The Best Style for Me

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Novida Sari, S.Kom.
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Apa kabar, Bestie? Pernah liat atau denger, street style fashion week yang sempat viral di Citayam, gak? Nah, Citayam fashion week ini ternyata menular ke daerah lain hingga ke mancanegara, lo. Gimana gak, ya, Sob, gaya sobat muda dalam fashion week ini tergolong nyentrik. Mereka nongkrong sambil melakukan peragaan busana di jalanan. Tanpa desainer tertentu, mereka itu sendiri yang nge-mix max gayanya. Sebenarnya, ini gimana ya, menurut pandangan Islam?

Ranah Pakaian di Kehidupan Umum dan di Kehidupan Khusus

Bestie, gaya berpakaian sobat muda pada fashion week itu boleh aja, lo, dikenakan. Dengan syarat, dipakai di kehidupan khusus. Rasulullah saw. telah menjelaskan terkait dengan kehidupan khusus dalam sabdanya yang mulia,

ومن ادخل عينيه في بيت بغير إذن اهله فقد دمر
Artinya: “Dan siapa pun yang kedua matanya memasuki rumah tanpa seizin pemiliknya, maka ia telah merusak.” (HR At Tahbrani dari Abi Umamah).

Dari sini dapat dipahami bahwa suatu kehidupan yang orang lain tidak bisa mengakses kehidupan perempuan yang ada di suatu rumah, kecuali mahram para perempuan yang juga menjadi penghuni suatu rumah. Oleh karenanya, hadis di atas mengandung pelarangan untuk mengedarkan pandangan ke dalam rumah, apalagi memasukinya tanpa izin. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kehidupan khusus itu merupakan tempat hidupnya perempuan di rumahnya dengan anggota keluarganya di rumah tersebut.

So, dalam kehidupan khusus ini, kewajiban menutup aurat hanya sekadar menutupi batasan aurat, seperti yang masyhur diketahui dalam Mazhab Syafi’i, antara pusar dan lutut. Sementara perempuan memakai pakaian yang disebut dengan mihnah ataupun pakaian rumah, boleh berupa daster, baju tidur, pakaian atasan bawahan berupa rok atau celana. Akan tetapi, ini hanya di kehidupan khusus.

Sementara di kehidupan umum yang menjadi tempat hidup kita dengan anggota masyarakat, di desa, di kota, di jalan, tidak bisa lo, kita sembarang pakai pakaian seperti di fashion week itu. Ada aturan tersendiri, khususnya bagi kita, nih, kaum muslimah yang cantik, gaya, dan penuh energi.

Allah Swt. telah memberikan fashion terbaik untuk kita, berupa dua potong pakaian sebelah atas dan bawah. Yuk, kita cek sama-sama!

Di sebelah bawah, kita kudu pakai jilbab, Bestie. Nah, jilbab di sini bukanlah kerudung yang dikenal masyarakat luas hari ini, ya, Bestie. Melainkan jilbab secara syar’i yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam surah Al-Ahzab ayat ke-59,

يٰۤـاَيُّهَا النَّبِىُّ قُلْ لِّاَزۡوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَآءِ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ يُدۡنِيۡنَ عَلَيۡهِنَّ مِنۡ جَلَابِيۡبِهِنَّ ؕ ذٰ لِكَ اَدۡنٰٓى اَنۡ يُّعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا
Artinya: “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Lihat tuh, Bestie, Allah menggunakan kata جَلَابِيۡبِهِنَّ yang merupakan jamak dari kata jilbab. Jadi, jilbab itu merupakan busana terusan (bukan potongan) yang longgar, fungsinya untuk menutupi pakaian mihnah atau pakaian rumah seorang perempuan.

Syekh ‘Atha bin Khalil Abu Ar-Rasytah, seorang ulama Palestina, penulis kitab Taysir Al-Wushul Ila Al-Ushul, menjelaskan definisi jilbab syar’i, sebagai berikut:

الْجِلْبَابُ هُوَ ثَوْبٌ وَاسِعٌ فَوْقَ مَلاَبِسِهَا الْمُعْتَادَةِ يُرْخىَ إِلىَ أَسْفَلَ حَتىَّ الْقَدَمَيْنِ
Artinya: “Jilbab itu pakaian longgar di atas baju rumahnya (perempuan) yang biasa dipakai, yang terulur hingga ke bawah hingga kedua mata kaki.”

Penggunaan jilbab syar’i dalam kehidupan umum juga dijelaskan dalam sebuah hadis dari Ummu ‘Athiyyah ra.,

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ، قالَتْ: أَمَرَنَا رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنْ نُخْرِجَهُنَّ في الفِطْرِ وَالأضْحَى، اَلْعَوَاتِقَ، وَالْحُيَّضَ، وَذَوَاتِ الخُدُورِ، فأمَّا الحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلَاةَ، وَيَشْهَدْنَ الخَيْرَ، وَدَعْوَةَ المُسْلِمِينَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إحْدَانَا لاَ يَكُوْنُ لَهَا جِلْبَابٌ، قَالَ: لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِن جِلْبَابِهَا
Artinya: “Dari Ummu ‘Athiyah ra., dia berkata,”Rasulullah saw. telah memerintahkan kami (kaum wanita) untuk keluar rumah pada Hari Raya Idulfitri dan Iduladha, baik gadis-gadis yang baru balig, wanita-wanita yang sedang haid, maupun gadis-gadis pingitan. Adapun kaum wanita yang sedang haid, mereka tidak ikut salat, tetapi mereka menyaksikan kebaikan dan mendengarkan dakwah untuk kaum muslimin.” Aku (Ummu ‘Athiyah ra.) berkata, ‘Wahai Rasulullah, salah seorang wanita dari kami tidak mempunyai jilbab.’ Maka Rasulullah saw. bersabda, ‘Hendaklah saudaranya sesama muslimah meminjamkan jilbabnya kepadanya.'” (HR Al Bukhari no. 980; Muslim no. 883).

Gimana, Bestie, keliatan, kan, ternyata pakaian perempuan muslimah itu berbeda antara kehidupan khusus dan kehidupan umum. Sekarang tinggal kita sendiri yang memilah, sesuai dengan tempat kita beraktivitas.

Sementara pakaian sebelah atas itu dinamakan dengan khimar (kerudung), sebagaimana yang Allah sebutkan dalam surah An-Nisa ayat ke-31,

وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
Artinya: “…Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dadanya…”

Kata بِخُمُرِ ini merupakan jamak dari khimar. Khimar itu merupakan kerudung, yaitu apa-apa yang dapat menutupi kepala (maa yughaththa bihi ar-ra`su). (Tafsir Ath Thabari, 19/159; Ibnu Katsir 6/46; Ibnul ‘Arabi Ahkamul Qur`an 6/65 ).

Style Terbaik

Sebagai muslim, kita yakin Islam hadir untuk memberikan yang terbaik menurut versinya Allah Swt. Sang Pencipta kita. Ketika ajaran Islam dikerjakan, kita akan mendapatkan ketenangan dan pahala yang besar di sisi Allah, meskipun mungkin tidak seluruh dunia mau merealisasikannya.

Namun, sebagai pemuda smart, kita tahu pasti, hidup bukan hanya sekadar bergaya-gaya semau gue. Oleh karenanya, dalam berpakaian pun kita yakin akan yang Allah pilihkan.

Meskipun, ya, Bestie, banyak pihak di luar sana yang mengatakan Islam itu ketinggalan zaman dan gak up to date. Padahal, ya, kalau jujur membandingkan pakaian, maka di zaman manusia purba itulah yang malah mirip dengan mereka yang katanya modern hari ini. Iyap, serba terbuka karena mungkin waktu itu belum ditemukan mesin pintal, mesin jahit, juga tenaga konveksi seperti hari ini.

Justru Islam hadir setelah masa-masa purba dan masa jahiliah yang serba terbuka itu. Harusnya bangga, dong, ternyata pakaian kita itu justru paling upgrade dibandingkan semua budaya yang ada di dunia. Yakin banget, dong, kalau pakaian yang ditentukan oleh Islam ini menjadi style terbaik untuk kita gunakan sehari-hari. Wallahu a’lam bisshawwab [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *