CemerlangMedia.Com — Saat peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) Jumat (23/6/2023), Wali Kota Padang Panjang H. Fadly Amran mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersinergi memerangi kejahatan narkoba. Kegiatan tersebut berlangsung di Gor Banca Laweh (25-6-2023).
Upaya pencegahan penyalahgunaan barang haram seperti narkoba, memang nyatanya tidak bisa dilakukan jika hanya melibatkan aparat pemerintah seperti BNN saja. Perlu adanya kerja sama dengan berbagai pihak untuk pemberantasan kasus tersebut. Sekalipun berbagai program telah di rancang, seperti Kelurahan Bersih Narkoba, Sekolah Bersih Narkoba, dan masih banyak upaya-upaya lainnya, tetapi belum mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi.
Lebih lanjut, setelah ditelusuri beberapa penyebab seseorang memutuskan memakai barang haram sejenis narkoba adalah keinginan untuk mencoba, ingin tampil beda, kurang percaya diri, pengaruh lingkungan, pergaulan yang salah, dan sebagainya. Nah, yang harus diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat, salah satu dari efek penyalahgunaan narkoba adalah penurunan kesadaran, bahkan berujung hilangnya ingatan. Selain tidak baik bagi kesehatan si pengguna, narkoba juga dapat menghancurkan masa depannya. Parahnya lagi, sanksi sosial yang juga diterima oleh pihak keluarga yaitu dikucilkan dari lingkungan masyarakat tempat tinggalnya.
Dan ternyata, selain dari banyaknya para pengguna narkoba tersebut, salah satu alasan lainnya yang membuat makin maraknya peredaran narkoba di Sumbar ternyata dipicu oleh kondisi ekonomi yang lemah di kalangan masyarakat. Oleh karenanya, tak ada cara lain, rakyat berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu dengan usaha barang haram tersebut. Lebih mengejutkan, ternyata Provinsi Sumbar memang sudah menjadi daerah transit bagi peredaran narkoba terhitung sejak adanya kasus pandemi Covid-19.
Lagi-lagi ini adalah bukti dari abainya negara akan nasib umat. Negara tidak menyediakan cukup lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal, justru yang terjadi malah PHK besar-besaran. Mirisnya lagi tenaga kerja asing malah menjamur. Pada kondisi ini, sesungguhnya negara berpihak kepada siapa?
Oleh karena itu, masyarakat membutuhkan negara yang berpihak kepada kepentingan rakyat dan bukan sebaliknya begitu loyal kepada pihak asing. Sepatutnya negara menyadari adanya berbagai problem yang ada saat ini adalah merupakan buah dari sebuah sistem kapitalisme yang hanya berasaskan materi semata. Seluruh kebijakan yang dibuat sekalipun menyengsarakan rakyat jika di dalamnya terdapat sebuah keuntungan materiel maka tentu akan diambil dan disahkan.
Peran negara seolah hanya penyambung lidah dari para kapital yang notabene kehadiran mereka adalah untuk merongrong kedaulatan negara. Sesungguhnya hanya ada satu sistem yang paling benar di muka bumi ini yaitu Islam karena seluruh aturannya berasal dari Allah, Sang Pencipta. Berbeda dengan kapitalisme yang semua peraturan di buat oleh manusia, makhluk yang sudah dipastikan memiliki banyak kekurangan dan suka melampaui batas. Pertanyaannya, bagaimana bisa manusia dengan segala keterbatasannya dibiarkan merancang sebuah aturan yang diperuntukkan untuk mengatur hajat hidup orang banyak?
Rina Herlina
Payakumbuh, Sumbar [CM/NA]