Iduladha, Mengapa Kita Berbeda?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Octha Dhika Rizky, S. Pd.
(Pendidik dan Aktivis Muslimah)

CemerlangMedia.Com — Hari Iduladha tahun ini sebentar lagi tiba. Namun, lagi-lagi terjadi perbedaan penentuan hari pelaksanaan Iduladha di Indonesia dengan pemerintahan Arab Saudi. Bukan hanya Idulfitri, nyatanya dalam Iduladha pun Indonesia memang sering sekali berbeda dengan negara dengan mayoritas muslim lainnya.

Sebagaimana yang dimuat dalam republika.co.id (8-6-2024), pelaksanaan Iduladha 2024 ini (1445 H) akan terjadi perbedaan antara Arab Saudi dan Indonesia. Arab Saudi melaksanakan Iduladha pada Ahad, 16 Zulhijah 2024, sementara Indonesia pada Senin, 17 Zulhijah 2024. Perbedaan ini selalu menjadi perbincangan dari tahun ke tahun, tetapi tetap saja fenomena beda hari raya senantiasa terjadi.

Sebelumnya juga sudah diberitakan melalui kompas.com (6-6-2024) bahwa pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat penentuan awal Zulhijah 1445 H pada Jumat (7-6-2024). Di Indonesia sendiri, penetapan Iduladha dilakukan melalui beberapa metode, yakni hisab dan rukyatulhilal. Akhirnya, perbedaan metode inilah yang memicu terjadinya perbedaan penentuan hari raya di kalangan umat Islam.

Kondisi umat Islam yang terpecah belah saat ini membuat kita prihatin. Bahkan, untuk hari besar agama saja harus berbeda dan saling adu argumen, padahal umat Islam adalah umat yang besar. Seharusnya hari raya bisa menyatukan segala perbedaan. Sayangnya, hal ini sangat sulit terwujud dengan alasan toleransi terhadap perbedaan.

Mengapa Kita Berbeda?

Perbedaan penentuan hari raya dipengaruhi oleh metode yang digunakan. Penentuan Idulfitri, misalnya, juga dipengaruhi oleh beragamnya metode yang digunakan. Ada yang menggunakan rukyat global, rukyat lokal, serta metode hisab. Masing-masing metode memiliki landasan dalilnya sendiri sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat di kalangan kaum muslim.

Berbeda dengan penentuan Iduladha yang seharusnya tidak terjadi perbedaan pendapat seperti penentuan Idulfitri. Sebab, perbedaan yang terjadi dalam penetapan hari Iduladha tidak sesuai dengan dalil yang menyatakan bahwa umat Islam di seluruh dunia harus mengikuti ketetapan Amir Makkah. Pasalnya, perayaan Iduladha tidak terlepas dari pelaksanaan rangkaian ibadah haji di wilayah Makkah.

Seperti yang diketahui, haji memiliki rangkaian ibadah yang sudah diatur pelaksanaannya, baik dari segi waktu maupun tempatnya. Di hari Arafah, yaitu 9 Zulhijah, jemaah haji akan melaksanakan wukuf di Arafah, sedangkan umat Islam yang tidak berhaji melaksanakan puasa Arafah.

Sementara pada 10 Zulhijah, jemaah haji melanjutkan rangkaian ibadah selanjutnya, yaitu melempar jumrah. Di saat yang bersamaan, umat Islam di belahan wilayah lain melaksanakan hari raya Iduladha.

Inilah yang seharusnya diikuti oleh umat Islam di seluruh dunia berdasarkan dalil syar’i yang ada. Bukan sebaliknya, umat muslim lebih memilih untuk mengikuti ketetapan penguasanya masing-masing. Begini akibat yang timbul karena umat sedang dipecah oleh sekat nasionalisme sehingga mereka tidak memiliki persatuan untuk merayakan hari raya.

Ikatan kebangsaan (nasionalisme) merupakan ikatan yang paling lemah dan rendah karena ikatan ini muncul tatkala pemikiran manusia sedang merosot dan terpuruk. Ikatan nasionalisme ditandai ketika manusia mulai hidup berkelompok dengan batas wilayah tertentu. Masing-masing akan berupaya mempertahankan diri dan wilayahnya dari gangguan musuh.

Dengan kata lain, ikatan nasionalisme ini akan muncul bila ada ancaman dari pihak asing. Jika ancaman itu menghilang, sirna pulalah ikatan nasionalisme tersebut. Ini menunjukkan betapa lemah dan rendahnya ikatan nasionalisme. Ibarat kumpulan hewan yang hidup berkelompok, lalu mempertahankan populasi dari serangan predator.

Oleh karena itu, ikatan nasionalisme tidak bisa menyatukan agar menjadi masyarakat yang satu dan kuat. Jangankan untuk melindungi dari serangan penjajah, untuk menentukan hari raya saja tidak bersatu karena dibatasi nasionalisme.

Islam Menyatukan Umat

Islam adalah ideologi yang benar dan datang dari Allah Yang Maha Benar. Islam mengatur sistem kehidupan manusia di berbagai lini, mulai dari masalah ibadah hingga urusan pemerintahan. Islam mengatur dari segala hal yang sederhana sampai yang kompleks, mulai dari manusia bangun tidur sampai tata cara membangun negara. Masalah masuk toilet saja juga diatur oleh Islam, apalagi perihal masuk surga.

Begitu pula soal penentuan hari raya, terkhusus Iduladha, maka Islam telah sedari awal menjawabnya melalui sabda Rasulullah. Husain bin Harits Al-Jadali menyampaikan,
“Bahwasanya Amir Makkkah berkhutbah dan menyatakan, Rasulullah memerintahkan kita agar memulai manasik haji berdasarkan rukyat. Apabila kita tidak melihatnya (hilal Zulhijah), manakala ada dua orang yang adil menyaksikan munculnya hilal, maka kita harus memulai manasik dengan kesaksian dua orang tersebut.(HR Abu Daud).

Dalil ini menjelaskan dengan gamblang bahwa penentuan Iduladha tidak bisa diserahkan kepada masing-masing negeri muslim, baik dengan metode rukyat ataupun hisab. Sebab, keputusan hilal yang sudah ditetapkan oleh penguasa Makkah akan menentukan rangkaian ibadah haji.

Selanjutnya, jadwal pelaksanaan haji juga akan menentukan jadwal Iduladha bagi umat Islam sedunia. Iduladha akan menjadi lambang bahwa umat Islam adalah umat yang satu, menyembah Tuhan Yang Satu, mengikuti Nabi yang satu, mempunyai agama yang satu, serta menghadap kiblat yang satu, yaitu Ka’bah di Makkah. Dengan begini, umat Islam akan merayakan Iduladha di hari dan tanggal yang sama, tanpa adanya perbedaan.

Sayangnya, umat Islam tidak akan bisa bersatu kecuali dengan menghapus sekat nasionalisme yang memisahkan mereka. Umat hanya bisa bersatu di bawah institusi negara Islam, yakninya Khil4f4h Islamiah yang akan menyatukan umat di seluruh dunia. Khalifah sebagai kepala negara akan menetapkan satu keputusan berdasarkan dalil syar’i dan ditaati oleh seluruh rakyat, termasuk keputusan terkait Iduladha. Dengan demikian, umat Islam tidak lagi berbeda dalam pelaksanaan hari raya, baik Idulfitri maupun Iduladha. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *