Denyut

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Nurul Aryani

CemerlangMedia.Com — PUISI

Kala purnama telah sampai
Aku merasakan denyut nadimu
Bak cahaya bulan di atas lautan tenang
Engkaupun juga begitu

Siluet pohon kelapa menjadi saksi
Betapa memilukan perjuangan ini
Bagaimana bisa engkau begitu cepat pergi?
Sedang aku sendiri di bumi yang luas ini

Hari itu,
Denyutmu yang berhenti,
Tetapi kenapa aku yang hidup juga begitu?
Adakah sakitmu sembuh di sana?
Tempat paling sunyi dan sempit
Engkau berbaring
Sementara kami pulang

Aku memeluk guling di jalanan
Pelan-pelan menyusuri jalan pulang
Menangis seolah kehilangan harapan
Mengingat engkau telah berpulang

Ayah,
Gurat wajahmu menjadi kenangan
Paling berharga di dunia

Saat yang lain merayakan
Aku berlindung di balik dinding kehilangan
Berteduh di bawah sisa-sisa atapnya

Kadang kala berat napasku
Kadang kala sesak dadaku,
Tetapi perjuangan masih panjang, bukan?

Akan kubawa berjalan
Walau dengan balutan harapan
Harapan yang tidak pupus
Walau denyut nadi seolah putus

Bangka Belitung, Juni 2025 [CM/Na]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *