Olahraga Diutamakan, Rakyat Kian Merana

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Nur Arofah (Aktivis Dakwah)

CemerlangMedia.Com — Perhelatan besar olahraga Asia Tenggara 2023 di Kamboja telah usai, negara sangat mendukung agenda yang diadakan dengan memasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk kontingen Indonesia. Tak tanggung tanggung Rp852,2 miliar di gelontorkan untuk perhelatan ini.

Dana fantastis ini disalurkan melalui DIP Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora), sebut bendahara negara.

Besaran dana tersebut di bagi untuk beberapa klasifikasi, Pembinaan atlet sebelum tanding sebesar Rp522 miliar, Rp55,2 miliar untuk biaya pengiriman kontingen ke negara tujuan penyelenggara. Terakhir disebutkan Rp275 miliar untuk bonus bagi atlet peraih medali (atlet/pelatih/asisten pelatih) (CNN Indonesia, 17/5/2023).

Apresiasi Negara

Negara memberikan apresiasi besar pada setiap event olahraga antar negara, bahkan Menteri Keuangan berucap “Saya pastikan, APBN #UangKita akan terus hadir untuk mendukung sektor olahraga Indonesia,” tulis Sri Mulyani dalam akun instagram miliknya (17/5/2023).

Dilihat dari pendanaan yang sangat besar pada sektor olahraga, menunjukkan ajang ini adalah sarana untuk mengharumkan nama bangsa dalam pandangan dunia. Sebuah prestise bagi negara ketika setiap cabang yang di lombakan mendapatkan prestasi.

Sebuah kebanggaan bagi negara sehingga bonus yang diberikan sangat besar dengan total Rp275 miliar. Pada event olahraga sebelumnya bonus disiapkan bagi peraih medali emas Pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu, pemerintah memberikan bonus bagi pemain peraih medali emas mendapatkan bonus Rp5,5 miliar per orang, sedangkan pelatihnya mendapatkan bonus Rp2,5 miliar. (Situs Kemenpora, 13-8-2021).

Negara seakan beranggapan olahraga menjadi hal yang utama, sehingga pemerintah sangat totalitas dalam memberikan apresiasi bagi kontingen olahraga baik moril dan materil (dana).

Miliaran rupiah digelontorkan pemerintah untuk olahraga, kesehatan memang penting bagi setiap individu rakyat. Namun olahraga bukan yang menyebabkan mati dan hidupnya manusia, apalagi mengikuti ajang internasional tidak berdampak langsung pada kesehatan tiap individu. Perlombaan olahraga lebih kepada gengsi dan kebanggaan bagi individu kontingen juga negara.

Sektor Utama Butuh Perhatian

Sangat disayangkan olahraga yang digadang mengharumkan bangsa, bertolak belakang dengan ketimpangan di dalam negeri. Banyak kasus yang seharusnya menjadi prioritas, di antaranya anak kurang gizi.

Dalam laporan The State of Food Security and Nutrition in the World terbaru yang dirilis Food and Agriculture Organization (FAO) pada Rabu (6/7/2022). Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk kurang gizi tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Perkiraam rata-rata jumlah penduduk kurang gizi di Indonesia ada 17,7 juta anak. Dari data tersebut anak mengalami gizi buruk masih tercatat 3,9 %, sementara 13,8 % kurang gizi, yg tercatat pada Januari 2019 (katadata.co.id, 12/7/2023).

Begitu juga dengan kemiskinan dalam status ektrem harus di perhatikan pemerintah, tetapi pada nyatanya ada 4% dari penduduk Indonesia atau sekitar 10,86 juta jiwa, tercatat di tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada tahun 2021.
Kedua kasus tersebut baru segelintir masalah, belum lagi pembangunan di kota maupun daerah. Terkait jalan yang harusnya menjadi hal utama, karena menyangkut nyawa bagi pengguna jalan. Jika jalan rusak maka membahayakan nyawa manusia. Jalan juga merupakan salah satu infrastruktur yang memiliki peran penting bagi perekonomian. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sampai 2020 sekitar 91,27% jalan nasional berada dalam kondisi mantap, turun 1,54 poin persentase dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 92,81%. Infrastruktur jalan sangat penting untuk pengangkut harga-harga barang yang ada di pasar.

Menurut laporan Statistik Transportasi Darat 2021 dari Badan Pusat Statistik (BPS), total panjang jalan di seluruh Indonesia mencapai 546.116 kilometer (km) pada 2021. Jalan yang kondisinya baik mencapai 232.644 km atau 42,6% dari total panjang jalan di Indonesia. Kemudian sepanjang 139.174 km jalan berada dalam kondisi sedang (25,49%), 87.454 km jalan rusak (16,01%), dan 86.844 km jalan rusak berat (15,9%). Secara kumulatif, panjang seluruh jalanan yang rusak di Indonesia pada 2021 mencapai 174.298 km (31,91%) (Katadata.co.id, 5/5/2023).

Problem ini harusnya menjadi yang utama dibandingkan dengan anggaran yang dikeluarkan untuk olahraga. Mungkin saja untuk masalah kurang gizi balita, kemiskinan, dan infrastruktur sudah triliunan yang di gelontorkan. Namun hasil dari dana tersebut jika dihitung masih banyak ketimpangan dari penerima program yang jumlahnya jutaan jiwa dan belum merasakan kemerataan dan sejahtera. Masih butuh dana ekstra untuk kemaslahatan rakyat, daripada sibuk meraih kebanggaan semata dalam ajang olahraga internasional.

Islam sangat menjungjung tinggi dakwah dan jihad, untuk menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Dalam jihad dibutuhkan fisik yang sehat agar pengemban dakwah mampu melewati tantangan untuk kehidupan Islam, Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassalam memerintahkan umatnya untuk belajar berenang, berkuda dan memanah, agar siap mental dan sehat fisik ketika berjuang menegakkan kalimatul haq.

Olahraga dalam Islam

Dalam Islam, perintah olahraga untuk kebugaran tubuh bukan untuk perlombaan, meraih medali atau penghargaan apalagi hanya untuk kebanggaan dalam pandangan dunia internasional. Olahraga bagian dari cara untuk perjuangan/jihad, jelas disebutkan dalam Al-Qur’an,
“Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang mampu kalian upayakan. (QS Al-Anfal: 60)

Mirisnya dalam kapitalisme sekuler, olahraga menjadi ajang yang diprogram sebagai wadah meraih materi, ambisi dunia dan popularitas. Oleh karenanya umat terlalaikan dari kondisi yang lebih utama dan urgent seperti kemiskinan, jalan rusak, kesehatan dan sebagainya.

Khatimah

Sebaik-baik aturan hanya datang dari Sang Pencipta, Allah Ta’ala, dan sistem terbaik adalah menerapkan Islam kafah dalam naungan negara Islam (Khil4f4h). Kesejahteraan yang hakiki adalah dari sistem Islam, karena kebutuhan dasar rakyat terkait sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan akan terpenuhi. Negara akan mendukung dan memberikan fasilitas agar rakyat bisa memenuhi semua itu, menyiapkan lapangan kerja seluas-luasnya agar kondisi usaha kondusif. Sedangkan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan keamanan akan tersedia dengan gratis serta berkualitas.

Wallahu a’lam bisshowab [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *