Perang Sarung Bikin Limbung

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Choirin Fitri

Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com

CemerlangMedia.Com — Jika ada yang bilang sarung, otomatis pikiran kita akan tertuju pada laki-laki. Kain berbentuk tabung yang dipakai kaum Adam untuk menutup tubuh bagian pinggang ke bawah. Iya atau enggak?

Pikiran kita ini dibenarkan oleh kamus online Wikipedia. Di sana kita bisa dapati arti sarung adalah sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini arti dasar yang berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan yes! Dalam pengertian busana internasional, sarung (sarong) berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah). Sama aja ‘kan?

Yup, sarung ini emang jadi ikon fashion di kalangan pria muslim untuk menutupi aurat mereka. Tahu dong ya batasan aurat laki-laki? Enggak tahu? Waduh?

Aurat adalah bagian tubuh yang enggak boleh dilihat oleh orang lain. Merujuk pada hadis riwayat Ahmad, aurat laki-laki dibatasi antara pusar sampai lutut.

Rasulullah saw. bersabda:

فَإِنَّ مَا تَحْتَ السُّرَّةِ إِلَى رُكْبَتِهِ مِنَ الْعَوْرَةِ

“Karena di antara pusar sampai lutut adalah aurat.” (HR. Ahmad)

Pemahaman inilah yang menjadi landasan saat hendak melaksanakan salat, kaum Adam mengenakan kain yang dikenal bernama sarung. Di negeri +62 ini enggak bakal sulit menemukan sepotong kain ini. Bahkan, bisa memilih jenis kain maupun motif beragam. Mulai polosan, kotak-kotak, garis-garis, hingga batik ada. Tinggal pilih.

Sarung pun sekarang enggak hanya berbentuk tabung saja. Ada modifikasi yang cukup unik dan menarik untuk dipakai. Sarcel, sarung celana. Udah punya belum nih kaum Adam?

Modifikasi sarung jadi sarcel sih enggak ada masalah ya? Malah membuat pemakainya enggak pakai ribet. Namun, ada sarung yang dimodifikasi jadi senjata. Kok bisa?

Yup, sarung yang memang terbuat dari selembar kain ini bisa jadi cemeti alias pecut. Dengan cara tertentu bentuk sarung yang awalnya selembar kain lebar dijadikan senjata untuk melecut orang. Parahnya bisa digunakan untuk perang.

Perang sarung jadi viral di tengah bulan suci Ramadan. Bulan yang harusnya digunakan maksimal untuk beribadah, eh bisa-bisanya digunakan untuk perang. Antar sesama muslim lagi. Antar teman juga. Miris!

Emang sih awalnya mungkin hanya main-main untuk mengisi waktu jelang tarawih atau setelahnya atau saat jam sahur. Namun, dalam perkembangannya jadi senjata perang antar genk. Kok bisa?

Fakta bicara bahwa sarung dimodifikasi sedemikian rupa. Ada yang diisi batu atau senjata tajam untuk melukai lawannya. Parahnya di banyak berita menyatakan sudah ada korban luka-luka hingga jiwa yang melayang gegara perang sarung ini. Innalillahi wa innailaihi raajiiuun.

Sungguh miris banget melihat kondisi generasi muda saat ini. Mereka enggak paham esensi bulan mulia Ramadan untuk meningkatkan takwa. Bukan untuk berhuru-hara hingga timbul korban luka atau jiwa.

Ini tugas besar buat keluarga untuk membentengi putra-putri generasi masa depan agar tak terjebak kemaksiatan di bulan mulia. Peran masyarakat pun dibutuhkan. Jika masyarakatnya abai plus membiarkan kemaksiatan ini terus berlangsung, efeknya generasi muda bakal rusak.

Penguasa juga punya peran paling penting. Generasi muda telah balig. Selain diberikan edukasi syariat Islam yang membuat mereka makin taat, sanksi yang ditegakkan pun harus memberikan efek jera. Jangan hanya sekadar tangkap, diberi penyuluhan ala kadarnya lalu dilepaskan. Efeknya tentu bakal banyak generasi muda yang terjebak pada kemaksiatan.

So, yuk sama-sama pahami Islam dan menegakkannya dalam kehidupan! Jangan biarkan esensi kemuliaan bulan Ramadan ternoda gegara kemaksiatan yang sementara!Oke? [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *