Oleh: M.Abdurrahman Ghazi
Siswa Kelas 4 STP SD Ulil Albab Koba
CemerlangMedia.Com — Suatu hari aku makan pempek, ubi jalar, dan pisang krispi. Lalu Abiku mengajak untuk mandi ke sungai. Tidak lama terdengar suara azan berkumandang. Aku, adik, dan Abi pergi salat ke musala.
Aku keluar dari musala. Saat keluar, aku lihat daun berguguran. Aku dan adikku bersiap-siap pergi ke pantai. Saking gembiranya, aku dan adikku Gaza berlari-lari sampai terpeleset. Kami melihat air tawarnya agak kotor dan sudah pasang, akhirnya aku dan Gaza mandi di pantai.
Gaza menyiram air kepadaku sehingga aku naik pitam. Oh iya, aku ingat, kalau sering marah, nanti cepat tua. Aku pun membalas menyiram balik Gaza dan terjadilah peperangan wilayah air yang sangat sengit.
Aku bagian barat dan Gaza bagian timur. Byuuuur… aku pun jatuh. Kami terus bermain perang-perangan menggunakan kayu sebagai pedang. Badanku diserang Gaza dan aku membalas menyerang. Tidak lama kemudian kami selesai bermain, yang menang adalah aku dan Gaza.
Setelah bermain perang air, kami pun mencari Abi. Kami melihat Abi dan orang yang menjaring ikan. Kami pergi ke arah Abi sambil berlari-lari. Ada orang menjaring ikan, caranya dengan menancapkan kayu di pasir. Setelah itu dia berjalan sampai jauh ke tengah laut. Lalu dia berjalan ke pasir pantai dan mendapatkan ikan sebesar telapak tangan.
Aku mengambil satu ikan dan melihatnya, ikan itu berwarna abu-abu dan kuning. Aku melihat banyak sekali ikan, aku juga melihat ubur-ubur. Aku melihat, ada empat ubur-ubur.
Aku dan Gaza pun mencari remis, tetapi karena remisnya tidak ada, kami membuat istana pasir. Kami membuatnya dengan hati-hati karena nanti istananya roboh. Gaza mengumpulkan pasirnya dan aku membuat istana pasir.
Kami membuat dindingnya dengan tebal. Setelah selesai membuatnya, kami ke air laut sebentar. “Abang, istananya sebagian roboh,” kata Gaza.
Setelah itu, aku dan Gaza membuat parit di sekitar istana pasir, kemudian kami ke air laut. Aku, Abi, dan Gaza, mandi. Kami pun ke air yang lebih dalam. Gaza di punggung Abi dan Abi berenang. Aku juga ikut berenang sampai daratan.
Kami mencoba mencari remis, tetapi tidak ada satu pun. Abiku pun mandi sambil meraba pasir dan Abiku menemukan remis. Aku mengambil tempat remis berupa plastik dan Gaza mendapatkan remis besar.
Kami melihat Dzikri, Tante Ela, dan Ayuk Syarifah sedang mencari remis juga. Kami juga melihat orang di atas pohon yang sedang memetik kelapa. Kami mendapat banyak sekali remis. Kami lalu mencuci sandal karena mau pulang, tidak sadar, ternyata sudah setengah enam sore. Tamat. [CM/Na]