Oleh. Novida Sari, S.Kom.
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — Entah apa yang ada di pikiran vokalis Band asal Inggris The 1975, Matty Healy sehingga pemerintah Malaysia mem-banned grup band mereka. Healy membuat publik geram karena tindakan amoralnya di atas panggung pada Jumat (23-7-2023) lalu. Bahkan tanpa sungkan, Healy yang perform di acara Good Vibes Festival 2023 memegang botol minuman keras dan mengecam undang-undang anti-L687 yang berlaku di Malaysia dengan kata-kata yang kotor (newsdetik.com, 23-7-2023).
Healy memang sering membuat publik geram, selain aksi heboh di Malaysia kemarin, Healy telah beberapa kali mengolok-olok Islam. Pada 2014 misalnya, ia mengklaim di kanal sosial media (sosmed) Twitter, bahwa ISIS dan Islam itu sama. Ia menyebut dirinya Atheis sehingga banyak pihak yang menudingnya pengidap islamofobia. Oleh karena ke-Atheis-annya ini, healy menyudutkan Islam dan menyebar narasi buruk tentang Islam (ameera.republika.co.id, 25-7-2023). Kok bisa ya, ada orang yang segitunya menuding orang lain homofobia, tetapi ia sendiri islamofobia?
Kebebasan yang Kebablasan
Sobat muslimah, negara demokrasi sekuler kapitalisme memegang 4 pilar kebebasan, kebebasan berakidah, berperilaku, berpendapat, dan kepemilikan. Keempatnya bebas dikelola oleh individunya. Jadi tidak heran ya, Sob, sering sekali ditemukan berulangnya aksi islamofobia khususnya oleh negara Barat atas nama kebebasan.
Kampanye L687 dan tudingan Malaysia sebagai homofobia/ L687’s fobia oleh Band The 1975 sungguh merupakan kebebasan yang kebablasan. Bahkan dengan sombongnya, Healy menganggap tidak ada gunanya jika sebuah negara mengundangnya konser lantas mengatur personelnya bisa berhubungan seksual dengan siapa saja (kompas.tv, 22-7-2023).
Demi Performative Activism
Beberapa pihak menuding kampanye L687 dan aksi Healy dengan Ross di atas panggung merupakan aksi performative activism. Sebuah tindakan untuk menaikkan rating seseorang di sosmed. Sebuah alasan yang dilakukan untuk menaikkan perform untuk dirinya sendiri. Orientasi performative activism memang berorientasi pada pertunjukan sehingga aktivitasnya bergantung pada gerakan simbolis.
Jika tidak ikut menyampaikan dukungan, maka akan dianggap tidak memiliki empati. Oleh karenanya, langkah ini menjadi langkah praktis yang digunakan oleh publik figure dan otomatis performanya meningkat. Apalagi Barat hari ini tengah memberikan pentas bagi pegiat L687, bahkan sampai ke level pendidikan dan diplomasi dari negara adidaya, Amerika.
L687 Menyimpang dan Merusak
Salah besar jika ada yang mengamini pernyataan bahwa L687 itu fitrah. Narasi adanya “gen gay” adalah akal-akalan kaum pelangi yang telah dibantah oleh ilmuwan. Oleh karenanya, dapat dipastikan bahwa L687 bukan fitrah, tetapi malah menyimpang dari fitrah. Secara medis, tidak akan mungkin organ dan sistem reproduksi laki-laki dan perempuan dapat diganti-ganti dan ketika manusia memaksakan untuk mengubahnya, tetap saja peran perempuan sebagai pemilik rahim dan sel telur tidak mampu digantikan, begitu juga dengan pria yang khas memiliki sel sperma.
Allah Swt. telah mengatakan di dalam surah An Nisa ayat 1, bahwa Allah telah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk memperoleh keturunan. Oleh karenanya, pasangan gay atau lesbong alias lesbian nggak bakal punya keturunan sehingga jika ingin punya anak, pasangan-pasangan menyimpang ini akan mengadopsi anak atau nyewa rahim orang lain. Nah, tindakan ini malah merusak nasab lho, Sob.
Di samping itu, perilaku L687 ini juga terbukti menghasilkan penyakit kelamin. Tak jarang pelakunya mati karenanya. Catatan kemenkes menyebutkan sebanyak 20.783 orang terkonfirmasi sifilis di sepanjang 2022, paling banyak ditemukan pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) sebanyak 28% (katadata.co.id, 15-5-2023).
Sikap Islam pada L687
Perilaku menyimpang dan merusak L687 bukanlah hal yang baru. Umat yang pertama kali melakukan hubungan sejenis (liwath) ini adalah umatnya Nabi Luth as.. Sebagaimana yang Allah Swt. beritakan di dalam surah Al-A’raf ayat 80-81, Allah Swt., mengazab pelaku L687 dan pendukung-pendukungnya.
Islam tidak mengakui dan menerima perilaku kaum Sodom, bahkan Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja yang menjumpai kaum yang melakukan perbuatan kaum Luth, bunuhlah pelaku maupun pasangannya.” (HR Abu Dawud)
Dengan demikian, jelas keharaman perilaku L687 dan berbagai upaya untuk mewujudkan keharaman tentu saja hukumnya juga haram. Islam akan menjatuhkan sanksi tegas bagi pelaku L687 juga provokator L687 sehingga mereka tidak lagi memiliki mimpi untuk promosi kemaksiatan dengan leluasa.
Khatimah
Namun, sanksi tegas Islam bagi pelaku, provokator, dan pendukung L687 tidak akan pernah terealisasi, jika sistem yang diterapkan masih demokrasi sekularisme. Kebebasan (liberalisme) akan terus menjadi-jadi. Hanya institusi Islam dalam naungan Khil4f4h-lah yang akan memberangus tindakan amoral dan merusak ini.
Oleh karena itu, pemuda bersama umat harus memperjuangkan kembali tegaknya Khil4f4h yang bermanhaj kenabian, seperti yang dijanjikan oleh Rasulullah saw.. Janji Rasulullah saw. adalah sesuatu yang pasti terwujud. Hanya saja, penentuan posisi pemuda hari ini harus betul-betul menceburkan diri untuk memperjuangkannya bersama dengan kelompok ideologis yang juga rindu akan penerapannya.
Alhasil, boro-boro menyerukan tudingan homofobia, menunjukkan perilaku menyimpang itu sendiri akan jauh panggang dari api karena institusi Khil4f4h hadir untuk menjaga akidah, aqliyah (pola pikir) dan juga nafsiyah (pola sikap) warga negaranya. Wallahu a’lam [CM/NA]