CemerlangMedia.Com — Judi online kini menyasar hampir ke semua umur, bahkan usia SD. Laporan terbaru dari PPATK mengungkapkan sebanyak 2,7 juta orang Indonesia terjerat judi online, 2,1 juta berasal dari ibu rumah tangga dan pelajar. Menkominfo RI Budi Arie mengatakan, banyaknya anak-anak dan remaja yang menjadi korban judi online menjadikan Indonesia dalam keadaan darurat judi online (28-11-2023).
Meresahkan, itulah kata yang pas melihat kondisi generasi penerus bangsa yang kecanduan judi online. Kecanduan game saja sudah merusak otak apalagi judi, pastilah juga merusak akal.
Mirisnya, judi online saat ini ada juga yang berkedok game online. Banyak anak-anak yang terjebak menjadi penikmat game judi online ini. Tentunya hal tersebut meresahkan setiap orang tua karena saat ini, anak-anak tak bisa sepenuhnya lepas dari gadget. Untuk itulah, seharusnya orang tua tidak lose control dalam mendampingi ananda ketika memainkan gadget.
Pertanyaannya, bagaimana dengan anak-anak yang kedua orang tuanya bekerja? Ketika anak dititip kepada pengasuh, bisa saja mereka difasilitasi ponsel. Maka, besar kemungkinan, anak akan terpapar konten-konten membahayakan bukan?
Sungguh berat jika hanya mengandalkan peran orang tua saja. Untuk itulah, masyarakat berharap pemerintah bisa serius dalam memberangus judi online hingga ke akarnya.Tidak cukup dengan melakukan pemblokiran situs saja, tetapi juga mampu menciptakan masyarakat yang memahami bahwa judi online, baik yang legal ataupun ilegal hukumnya haram dalam Islam.
Negara dengan sistem Islam hanya membuka akses internet untuk hal yang bermanfaat, semisal menyebarkan konten dakwah atau kemuliaan Islam. Sebagaimana dahulu di era kekhilafahan, Islam mampu melahirkan generasi emas, para ulama, serta ilmuan. Wallahu a’lam.
Eyi
Cikampek, Karawang [CM/NA]
