CemerlangMedia.Com — Jakarta sedang mengalami polusi udara yang sangat parah, bahkan menjadi kota terburuk kedua di dunia dalam hal pencemaran udara berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir, Ahad (9-10-2023) pagi. Langit Jakarta pun terlihat makin keruh setiap harinya, hal ini menandakan bahwa udara di ibu kota sedang tidak baik-baik saja.
Memang, pencemaran udara sudah memasuki ambang yang membahayakan bagi kelangsungan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan. Ini terbukti dengan munculnya berbagai macam penyakit seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA yang menyerang penduduk, baik itu balita, muda maupun lansia, penyakit asma, bahkan kanker paru-paru. Polusi udara juga mengakibatkan gangguan perkembangan anak, pemanasan global, hingga ketidakseimbangan ekosistem.
Ada beberapa faktor pemicu pencemaran udara, di antaranya polusi asap dari batu bara, peningkatan penggunaan kendaraan bermotor yang menghasilkan gas pembuangan yang berbahaya bagi kesehatan. Faktor lainnya karena banyaknya asap pabrik industri, pembakaran hutan, dan sampah rumah tangga, hingga pembangkit tenaga listrik yang memicu efek rumah kaca.
Untuk mencegah polusi dan mengembalikan udara segar perlu usaha-usaha yang serius dari pemerintah. Salah satu cara bisa dengan menyediakan transportasi publik yang memadai, nyaman, dan bebas asap sehingga masyarakat tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. Juga mengadakan gerakan hemat listrik dan pembuatan taman di pusat kota.
Sebetulnya Islam sudah mengajarkan untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar, misalnya dengan mengurangi pemakaian bahan plastik, kaleng, dan kaca. Membawa sendiri kantong belanja yang terbuat dari kain. Melarang merokok di sembarang tempat, mencegah kebakaran hutan, dan mengadakan penanaman pohon kembali.
Islam juga telah melarang manusia untuk merusak lingkungan karena sejatinya Allah sudah menciptakan semuanya secara seimbang. Merusak salah satu yang ada di alam akan mengakibatkan bencana dalam kehidupan.
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-A’raf: 56)
Oleh karena itu, perlu kesadaran dari masing-masing individu untuk menjaga bersama lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran udara yang merugikan masyarakat sehingga mahluk hidup mendapatkan kembali udara bersih dan sehat untuk bernapas.
Nona Anggraeni
Durentiga, Jakarta Selatan [CM/NA]