Sistem pendidikan Islam menjadikan akidah Islam sebagai landasan utama. Dalam Islam, penanaman akidah merupakan hal yang utama pada setiap individu, termasuk para siswa. Akidah yang kukuh akan membentuk siswa memiliki kepribadian Islam sehingga standar halal atau haram, dosa atau pahala, akan dijadikan pijakan dalam setiap perbuatannya. Selain itu, para siswa pun akan memiliki idrak sillah billah (kesadaran akan hubungannya dengan Allah) sehingga akan berhati-hati dalam setiap perbuatannya.
CemerlangMedia.Com — Salah satu Asrama Putra yang terletak di Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar dibakar pada Jumat, 31 Oktober 2025. Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Joko Heri Purwono menyebutkan bahwa pelaku pembakaran merupakan salah satu siswa yang masih di bawah umur. Alasan pelaku membakar gedung asrama dikarenakan sering mengalami bullying. Sementara itu, di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara terjadi ledakan pada (7-11-2025) saat pelaksanaan salat Jumat. Pelaku ledakan diduga siswa kelas 12 yang merupakan korban bullying (07-11-2025).
Maraknya korban bullying yang menjadi pelaku kekerasan merupakan pertanda masalah sistemik di dunia pendidikan. Sistem pendidikan yang ada telah gagal dalam membentuk kepribadian siswa. Ini diakibatkan penerapan sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan) dalam dunia pendidikan. Alhasil, orientasi pendidikan yang ada hanya bertumpu pada nilai materi dan mengejar prestasi akademik, tetapi mengalami kekeringan iman di dalam diri siswa.
Di sisi lain, media sosial yang mudah diakses hari ini mampu memengaruhi kepribadian para siswa hingga bullying dijadikan bahan candaan. Akibatnya, rasa malu dan marah korban bullying mendorongnya untuk melakukan aksi balas dendam. Media sosial pun menjadi rujukan pelaku kekerasan dalam melakukan aksi balas dendamnya. Hal ini menunjukkan bahwa krisis adab telah menjangkiti para siswa dan fungsi pendidikan telah hilang.
Berbeda dengan sistem pendidikan dalam Islam yang menjadikan akidah Islam sebagai landasan utama. Dalam Islam, penanaman akidah merupakan hal yang utama pada setiap individu, termasuk para siswa. Akidah yang kukuh akan membentuk siswa memiliki kepribadian Islam sehingga standar halal atau haram, dosa atau pahala, akan dijadikan pijakan dalam setiap perbuatannya. Selain itu, para siswa pun akan memiliki idrak sillah billah (kesadaran akan hubungannya dengan Allah) sehingga akan berhati-hati dalam setiap perbuatannya.
Proses pendidikan dalam sistem Islam pun dilakukan dengan cara pembinaan intensif agar terbentuk pola pikir dan pola sikap islami. Alhasil, pendidikan dalam sistem Islam tidak hanya berfokus pada nilai materi dan transfer ilmu semata.
Negara dalam sistem Islam berperan menerapkan kurikulum pendidikan yang berbasis akidah Islam. Selain itu, negara pun berperan mengawasi media sosial dan memblokir konten-konten yang membahayakan generasi, seperti konten bullying, kekerasan, pornografi, pornoaksi, dan konten buruk lainnya. Inilah bentuk penjagaan negara terhadap generasi penerus sebagaimana hadis Rasulullah saw.,
“Imam/Khalifah itu laksana penggembala dan hanya dialah yang bertanggungjawab atas gembalaannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, sudah saatnya meninggalkan sistem sekularisme yang terbukti gagal dalam membentuk kepribadian siswa. Kemudian beralih menerapkan sistem Islam secara menyeluruh (kafah) agar tindakan bullying dan kekerasan bisa dicegah sedini mungkin. Wallahu a’lam bisshawab.
Neni Nurlaelasari
Bekasi, Jawa Barat [CM/Na]
Views: 5






















