Oleh. Sandhi Indrati
(Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok)
CemerlangMedia.Com — Dunia pendidikan dalam negeri memasuki tahun ajaran baru 2023—2024, beragam kesemrawutan menyertainya. Seperti dikutip dari laman berita liputan6 (1-6-2023), penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online di Kota Bekasi Jawa Barat mengalami kisruh. Selain kesulitan mengakses, sabotase pada jalur zonasi kerap menjadi pemicu karut marut PPDB online.
Selain SMA Negeri 1 Bekasi, kisruh PPDB online juga terjadi di SMA Negeri 10 Bekasi. Sejumlah peserta didik yang berada di sekitar sekolah disebutkan tak lolos jalur zonasi. Sumber media lainnya memberitakan banyak anak dari keluarga tidak mampu (jalur afirmasi) dan anak dalam satu zonasi tidak bisa tertampung di sekolah negeri (Kompas.com, 11-7-2023). Dan masih banyak pula kasus yang serupa.
Semrawutnya dunia pendidikan sudah lama kita ketahui, tetapi hingga saat ini belum tampak solusi jitu yang disajikan oleh pemerintah dalam hal ini khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kesulitan banyak orang tua dalam memasukkan putra-putrinya di sekolah negeri harus terganjal berbagai rupa persyaratan. Akhirnya cukup banyak yang melakukan kecurangan demi bisa meloloskan anaknya untuk bisa diterima di sekolah negeri.
Sekolah yang seharusnya menjadi tempat pendidikan dan belajar mengajar harus ternodai dengan aksi sogok yang dilakukan antara oknum orang tua serta pihak sekolah. Sangat miris, tindakan tidak terpuji tersebut harus terjadi di negara berpredikat mayoritas muslim terbesar di dunia. Ditambah pula tidak meratanya keberadaan sekolah-sekolah negeri di berbagai wilayah Indonesia serta sulitnya mengakses pendidikan terjadi hingga saat ini. Pendidikan yang layak dan terjangkau sepertinya menjadi kemustahilan bagi sebagian rakyat di negara penghasil berbagai sumber daya alam ini.
Namun, bila melihat bagaimana Islam menempatkan pendidikan sebagai salah satu hak dasar dan utama bagi umatnya, tentunya beragam permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan Indonesia saat ini akan sangat mudah teratasi. Menengok sejarah masa kejayaan Islam yang telah nyata selama 1 abad memberikan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia seluas hampir dua pertiga wilayah di bumi ini, maka pendidikan bukanlah hal yang sulit dinikmati oleh seluruh rakyat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Pasalnya, syariat Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk dalam hal pendidikan. Islam menempatkan pendidikan sebagai salah satu bagian dari urusan publik yang dalam penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab penguasa. Negara berkewajiban menyediakan dana dan fasilitas untuk seluruh jenjang pendidikan, termasuk penyediaan gedung serta sarana prasarananya. Pembangunan sekolah dan kampus disebar merata di semua wilayah daulah (negara yang dalam sistem pemerintahannya menerapkan syariat Islam).
Dalam Islam, target pendidikan mencetak generasi berkepribadian Islam. Maka seluruh proses yang berhubungan dengan pendidikan harus berdasar syariat Islam, termasuk ketika penerimaan peserta didik, prosesnya harus sesuai dengan aturan-aturan dalam Islam. Islam tegas melarang praktik suap menyuap (risywah) untuk semua urusan. Bahkan semua berhak mendapatkan pendidikan dan ilmu pengetahuan, tidak ada kesenjangan atau penyulit untuk menuntut ilmu (bersekolah) sekalipun nonmuslim tetap mendapatkan hak yang sama dengan kaum muslim selama mereka menjadi warga negara Daulah Islam.
Penerapan syariat Islam dalam dunia pendidikan terbukti berhasil melahirkan banyak ilmuwan berbagai bidang keahlian seperti Ibnu Sina, Al Jabbar, Farabi dan masih banyak lagi nama-nama hebat lainnya yang hingga saat ini masih dirasakan oleh kita hasil pemikiran mereka. Ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa pendidikan dijadikan sebagai bekal untuk memberi solusi bagi problematik kehidupan. Hal tersebut membuktikan penerapan syariat Islam yang dilakukan individu, masyarakat, serta negara akan menciptakan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Wallahu a’alam [CM/NA]
