Dalam perspektif Islam, keluarga memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, sistem pendidikan Islam membentuk kepribadian yang kuat untuk menciptakan keluarga yang bahagia.
CemerlangMedia.Com — Perceraian adalah fenomena sosial yang makin sering terjadi di masyarakat. Hal ini bahkan menjadi tren di kalangan anak-anak muda. Data dari akhir Agustus 2025 menunjukkan bahwa kata kunci “cerai” mencapai angka pencarian tertinggi dalam setahun terakhir (07-11-2025).
Perceraian disebabkan oleh banyak faktor, termasuk perselisihan, kondisi ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan, dan lain-lain. Ini mencerminkan kurangnya pemahaman masyarakat tentang arti pernikahan. Keluarga, yang seharusnya menjadi tempat keamanan dan sumber kekuatan, sekarang malah menjadi sumber konflik dan kesedihan.
Dampak perceraian tidak hanya dirasakan oleh orang tua yang berpisah, tetapi juga oleh anak-anak yang menjadi korban tidak langsung. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak harmonis cenderung menghadapi masalah emosional, psikologis, dan sosial yang serius. Mereka lebih rentan terhadap stres, depresi, dan perilaku negatif lainnya.
Pengaruh paradigma sekuler yang berbasis kapitalisme dalam pendidikan, interaksi sosial, dan ekonomi politik telah membuat ketahanan keluarga dan generasi menjadi lemah. Ini melahirkan nilai-nilai dan perilaku bebas yang merajalela di masyarakat, baik secara langsung maupun di media sosial.
Sistem ini menetapkan standar kebermanfaatan yang berfokus pada aspek materi. Akibatnya, banyak pasangan yang menikah tidak dengan tujuan untuk meningkatkan ibadah, melainkan untuk memuaskan nafsu dan mendapatkan keuntungan.
Dalam perspektif Islam, keluarga memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, sistem pendidikan Islam membentuk kepribadian yang kuat untuk menciptakan keluarga yang bahagia.
Kelemahan dalam masyarakat dipicu oleh rapuhnya institusi keluarga yang ada. Namun, perlu diingat bahwa membangun keluarga yang kuat memerlukan dukungan dari sistem yang kokoh, salah satunya dari sektor pendidikan.
Namun, pendidikan dalam keluarga harus dilengkapi dengan kurikulum formal yang diterapkan oleh negara. Ini penting untuk membentuk kepribadian yang mampu mengharmoniskan cara berpikir dan sikap.
Namun, ketahanan keluarga dan generasi yang kuat tidak mungkin terwujud dalam sistem sekuler berbasis kapitalisme. Hanya dengan sistem interaksi Islamlah, hubungan dalam keluarga dan masyarakat dapat tetap harmonis berdasarkan ketakwaan.
Wallahu a’lam bisshawab.
Rostia Mile
Nabire, Papua Tengah [CM/Na]
Views: 4






















