Mampukah Indonesia Menjadi Negara Emas?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Setyorini

CemerlangMedia.Com — Dilansir dari CNBC Indonesia pada Sabtu (28-10-2023), Lembaga Pendidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dalam White Paper yang bertajuk dari LPEM untuk Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat 2024-2045 menyatakan bahwasanya Indonesia mempunyai potensi gagal dalam mewujudkan Indonesia maju. Alasan yang diberikan karena selama ini perkembangan ekonomi Indonesia masih stagnan, yaitu kisaran level 5 %, sedangkan angka kemiskinan makin naik, yaitu di level 1,7 % persisten.

Teguh Dartanti, sebagai salah satu penulis dalam White Paper tersebut menyatakan kalau hal ini terjadi akibat salah menentukan langkah dan berimbas pada pencapaian pembangunan. Pemerintah dalam hal ini, senantiasa terobsesi menjadikan negara yang berpendapatan tinggi saja daripada mengentaskan kemiskinan, menghilangkan ketimpangan, dan masih kurang kuat juga tidak inovatf.

Pendapat tersebut dikuatkan oleh Kepala LPEM Chaikan Nuryakin dan mengingatkan kembali pentingnya strategi cadangan navigasi perekonomian Indonesia apabila kegagalan tak bisa lagi di hindari. Dengan menyiapkan kelas menengah yang dimiliki Indonesia, yakni sekitar 40—80% dari total penduduk Indonesia, yang selama ini terlupakan karena terfokus pada 20% kelompok terbawah dan 10% kelompok atas. Harapannya dari kelompok menengah ini, Indonesia menjadi kuat ekonomi dan juga inovatif.

Fokus Utama Persoalan

Harapan besar tersebut bisa diraih dengan cara meningkatkan kesetaraan kesempatan dan akses pendidikan, kesehatan yang berkualitas, pekerjaan sektor formal, infrastruktur dasar, dan juga jaminan sosial menyeluruh. Hal ini dianggap sebagai modal utama dan satu-satunya jalan mewujudkan Indonesia Emas. Padahal mewujudkan Indonesia maju sejatinya tidak akan terwujud jika kita mengambil langkah hanya dengan bertumpu pada peningkatan ekonomi atau pendapatan individu yang menjadi bagian dari masyarakat karena tidak menyentuh pada akar masalahnya.

Kapitalisme yang dijadikan landasan negara inilah yang seharusnya menjadi fokus utama dan akar masalah ketika negara menginginkan perubahan dan menjadi negara maju. Sistem kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan akan mendorong penganutnya agar senantiasa berada di posisi terjajah. Misalnya dalam hal sumberdaya manusia, yakni akan dijajah melalui pemikiran sehingga sangat berpengaruh kepada cara pandang tentang kehidupan. Sedangkan melalui sumber daya alam, yakni minim serta hilangnya peran negara dalam mengelolanya. Negara hanya berfungsi sebagai regulator.

Dan tentu terasa aneh ketika negara melimpahkan tanggung jawab menjadi negara maju kepada individu masyarakat. Hal ini makin menunjukkan bahwa negara ini tidak memiliki visi ideologis, artinya negara kurang serius dan abai pada kewajiban utamanya sebagai negara yang memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh untuk mengantarkan negaranya menjadi negara maju dan pusat peradaban.

Maju dengan Sistem Islam

Selama peradaban Islam memimpin, sangat jelas bahwasanyan negara Islam memiliki visi menjadi negara adidaya dan hal ini bisa dilihat sampai sekarang, baik sejarah atau bangunan peninggalan bersejarah lainnya. Langkah negara dalam mewujudkannya diimplementasikan pada lima bidang, yaitu sistem sosial (interaksi/pergaulan), sistem pendidikan, sistem ekonomi, sistem politik luar negeri, dan sistem pemerintahan.

Untuk sistem sosial, hanya sistem Islam yang mempunyai metode unik dalam menyelesaikan hubungan atau interaksi yang terjadi pada masyarakat. Misalnya mewajibkan bagi wanita mengenakan jilbab ketika keluar rumah, bukan saja untuk dikenali dan terlindungi, tetapi juga menjaga martabat wanita agar tetap mulia.

Sistem pendidikan yang berlandaskan Islam mempunyai tujuan yang tidak berubah-ubah, yaitu menjadikan anak didik berkepribadian Islam, yakni memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. Hal itu diwujudkan dengan adanya kurikulum, sarana, dan prasarana yang memadai dan tidak begitu saja memasukkan pemahaman atau pengetahuan di luar Islam.

Sistem ekonomi Islam pun mempunyai keunggulan yang belum ada tandingannya hingga hari. Misalnya terkait pendapatan atau harta negara dan pendistribusian kekayaan pun sangat jelas sehingga bukan saja menyejahterakan, tetapi rahmat Allah tercurah kepada negara.

Sedangkan kehebatan politik luar negeri Islam mampu membedakan mana kawan mana lawan. Negara boleh menjalin hubungan dengan negara lain dengan memperhatikan posisi negaranya, apakah memusuhi Islam ataukah tidak. Kejelasan politik luar negeri ini menjadikan negara Islam diperhitungkan keberadaannya sebagai negara yang independen atau mandiri. Bukan hanya itu, penerapan aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan akan mengantarkan suatu negara menjadi negara maju dan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Araf: 96,
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”

Wallahu a’lam bisshawwab [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *