Pendidikan Sekuler Lahirkan Generasi Rapuh

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Sistem pendidikan Islam memadukan kekuatan karakter (kepribadian Islam) dan penguasaan kompetensi ilmu. Oleh karenanya, generasi mampu menyikapi segala persoalan hidup dengan cara syar’i, yaitu selalu mengaitkan kehidupan dengan aturan Allah Swt. yang tertuang di dalam Al-Qur’an.

CemerlangMedia.Com — Prestasi sistem kehidupan bertambah lagi. Dalam sepekan terakhir, dua anak ditemukan meninggal diduga akibat bvnvh diri, yaitu di Cianjur dan Sukabumi, Jawa Barat. Fenomena ini menjadi alarm serius bagi semua pihak agar lebih peka terhadap kondisi psikologis anak (31-10-2025). Di Sumatra Barat, juga terekspos kabar bahwa anak SMP melakukan bvnvh diri di sekolah (28-10-2025).

Sungguh, fakta kehidupan yang miris dan tragis. Bagaimana bisa seorang pelajar melakukan hal demikian? Seolah memikul beban berat dalam hidup, padahal mereka sedang berada di fase usia produktif yang tengah menjalani proses pembentukan jati diri.

Kasus bvnvh diri di Indonesia makin meningkat dan butuh pencermatan yang lebih jeli lagi terkait sebab dan solusi cemerlang untuk menangani dan menyelesaikan masalah ini. Sebab, bisa dikatakan bahwa tindakan bvnvh diri merupakan puncak dari gangguan mental generasi saat ini.

Apabila memahaminya lebih dalam, pada dasarnya, tindakan bvnvh diri tidak semata disebabkan oleh bullying. Akan tetapi karena banyak faktor, misalnya kesulitan ekonomi, konflik orang tua—termasuk perceraian, tuntutan gaya hidup yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman, terutama yang bersumber dari sosial media dan pergaulan atau komunitas yang diikuti oleh mereka (generasi muda).

Tindakan bvnvh diri yang kerap dilakukan oleh generasi muda merupakan cerminan dari kualitas generasi yang rapuh sekaligus akidah yang lemah. Hal ini dikarenakan adanya implikasi sistem pendidikan yang diterapkan oleh kapitalisme, yakni sistem pendidikan sekularisme.

Sekularisme hanya bisa membuat generasi fokus mengejar prestasi secara fisik dan mengabaikan pengajaran agama dalam arti sesungguhnya. Agama dalam sistem pendidikan sekularisme hanya sebagai teori tanpa aktualisasi, sekadar diketahui sebagai referensi pelengkap dan meninggalkan pengaruh agama terkait pembentukan karakter generasi.

Di sisi lain, paradigma batas usia anak di Indonesia juga memengaruhi cara dalam menerapkan sanksi dan solusi permasalahan. Indonesia yang berkiblat pada pandangan Barat menganggap bahwa anak disebut sudah dewasa apabila telah berumur 18 tahun.

Paradigma ini menyebabkan anak yang sudah balig belum berjiwa dan bermental kuat serta berakidah lurus. Oleh karenanya, mereka diperlakukan sebagai anak-anak dan tidak dididik untuk menyempurnakan akal, padahal mereka bisa menjadi generasi yang tangguh dan berpola pikir Islam. Akan tetapi sebaliknya, mereka justru menjadi generasi yang rapuh dan berpola pikir sekuler.

Dalam Islam, tujuan utama pendidikan adalah membentuk pola pikir dan pola sikap Islam sehingga mampu melahirkan kepribadian Islam pada diri generasi. Hal ini telah dibuktikan dalam sejarah Islam, sebagaimana Rasulullah saw. mendidik para Sabiqunal Awwalun dan bagaimana generasi setelahnya mampu melahirkan pemuda-pemuda tangguh, seperti Muhammad Al Fatih, Usamah Bin Zayyid, Shalahuddin Al-Ayyubi, dan lain sebagainya. Mereka telah menoreh sejarah dengan prestasi yang gemerlang dalam kehidupan dan agama ini.

Hal itu dikarenakan pendidikan dalam Islam memadukan kekuatan karakter (kepribadian Islam) dan penguasaan kompetensi ilmu. Oleh karenanya, generasi mampu menyikapi segala persoalan hidup dengan cara syar’i, yaitu selalu mengaitkan kehidupan dengan aturan Allah Swt. yang tertuang di dalam Al-Qur’an.

Lain halnya dengan yang terjadi saat ini, kurikulum pendidikan tidak berasaskan Islam, melainkan berdasarkan kacamata Barat dan fokus pendidikan hanya pada prestasi secara fisik semata, yaitu terkait akademis. Alhasil, tidak terbentuk karakteristik yang tangguh, kecuali kecerdasan yang itu pun tidak diiringi oleh kemampuan berpikir secara mendalam. Oleh karenanya, bukan hal yang mustahil jika kualitas generasi rapuh dan tidak mampu menyelesaikan permasalahan hidup dengan baik dan benar. Wallahu a’lam

Suyatminingsih, S.Sos.I.
Surabaya, Jawa Timur [CM/Na]

Views: 12

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *