Krisis Mental Remaja: Cerminan Kegagalan Sistem Pendidikan

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Dalam sistem Islam, negara akan berupaya menyediakan kebutuhan pokok yang memadai, membangun keluarga dengan fungsi sosial sehat, dan menerapkan sistem pendidikan Islam yang tidak materialistik. Negara akan memperkuat pemahaman bahwa tindakan mengakhiri hidup adalah dosa besar. Setiap persoalan pasti memiliki solusi dan Islam senantiasa memiliki jawaban atas problem yang ada.

CemerlangMedia.Com — Dalam satu pekan terakhir, beberapa kasus bvnvh diri yang melibatkan siswa mulai dari jenjang SMP di Sumatra Barat hingga siswa kelas V SD di Jawa Barat disoroti sebagai krisis serius di dunia pendidikan (31-10-2025). Kasus-kasus yang diduga berakar dari masalah pribadi ini diidentifikasi oleh Dosen Sosiologi UNP Erianjoni sebagai fenomena bvnvh diri egoistik.

Menurutnya, hal ini disebabkan oleh kegagalan individu dalam memecahkan masalah dan rapuhnya fungsi sosial keluarga sebagai tempat mencurahkan isi hati. Erianjoni menekankan bahwa peristiwa tragis ini mencerminkan krisis kesehatan mental yang rentan dialami oleh generasi Z dan Alpha (1-11-2025).

Tingginya gangguan mental pada remaja yang berujung pada kasus kematian menunjukkan bahwa kasus tersebut bukanlah perkara sepele. Beragam motif di baliknya menuntut pengakuan bahwa rapuhnya jiwa dan kepribadian remaja adalah faktor pendorong utama.

Kerapuhan kepribadian remaja dapat terjadi karena beberapa sebab:
Pertama, melemahnya fungsi keluarga. Keluarga tidak lagi menjadi benteng utama perlindungan anak karena fungsi sentralnya, seperti pengasuhan, pendidikan akidah, kasih sayang, dan penanaman kemandirian tidak terlaksana. Akibatnya, kenyamanan berinteraksi dengan orang tua beralih ke gawai.

Kedua, kegagalan sistem pendidikan sekuler. Sistem pendidikan sekuler gagal mempersiapkan anak untuk memiliki kemandirian berpikir, bertindak, dan menguasai ilmu yang menunjang penyelesaian hidup. Kurikulum yang ada minim memberikan bekal keyakinan kuat terhadap Pencipta dan syariat-Nya. Sistem ini juga gagal menciptakan kedewasaan berpikir (akil balig) yang sebenarnya.

Ketiga, abainya peran negara. Negara gagal menciptakan kondisi masyarakat yang terbebas dari berbagai tekanan hidup, termasuk menciptakan ruang media sosial yang sehat. Paparan konten terkait aksi bvnvh diri dan komunitas sharing-nya makin marak.

Seharusnya, pemerintah dapat melakukan tindakan preventif untuk menghilangkan konten-konten berbahaya. Negara harus mampu mengondisikan agar keluarga dan sekolah menjadi benteng utama pembentukan kepribadian yang lurus, membentuk jiwa yang kukuh berlandaskan akidah sahih, serta melahirkan solusi-solusi benar dalam menghadapi berbagai problem kehidupan.

Kehidupan dalam sistem Islam berbeda dengan sistem sekuler. Islam menjadikan akidah sebagai dasar pendidikan di keluarga, sekolah, bahkan negara untuk riayah (pengurusan) anak. Tujuan sistem pendidikan Islam adalah membentuk pola pikir dan sikap islami yang melahirkan kepribadian kukuh.

Dalam sistem Islam, anak dididik untuk menyempurnakan akalnya guna menyelesaikan masalah hidup. Di usia SD, misalnya, seorang anak dibentuk menjadi sosok yang mandiri, bertanggung jawab, solutif, tahan cobaan, dan pantang menyerah. Dengan begitu, ketika masuk jenjang sekolah lanjutan, akan muncul jiwa kepemimpinan, bukan kerapuhan jiwa.

Selain itu, negara akan berupaya menyediakan kebutuhan pokok yang memadai, membangun keluarga dengan fungsi sosial sehat, dan menerapkan sistem pendidikan Islam yang tidak materialistik. Negara akan memperkuat pemahaman bahwa tindakan mengakhiri hidup adalah dosa besar. Setiap persoalan pasti memiliki solusi dan Islam senantiasa memiliki jawaban atas problem yang ada.

Halimah Nur Fitriyani, S.Pt.
Yogyakarta [CM/Na]

Views: 17

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *