Garis Pantai yang Berdarah

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Ummu Iffah

CemerlangMedia.Com — PUISI

Di garis pantai yang sempit dan berdebu,
Bukan ombak yang menderu, tetapi rintihan pilu
Gaza, kau adalah peta yang robek di dada dunia
Langit bukan lagi atap, tetapi ancaman nyata

Dinding-dinding roboh, bebatuan berserakan
Menjadi saksi bisu kisah anak-anak tak berdosa
Mereka mengeja dan bermain di antara reruntuhan
Aroma mesiu menggantikan wangi bunga

Para ibu memeluk sisa-sisa harapan
Mencari sepotong roti di puing-puing ruruntuhan
Air mata telah kering, hanya doa yang terus terus terucap lirih
Ikhlas menerima garis takdir Ilahi

Namun, di bawah debu dan ketakutan
Ada bara yang tidak pernah padam
Bukan dendam, melainkan keteguhan iman
Menjadi warisan dalam diam

Gaza, kau adalah cermin bagi kemanusiaan
Menguliti hati yang hanya menatap jauh
Kami terkurung dalam bilik kebangsaan
Sementara kau berdiri tegak, tak pernah mengeluh

Sungguh, janji Allah itu pasti adanya
Setelah badai akan ada cahaya
Tanah mulia itu akan segera merdeka
Dalam naungan negara Khil4f4h

Tapal Batas, 13 Oktober 2025 [CM/Na]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *