Siapa Untung dan Rugi dalam Polemik Kuota Haji?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

#30HMBCM

 

 

CemerlangMedia.Com — Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke lima. Setiap muslim pastinya ingin menunaikan ibadah tersebut. Namun, untuk melaksanakan ibadah haji tidak mudah, harus mampu baik secara fisik maupun secara finansial. Jika sudah siap secara fisik dan finansial, para calon jemaah haji masih harus menunggu antrean untuk pergi haji.

Hal itu karena adanya pembatasan kuota untuk calon jemaah haji. Namun, saat ini Kabupaten Bekasi mendapatkan tambahan kuota haji 2026 menjadi 3.500 orang dari 2.100 sehingga masa tunggu turun menjadi sekitar 26,4 tahun. Kemenag Bekasi menyebutkan kenaikan ini mengikuti regulasi baru UU 14/2025, meski data jemaah rinci dari Kanwil Jabar masih menunggu (Kompas.com, 12-11-2025)

Tambahan kuota haji bagi Kabupaten Bekasi merupakan kabar yang gembira bagi warganya. Namun, hal ini menjadi kabar yang tidak menyenangkan bagi daerah yang kuotanya dipangkas. Adapun kelompok yang rentan dirugikan bagi daerah yang kuotanya dipangkas, yaitu calon jemaah haji yang berpenghasilan menengah ke bawah, serta lansia berisiko tetap terdesak oleh data yang tidak sinkron, antrean panjang, dan akses yang semakin mahal.

Sementara yang diuntungkan dari penambahan kuota haji hanya daerah tertentu dan jemaah yang bermodal tinggi. Dengan kenaikan kuota di wilayah tertentu dan kelangkaan kuota nasional menciptakan ruang bagi travel premium, jalur cepat berbayar, serta aktor politik-birokratis yang mampu mempengaruhi alokasi.

Dalam sistem kapitalis, semua bisa jadi ladang bisnis asalkan menguntungkan bagi diri dan kelompoknya. Bagi calon jemaah haji yang memiliki modal besar, bisa melakukan ibadah haji lewat jalur Haji Furoda.

Haji Furoda adalah ibadah haji yang menggunakan visa mujamalah, yaitu undangan khusus dari Pemerintah Arab Saudi, bukan melalui kuota resmi pemerintah Indonesia. Ini memungkinkan jemaah untuk berangkat haji tanpa harus menunggu antrean panjang seperti haji reguler.

Keuntungan yang lain dari Haji Furoda selain bebas antrean yaitu terjaminnya kenyamanan seperti penginapan, transportasi, dan makanan yang lebih baik karena diurus oleh Travel swasta. Kemudian pelayanan yang lebih personal, berada dalam kelompok kecil dan pendampingan lebih dekat, ini membuat perhatian lebih besar untuk setiap jemaah Haji Furoda.

Adapun biaya untuk Haji Furoda sangat tinggi bisa mencapai Rp 300 juta hingga Rp 900 juta, tergantung paket dan fasilitas. Maka dari itu sangat penting untuk memilih Travel yang terpercaya karena untuk menghindari risiko kendala diplomasi atau perubahan aturan, yang dapat menyebabkan visa bisa batal.

Akar masalah sistemik ibadah haji dalam sistem Kapitalis yaitu transparansi dan sistem alokasi yang lemah, data belum terintegrasi dengan baik, komersialisasi haji dibiarkan tumbuh karena kelangkaan kuota hingga menghasilkan kesenjangan akses dan kisruh berulang.

Islam merupakan sebuah mabda yang di dalamnya terdapat aturan-aturan Islam yang wajib untuk diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Bagi setiap muslim, keberadaan mabda Islam akan sangat membantu dalam hal peribadatan, baik itu ibadah yang bersifat individu maupun jamaah.

Sebab, negara akan mendukung penuh segala macam ibadah yang tidak melanggar hukum syarak apalagi ibadah yang di wajibkan pasti akan dipermudah prosesnya. Begitu juga dengan ibadah Haji yang merupakan bagian dari ajaran Islam, ibadah haji akan dikembalikan sebagai pelayanan ibadah, bukan layanan komersial.

Daulah Islam (negara Islam) akan mendanai dan mengurus seluruh kebutuhan haji melalui baitulmal tanpa paket premium, tanpa logika bisnis, dan tanpa keuntungan. Penghapusan kuota antar negara/daerah melalui satu otoritas tunggal. Ketika umat disatukan dalam satu kepemimpinan, persaingan kuota hilang, distribusi jemaah diatur secara syar’i dan terpusat, bukan dipengaruhi politik nasional.

Negara akan memperluas pembangunan infrastruktur manasik yang intensif. Negara akan memperluas fasilitas Mina–Arafah–Masjidil Haram dengan dana publik sehingga mampu menampung umat tanpa pembatasan administratif maupun ekonomi.

Di setiap problematika umat, pasti ada solusinya dalam Islam. Hanya sistem Islam yang mampu menuntaskan masalah tanpa timbul masalah yang baru. Sistem Islam juga mampu memberikan keadilan, mengelola, mempermudah, memberi rasa aman dan nyaman.

Islam menekankan pentingnya keadilan dalam distribusi dan pengelolaan haji. Allah Swt., berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan.” (TQS An-Nahl: 90)

Jika hukum Islam diterapkan di tengah-tengah umat, maka rahmat turun dari langit dan bumi. Wallahua’lam bisshawab.

Yeni Nurmayanti
Tambun, Kab. Bekasi

(*Naskah ini tidak disunting oleh editor CemerlangMedia) [CM/Na]

Views: 1

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *