yang kurang, faktor ekonomi demi meraih cuan, gempuran arus media yang mengandung konten seksual. Meski begitu, faktor yang paling besar adalah lemahnya keimanan remaja saat ini. Padahal benteng terakhir pertahanan manusia terhadap kemaksiatan adalah keimanan. Apa yang bisa diharapkan dari generasi yang rusak?
Memperbaiki generasi yang rusak tentu membutuhkan kerjasama. Tugas ini bukan saja dibebankan pada orang tua, tetapi negara juga punya andil yang sangat besar dalam menjaga pergaulan remaja. Bagai menangkap ikan dengan jala yang sobek seandainya negara tak berperan besar. Tak bisa menyelesaikan persoalan pergaulan remaja pada lingkup keluarga saja.
Media sosial saat ini saja banyak sekali konten yang tidak mendidik. Negara seolah tak bisa berbuat banyak pada konten-konten 17+ yang berseliweran di dunia maya. Aurat yang terbuka, konten pacaran yang makin berani, belum lagi game online yang seringkali mengandung unsur seksual. Sebut saja game roleplay yang sempat ramai dperbincangkan. Semua itu memberikan dampak negatif terhadap remaja.
Tanpa disadari, alam bawah sadar mereka merekam segala bentuk ‘seksual’. Bahayanya, hal ini menjadi pencetus para remaja untuk mendekati pergaulan yang lebih bebas seperti seks bebas.
Selanjutnya, edukasi seksual yang dicanangkan pemerintah seharusnya menitikberatkan kepada keimanan. Dengan begitu, remaja akan senantiasa diawasi dan dengan kesadaran menjauhi segala bentuk kemaksiatan atas dasar pemahaman mereka pada konsep halal dan haram. Jelas, hanya Islamlah pengendali paling kuat dalam melindungi generasi kita dari gempuran arus kebebasan remaja. Wallahu a’lam bisshawwab
Isti Rahmawati, S.Hum.
Bandung [CM/NA]