Oleh: Muhammad Rizky Fadhilah
(Siswa SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan)
CemerlangMedia.Com — Saya Muhammad Rizky Fadhilah, sekarang berada di kelas XII IPS 2. Saya telah mengalami berbagai pengalaman di SMA, baik suka maupun duka.
Meskipun ada tantangan, saya bersyukur telah masuk ke sekolah ini setelah mengalami masa SMP yang sulit. Di SMA ini, meskipun ada kesulitan, tetapi tidak seberat di SMP.
Di SMP, suasana sekolah terasa seperti militer. Saya mengalami pengalaman yang sangat menakutkan dan tidak ingin mengulanginya. Saya bersyukur telah masuk ke SMA ini karena meskipun ada kesulitan, tetapi sedikit lebih baik dari masa SMP.
Awalnya, saya sangat introvert dan tidak berani berbicara dengan siapa pun di kelas. Saya hanya diam dan mengamati. Lama-kelamaan, saya mulai merasa jenuh dan ingin pindah sekolah. Namun, saya memutuskan untuk bertahan di SMA ini. Saya mulai berinteraksi dengan teman-teman sekelas dan kembali menjadi ceria seperti dahulu.
Lama-kelamaan, teman-teman sekelas mulai mendekat dan saya mulai merasa nyaman berinteraksi dengan mereka. Saya kembali menjadi ceria dan bahagia seperti sebelumnya. Saya menyadari bahwa SMA ini berbeda dengan SMP yang sangat ketat dan tidak memberikan kebebasan kepada siswa.
Pengalaman saya di SMA telah mengajarkan saya banyak hal. Meskipun ada tantangan, saya bersyukur telah masuk ke sekolah ini. Saya belajar untuk bertahan dan menemukan kebahagiaan di tengah kesulitan.
Sekolah adalah tempat di mana saya belajar, bertumbuh, dan menghadapi berbagai tantangan. Namun, tidak semua pengalaman di sekolah berjalan mulus. Beberapa orang mungkin mengalami situasi yang sulit atau bahkan traumatis. Inilah pengalaman pribadi saya di sekolah.
Saat saya berada di kelas XI, saya mengalami pengalaman yang mungkin banyak remaja alami, yaitu munculnya jerawat. Jerawat merah ini muncul setiap hari sehingga saya merasa tidak percaya diri. Saya mencoba berbagai cara untuk mengatasi jerawat ini, mulai dari tutorial di YouTube hingga produk perawatan kulit, tetapi hasilnya nihil.
Namun, lama-kelamaan, saya mulai menerima diri saya apa adanya dan fokus pada perawatan kulit dasar, seperti mencuci muka, menggunakan pelembap, dan tabir surya. Perlahan, kulit wajah saya mulai membaik. Selain itu, saya juga menyadari bahwa kecantikan sejati bukan hanya dari fisik, tetapi dari sikap, akhlak, kepribadian, serta ketaatan kepada Allah Swt..
Selain masalah kulit, saya juga menghadapi perubahan dalam hubungan dengan teman-teman dan guru-guru di sekolah. Ada teman yang mulai berperilaku kasar dan guru-guru yang terlihat lebih ketat dalam memberlakukan aturan. Awalnya saya merasa takut dan terbebani dengan situasi ini. Namun, saya belajar untuk tetap tenang dan menghadapinya dengan bijaksana.
Selama perjalanan di sekolah, saya juga menemukan bakat bermain basket, sepak bola, dan bulu tangkis. Saya sering menghabiskan waktu dan tenaga untuk bermain olahraga ini. Namun, karena cedera yang saya alami saat bermain futsal, saya tidak bisa lagi melakukan olahraga yang melibatkan kaki. Meskipun terpukul dengan kejadian ini, saya tidak menyerah. Saya mulai mengeksplorasi bakat saya yang lain.
Dalam perjalanan hidup ini, setiap orang akan menghadapi berbagai tantangan di sekolah. Namun, penting untuk tetap tegar dan tidak menyerah. Saya belajar bahwa kecantikan sejati adalah ketaatan kepada Ilahi. Selain itu, harus pula terbuka untuk menemukan bakat baru yang mungkin tersembunyi dalam diri. [CM/NA]
