CemerlangMedia.Com — Bekasi merupakan pusat industri terbesar di Asia Tenggara yang menjadi target renyah oleh penguasa kapitalis. Pabrik mobil listrik Hyundai Energy resmi dibangun di kawasan Cikarang Pusat, lebih tepatnya di Greenland International Industrial Center (GIIC). Presiden Hyundai mengatakan bahwa keberadaan mobil listrik ini sangat baik untuk melengkapi rantai pasok kendaraan listrik di Indonesia guna berkontribusi terhadap lingkungan dan transisi energi (01/06/2023).
Secara terang-terangan, PJ Bupati bekasi Dani Ramdan mengapresiasi proyek besar tersebut dan berbangga diri karena Bekasi dipilih oleh Hyundai sebagai lokasi investasi. Proyek ini tentu didukung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan beliau berharap agar Hyundai segera merilis bus listrik sebagai alat transportasi umum di Indonesia (31/05/2023).
Terlihat sebagai proyek yang menakjubkan jika kita tidak berpikir secara mendalam dampak dari adanya kendaraan listrik tersebut. Kendaraan listrik yang digunakan di Indonesia tercipta dari bahan bakar yang tidak ramah lingkungan yakni terbuat dari batu bara yang bisa menghasilkan emisi karbon, limbah yang mengandung racun, pencemaran sampah, dan pencemaran udara. Banyak sekali kerugian lingkungan yang didapat dari proyek kendaraan listrik. Sehingga kita berhak untuk menolak adanya proyek tersebut.
Kita juga perlu menelisik lebih dalam bahwa investasi dalam kapitalisme adalah kedok dari penjajahan. Penguasa kapitalis akan mengeruk SDA secara cuma-cuma dan menguasai pangsa pasar. Mereka akan memperoleh banyak keuntungan melalui jalan investasi yang ada di Indonesia.
Sedangkan dalam aturan Islam, pasar tidak boleh dikuasai oleh swasta dan investasi diatur oleh syariat Islam. Negara akan bertanggung jawab penuh terhadap kebutuhan rakyat dan negara dalam Islam tidak menjalankan hubungan muamalah dengan asing dan aseng kecuali dalam kondisi darurat. Investasi dengan pihak asing dan aseng akan menimbulkan kerugian pada kas negara sehingga negara dalam Islam tidak memberikan izin untuk bermuamalah dengannya. Aturan dalam Islam tercipta semata-mata hanya untuk kesejahteraan warga negaranya.
Dengan demikian, kita sebagai umat muslim tidak boleh bahagia dengan adanya proyek investasi, karena itu adalah kedok dari sebuah penjajahan!
Angesti Widadi
Bekasi [CM/NA]