Oleh. Ninda Mardiyanti YH
CemerlangMedia.Com — Sob, hari ini sudah berada di pertengahan bulan Agustus, di sepanjang jalan sudah berjejeran kibaran bendera. Ditambah dengan hiasan lampu juga atribut menyambut kemerdekaan. Para panitia dari tim kepemudaan pun sudah mulai mengetuk ke setiap pintu, meminta sumbangan untuk memeriahkan ragam perlombaan. Di saat hari itu datang, tak lepas diputarkan dan dinyanyikannya lagu-lagu perjuangan. Bahkan teriakan ‘merdeka’ pun terus dilantangkan di setiap sudut lapangan.
Namun, Sob, terlepas dari semua itu apakah sudah yakin, kita betul-betul merdeka? Apakah teriakan ‘merdeka’ sudah dirasakan oleh semua? Jika iya, mengapa masih banyak ragam persoalan yang menimpa kita? Apakah benar sudah merdeka? Sementara pada saat ini di berbagai wilayah masih banyak kasus pencabulan menimpa anak yang tidak berdosa, seperti yang terjadi di Kota Banjar, Jawa Barat, seorang anak perempuan berusia 7 tahun menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh pamannya hingga 4 kali (Harapanrakyat.com, 25-07-2023).
Bagaimana, Sob? Ini baru satu kasus di satu daerah. Masih banyak problem lain seperti mengeluhkan tentang pendidikan, harga bahan di pasar melambung tinggi, pergaulan anak muda yang kebablasan, kekerasan seksual, dan masih banyak kasus lain yang belum terungkap. Apakah itu yang dinamakan merdeka, Sob?
Secara bahasa merdeka itu adalah bebas. Secara terminologi merdeka adalah bebas dari segala penjajah juga penjajahan, aturan, dan kekuasaan dari pihak tertentu. Intinya, Sob, merdeka itu bebas dari segala penghambaan terhadap manusia. Saat ini, manusia yang berkuasa di dunia sehingga aturan kehidupan pun mengacu kepada akal manusia yang penuh dengan nafsu semata. Para pemangku kebijakan akan terus melakukan segala macam cara untuk menggoalkan aturan yang menjadi harapan bagi kaum durjana. Pantaslah banyak kerusakan-kerusakan khususnya yang menimpa generasi anak muda. Alhasil, mereka tidak lagi aman sebab negara tidak memberi jaminan keamanan.
Bayangkan, Sob, masa depan mereka yang seharusnya bahagia, menjemput asa yang didamba, tetapi dihancurkan oleh nafsu dunia. Memang, Sob, semua yang terjadi tidak lepas dari pemikiran juga. Tingkah laku manusia akan sesuai dengan pemikirannya. Sementara pemikiran manusia akan terwujud dari apa yang dia baca, dia dengar, dia lihat dan apa yang dia tonton.
Penjajahan yang terjadi hari ini memang betul-betul sangat smoothly alias halus, Sob. Mereka tak menyadari dan tidak merasakan adanya problematika yang menimpa mereka. Misalnya dari aspek hiburan, yaitu tontonan baik yang di televisi atau di sosial media lainnya. Banyak tayangan-tayangan yang unfaedah. Lebih parah lagi, adanya tayangan lulus sensor dari adegan yang tidak pantas untuk dilihat. Jangan salah, Sob, ini adalah jajahan Barat supaya banyak dari generasi muda mengaplikasikan apa yang dia lihat dan menyalurkan kepada siapa pun yang dia lihat. Tak peduli apakah dia keluarga, kerabat, tetangga, teman, atau orang lain yang tidak dikenal. Alhasil, generasi menjadi rusak, masa depan mereka menjadi suram, dan pemikiran mereka menjadi terbelakang.
Sob, dari satu fakta bisa membuka mata kita bahwa hari ini kita belum merdeka. Kita masih terjajah dengan segala macam aturan yang ada. Para penguasa telah menjadi boneka para kapital yang durjana. Jika masih bersalaman dan berdamai, tentu kita masih terus dalam kondisi terjajah. Selamanya akan terus menjadi boneka untuk mengikuti apa yang mereka pinta. Dampaknya, rakyat menjadi korban kesengsaraan.
Firman Allah Swt. dalam QS Thaha ayat 124, “Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.”
Sudah diperingati sama Allah, apakah kita ingin dan masih betah hidup dalam kesempitan, Sob? Tentu tidak kan?
Solusi untuk terbebas dari belenggu penjajahan itu bukan dengan mengadakan lomba balap kerupuk, tarik tambang, atau panjat pinang. Akan tetapi, yang harus dilakukan adalah berjuang. Berjuang melawan kezaliman dengan segenap jiwa dan raga. Oleh karena itu, Sob, untuk melawan mereka, bentengi diri kita dengan keimanan yang kuat dan bekali diri kita dengan terus mengkaji Islam. Dari dua hal tersebut, maka lakukanlah dengan cara menyadarkan masyarakat dengan dakwah Islam. Satukan kekuatan, satukan langkah untuk mencapai tujuan, yaitu merdeka dari segala macam bentuk penjajahan. Merdeka yang hakiki adalah tegaknya syariat Islam secara kafah dalam bingkai kehidupan. Siap berjuang?
Wallahu a’lam bisshawwab [CM/NA]
Views: 5






















