LPG 3 kg Kembali Langka, Rakyat Terus Berduka

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Hessy Elviyah, S.S.
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Rakyat Indonesia kembali dihadapkan pada persoalan sulitnya hidup. Salah satu kebutuhan pokok langka di pasaran. LPG 3 kg yang menjadi sahabat mayoritas rakyat negara ini kembali mengalami kelangkaan. Sudah pasti kejadian ini makin mempersempit hidup rakyat.

Sempitnya hidup rakyat belum juga pulih pasca pandemi Covid-19, kini seolah tak ada harapan untuk hidup layak di negara ini. Persoalan perekenomian sampai kebutuhan yang paling dasar susah didapatkan. Entah sampai kapan penderitaan rakyat akan berakhir.

Melihat kondisi masyarakat saat ini terkait dengan kelangkaan gas LPG 3 kg yang berhubungan langsung dengan urusan perut rakyat sungguh menyayat hati. Rakyat terlunta-lunta mencari gas melon sampai ke luar daerahnya. Itu pun tidak membuahkan hasil, kalaupun barangnya ada, tetapi harganya mahal tak terjangkau oleh rakyat seperti yang tertulis di tabung gas melon tersebut.

Hal ini dialami Elita, warga Kecamatan Medan Denai. Ia mengeluhkan sudah keliling daerahnya untuk mencari gas melon, tetapi tak kunjung didapatkan. Menurut pengakuannya, ia sudah beberapa hari tidak masak, hanya makan nasi bungkus karena tidak ada gas untuk memasak. Begitupun Wandi, seorang warga di Kecamatan Medan Perjuangan yang terpaksa membeli gas LPG 3 kg dengan harga sangat mahal demi untuk bisa memasak (Cnnindonesia, 25-07-2023).

Kejadian tersebut tidak hanya dialami oleh warga Medan, tetapi juga dialami oleh hampir seantero warga negeri ini. Menanggapi kemelut yang terjadi pada gas LPG 3 kg, bos Pertamina yakni Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan hal yang membuat kelangkaan pada gas LPG 3 kg tersebut. Menurutnya, kelangkaan terjadi akibat meningkatnya konsumsi masyarakat. Hal ini merupakan efek dari libur panjang beberapa waktu lalu. Kini pihak Pertamina sedang melakukan recovery pendistribusian untuk mempercepat sampai ke konsumen (Cnnindonesia, 27-07-2023).

Kelangkaan gas LPG 3 kg bukan kali ini saja terjadi, nyaris hampir setiap tahun. Peningkatan konsumsi melebihi kuota selalu menjadi alasan kelangkaan. Namun begitu, Pertamina tetap saja kedodoran memenuhi permintaan pasar. Terbukti, kelangkaan sering terjadi. Padahal gas LPG 3 kg merupakan konsumsi sehari-hari rakyat kecil karena tidak ada pilihan lain sebagai sarana memasak.

Kebijakan Kapitalistik

Inilah potret buruk sistem kapitalis, kepengurusan terhadap rakyatnya selalu terkesan lalai. Kebijakan yang diambil untuk mengatasi kelangkaan gas LPG 3 kg pun terkesan lamban sampai berhari-hari. Hal ini terjadi karena dalam mindset negara kapitalistik, untung rugi menjadi hal utama dalam kepengurusan rakyatnya.

Setidaknya ini yang terjadi pada kelangkaan gas LPG 3 kg yang kerap dialami masyarakat Indonesia. Ekonom dari Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Fahrur Ulum, M.E.I. mengatakan bahwa kelangkaan gas LPG 3 kg bukan semata-mata karena terjadi secara alamiah, melainkan karena kebijakan.

Dalam keterangannya melalui kanal Khilafah News pada Rabu (26-7-2023), Fahrur mengatakan bahwa sebenarnya kelangkaan produksi LPG sudah menurun sejak 2007. Bersamaan dengan itu, pemerintah membuat kebijakan mengkonversi minyak tanah ke Liquefied Petroleum Gas (LPG). Di samping itu, beliau menambahkan bahwa Liquifiid Natural Gas (LNG) mengalami peningkatan dalam produksi bahkan sampai ekspor secara besar-besaran. Selain itu, LNG lebih aman penggunaannya dan lebih bersih emisinya dibandingkan LPG. Namun, LNG mempunyai biaya yang mahal sehingga tidak dapat dipergunakan untuk keperluan rakyat. Maka dari itu, LPG yang notabene mulai berkurang dalam produksi, kini yang digunakan untuk kepentingan rakyat. Sedangkan untuk menutupi defisit LPG, pemerintah melakukan impor yang pada saat ini pun subsidi impor LPG dikurangi. Maka dari itu, Fahrur mengatakan bahwa akibat kebijakan tersebut kelangkaan sangat mungkin terjadi (Khilafahnews, 26-07-2023).

Hidup Sempit Tanpa Islam

Itulah yang terjadi apabila kepengurusan rakyat tidak diserahkan kepada Islam. Hidup rumit di bawah tekanan sempitnya hidup dalam memenuhi kebutuhan dasar. Tak ayal, keadaan ini bukan hanya berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi semata, tetapi juga berpengaruh terhadap keimanan seorang hamba.

Tak jarang ditemui, untuk memenuhi kebutuhan, mereka rela melepas keimanannya, misalnya mencuri, melakukan pembegalan, perampokan, bahkan sampai rela menjual tubuhnya. Sungguh, kemiskinan membawa manusia kearah kekufuran. Sebagaimana hadis Rasulullah saw. ” كَادَ اْلفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرً” yang artinya, “Kemiskinan itu dekat kepada kekufuran.” (Diriwayatkan Abu Nu’aim dalam kitab Hilyatul Auliya’ dari hadis Anas).

Sejatinya, pemenuhan kebutuhan pokok rakyat adalah tanggung jawab negara. Islam mendudukkan 3 kebutuhan pokok, yakni api, air, dan rumput adalah milik umum yang wajib dikelola negara untuk dikembalikan kepada rakyatnya. Sebagaimana hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad. Dalam hal ini, LPG terkategori api yang wajib dijamin negara dalam memberikan pelayanan kepada rakyatnya. Dijamin mulai dari ketersediaanya, keterjangkauannya oleh rakyat, serta kepastian sudah ada di tangan rakyat dengan aman.

Dalam Islam, negara mengurus rakyat atas dasar ketakwaan kepada Allah Swt.. Jadi sudah dipastikan mengurus rakyat dalam rangka beribadah kepada Allah Swt., bukan karena mengejar karir terlebih mengambil untung dalam kepengurusan rakyatnya. Tidak seperti sistem kapitalis yang segala sesuatunya dilihat dari untung rugi.

Kembalikan pada Sistem Islam

Maka dari itu, kepengurusan rakyat yang benar adalah kepengurusan rakyat dengan sistem Islam. Sebab rakyat diperlakukan sebagaimana hukum yang sudah ditetapkan Allah Swt. dalam Al-Qur’an, dan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. semasa menjadi pemimpin umat. Hal ini pun diteruskan oleh para sahabat Rasulullah saw. dalam memimpin umat hingga berakhir pada runtuhnya Daulah Islam 1924 M.

Dengan demikian, untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan terjaminnya kebutuhan rakyat, sudah seharusnya kita memperjuangkan kembali kepemimpinan Islam. Tidak akan ditemukan lagi keterbatasan stok kebutuhan hidup sehari-hari, semua terjamin oleh negara. Insyaallah. Wallahu a’alam. [CM/NA]

Views: 9

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *