CemerlangMedia.Com — Terungkap kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di kawasan Tambora, Jakarta Barat. Kali ini melibatkan seorang ibu kandung yang menjual bayinya kepada pihak lain. Awalnya, ibu dari jabang bayi tersebut mengalami kesulitan untuk memperoleh biaya persalinan. Kemudian tersangka menawarkan bayaran untuk membeli bayi tersebut seharga Rp4 juta dengan pembayaran awal 1,5 juta. Namun, setelah beberapa bulan, sisa uang yang dijanjikan tidak kunjung dibayar. Lantaran merasa tertipu, ibu bayi pun melaporkan tersangka ke Polsek setempat (24-2-2024).
Dari laporan tersebut terungkaplah kasus TPPO bayi lainnya. Polisi menggerebek rumah penampungan bayi di Kota Bandung dan menemukan 4 bayi lainnya yang juga menjadi korban TPPO. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengungkapkan bahwa para ibu yang menjual bayi umumnya berasal dari kelompok rentan secara ekonomi.
Fenomena yang tentunya mengiris hati. Para ibu tega menjual anaknya sendiri dengan harga yang tidak seberapa. Belum lagi, banyak juga berita ibu yang membvnvh anaknya sendiri. Kasus semacam ini begitu menjamur. Kiranya apa yang bisa menyebabkan hal ini terjadi?
Jika ditelusuri, mayoritas faktor pemicu tindakan tersebut adalah alasan ekonomi. Ya, kesempitan hidup dan kesulitan ekonomi perlahan-lahan mengikis naluri keibuan para wanita. Di saat mengalami kesulitan ekonomi, para ibu tidak memiliki support system dari keluarga ataupun suami yang baik sehingga para ibu menjadi mudah menyerah. Sangat jauh gambarannya dari seorang ibu ideal yang seharusnya memberikan kasih sayang dan perlindungan terhadap anaknya.
Para ibu tidak pula dibentengi dengan landasan keimanan yang kuat sehingga ketika ada ujian hidup menghadang, para ibu menjadi putus harapan. Ya, keimanan adalah benteng terakhir dalam menghadapi tantangan era ini. Sejatinya, setiap anak manusia yang hidup di muka bumi ini sudah dijamin rezekinya oleh Allah Swt..
Kalaupun ada ujian hidup yang menghadang, toh Allah sudah menjanjikan jalan keluar dan bahwa Allah Ta’ala tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Keyakinan seperti ini yang belum tertanam dalam hati dan benak para ibu. Oleh karena itu, mereka tega melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan terhadap anak mereka sendiri.
Namun, sebenarnya, letak akar masalahnya bukan di situ. Ada hal lain yang lebih besar dan berkontribusi dalam bobroknya kualitas ibu saat ini, yakni tidak diterapkannya hukum Ilahi. Sistem buatan manusia yang digunakan saat inilah yang melahirkan berbagai permasalahan hidup, yakni sistem kapitalisme. Kapitalisme melahirkan rantai ekonomi bobrok di negeri ini, menciptakan masyarakat yang abai terhadap sesama, dan individu yang jauh dari keimanan.
Sebaliknya, hanya dengan penerapan aturan Islam sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan setiap individu warga negara. Dalam bingkai kehidupan Islam jugalah terwujudnya kehidupan masyarakat yang berlomba-lomba untuk saling tolong-menolong. Pun, individu yang memiliki keimanan kuat hanya mampu tercipta melalui penerapan Islam afah. Wallahu a’lam.
Fakihah Farhah Faridaashri [CM/NA]
Views: 6






















