Oleh: Nur Rahmawati
(Penulis dan Pemerhati Remaja)
CemerlangMedia.Com — Sob, siapa sih, yang enggak pernah merasakan jatuh hati? Semua orang pasti merasakannya. Jatuh hati alias jatuh cinta adalah perasaan suka atau sayang yang timbul karena terpikat dan menyayangi seseorang. Perasaan ini merupakan naluri yang memang Allah anugerahkan kepada setiap insan. Jadi, enggak ada salahnya rasa ini terjadi pada Sobat semua.
Tahu enggak, ternyata jatuh cinta ada manfaatnya, lo? Dari segi medis, jatuh cinta dapat menurunkan rasa cemas, mempercepat penyembuhan luka, meredakan stres, membantu meredakan rasa sakit, dan banyak lagi. Wah, luar biasa ya, Sob! Jadi, sudah siap jatuh cinta, nih? Eits, tunggu dulu, Sobat! Pada tahu enggak, jatuh cinta ternyata ada efek samping yang luar biasa jika salah dalam menyalurkannya.
Yups! Efek samping tersebut akan berdampak mulai dari kesehatan mental yang terganggu sampai dengan hilangnya nyawa, lo kok bisa? Iya, bisa. Banyak lo, kejadian yang sudah-sudah, seperti si cewek dihabisi pacarnya sendiri sebab minta dinikahi karena hamil. Wah, kalau ini bukan efek samping lagi, tetapi efek berat malahan!
Sob, kamu kudu hati-hati jika rasa cinta mulai menghinggapi perasaan kamu! Jika dilihat remaja saat ini, rata-rata sudah pada punya pacar. Betul apa benar? Bahkan, merasa terasingkan jika belum punya pacar. Wah, itu enggak benar, Sob! Allah Swt. telah melarang kita pacaran, sebab terkategori mendekati zina. Dalam surah Al-Isra Ayat 32,
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
Nah tuh, enggak boleh kan kata Allah! Memang sangat jarang remaja masa kini enggak merasakan cinta, apalagi pendukung untuk rasa itu hadir banyak banget, mulai dari sosmed, pergaulan bebas, bahkan enggak ada aturan pelarangan untuk jatuh hati. Jatuh hati alias jatuh cinta memang enggak salah, tetapi yang salah adalah cara menyalurkan rasa itu. Lantas, cara apa yang boleh? Nah, ada yang tahu enggak, nih? Jadi begini!
Islam adalah agama yang sempurna dan hebat, lo! Agama yang mampu memberikan solusi atas segala persoalan hidup, termasuk solusi bagaimana menyalurkan rasa cinta atau naluri berkasih sayang yang Allah anugerahkan.
Pertama, menundukkan pandangan. Jika kamu belum siap untuk menikah, Islam memberi solusi agar kamu menundukkan pandangan. Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya untuk menundukkan pandangan kepada yang bukan mahramnya. Hal ini tentu akan menjaga dirinya dari perbuatan dosa sebab nafsu yang ada pada dirinya. Sebagaimana firman Allah Swt.,
قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang mereka perbuat.” (QS An-Nur: 30).
Kedua, menikah. Dengan menikah, semua perasaan rindu, sayang, dan cinta kamu jadi halal, Sob! Menikah merupakan ibadah luar biasa yang menyelamatkan separuh dari agama kita. Rasulullah saw. bersabda:
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman).
Upaya yang dilakukan menuju jenjang pernikahan, yakni dengan taaruf, bukan pacaran. Sebab taaruf adalah cara yang dibolehkan dalam Islam, yaitu dengan mengenal calon suami atau istri melalui perantara seperti mahram kita.
Ketiga, berpuasa adalah cara Islam buat kamu-kamu yang belum juga siap untuk menikah, bukankah menikah mampu meredakan nafsu yang gak seharusnya sehingga Sobat semua selamat dari jeratan nafsu yang akan membawa ke lembah hitam zina. Rasulullah saw. bersabda,
يا معشر الشباب، من استطاع منكم الباءة فليتزوج؛ فإنه أغض للبصر، وأحصن للفرج، ومن لم يستطع فعليه بالصوم؛ فإنه له وِجَاءٌ».
“Wahai para pemuda! Siapa di antara kalian yang telah mampu menikah, maka hendaklah ia segera menikah karena hal itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barang siapa belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa karena puasa itu menjadi tameng baginya (meredam syahwatnya).” (Hadis sahih-Muttafaq ‘alaih).
Keempat, memanfaatkan masa mudamu dengan beribadah kepada Allah Swt.. Jika kita belum siap untuk menikah, bukan berarti pacaran yang diambil untuk dijadikan solusi menjalin hubungan, tetapi manfaatkan waktu mudamu untuk berprestasi dan melakukan banyak hal yang lebih bermanfaat, seperti menciptakan sebuah karya dalam bentuk buku, membentuk perkumpulan atau organisasi pemuda yang membahas tentang keagamaan, dan banyak lagi.
Nah, gimana, Sob, sudah pada setuju kan, kalau pacaran bukan cara yang tepat untuk menyalurkan rasa suka, cinta, atau sayang? Kecuali, pacarannya setelah menikah. Manfaatkan masa muda dengan memperbanyak amal saleh yang akan membuat diri kita bukan lagi menjadi remaja toxic, tetapi remaja yang banyak manfaat bagi sesama. Yakinlah, dengan Islam kalian akan menjadi remaja berkualitas dan punya wibawa di mata Allah Swt. dan tentunya di hadapan manusia juga. Yuk, hindari pacaran dan jadi remaja cerdas dengan Islam! [CM/NA]