Oleh. Wening Satriyati
CemerlangMedia.Com — Beragam peristiwa kriminalitas saat ini makin meningkat. Mulai dari pembunuhan, pencurian, perampokan, pemerkosaan, dan lain-lain. Bahkan secara kualitas dan kuantitas makin merajalela tak terkendali. Contohnya adalah kasus pembunuhan yang disertai dengan mutilasi, perampokan dengan kekerasan senjata tajam hingga kriminalitas sadis lain yang dilakukan oleh para pecandu narkoba, pejudi, dan preman.
Kriminalitas yang makin marak terjadi ini tentunya tidak lepas dari kemiskinan yang melanda umat. Kemiskinan ini disebabkan oleh berbagai faktor. Di antaranya adalah minimnya lapangan kerja, rendahnya tingkat pendidikan, serta negara yang abai terhadap kesejahteraan rakyat. Negara hanya menjadi regulator swasta demi meraih keuntungan, bukan sebagai pelayan yang mengurus urusan rakyatnya. Ini adalah imbas diterapkannya kapitalisasi, sistem hidup modern. Parahnya hal ini menimpa seluruh kaum muslim di dunia. Tidak ada satu negara pun di dunia ini yang bebas dari cengkeraman para kapitalis.
Muslim dipaksa mengikuti aturan sekuler dengan dalih toleransi seraya menanggalkan keislamannya. Umat dipaksa mencabut identitas ideologisnya serta direndahkan dalam peradaban materialistis dengan format kemiskinan dan label buruk selayaknya teroris tanpa adanya pembelaan. Atas dasar ini, tindakan nyata penyelamatan umat perlu dilakukan demi kembalinya umat kepada Islam dan kemuliaan yang hakiki.
Kunci Penyelamatan Umat
Setiap muslim haruslah paham bahwa kewajiban dakwah adalah kunci untuk menyelamatkan umat dari zalimnya penguasa yang menerapkan aturan kufur. Dakwah (amar makruf nahi mungkar) adalah perintah Allah Swt. sebagaimana sabda Rasulullah saw.,
“Siapa saja yang melihat kemungkaran, cegahlah dengan tanganmu. Jika belum bisa, cegahlah dengan mulutmu. Jika belum bisa, cegahlah dengan hatimu. Itulah pertanda selemah-lemah iman.”
Kepedulian terhadap Umat
Sekularisasi agama pada kehidupan umat Islam melahirkan banyak kesulitan dan penyimpangan. Kesulitan menerapkan hukum syariat Islam yang berdampak pada penyimpangan perilaku manusia yang jauh dari fitrah dan kebaikan.
Penguasa zalim dan aturan kufur yang diterapkan makin melengkapi penderitaan umat. Maka rasa kepedulian terhadap umat wajib dimiliki sebagai bentuk tanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan umat.
Penguasa wajib dinasihati dan dikoreksi apabila kebijakannya bersifat zalim dan semena-mena serta menyalahi aturan Islam. Rasulullah saw. bersabda,
“Perumpamaan mereka yang memelihara batas-batas agama Allah dengan golongan yang melanggarnya adalah seperti sebuah kapal yang dipenuhi penumpang di bagian atas dan bawahnya. Golongan yang di atas, ketika ingin mengambil air, mesti naik ke bagian atas kapal untuk mendapatkannya. Penumpang di bagian bawah berkata,”Lebih baik jika kita lubangi saja lantai kapal ini untuk mendapatkan air sehingga kita tidak lagi menyusahkan saudara-saudara kita di bagian atas.” Jika para penumpang di atas tidak mencegah perbuatan mereka, mereka semua akan tenggelam. Jika mereka mencegah, mereka semua akan selamat.“ (HR At-Tarmizi)
Berjuang Menegakkan Aturan Islam
Sejatinya kemaslahatan itu bisa diwujudkan, begitu juga kerusakan bisa dihilangkan sepenuhnya adalah hikmah dari penerapan syariat Islam secara kafah. Sebagaimana firman Allah Swt. di dalam QS Al-Anbiya ayat 107 yang artinya:
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Diutusnya Nabi Muhammad saw. sebagai rahmatan lil ‘alamiin hendaknya menjadi motivasi bagi setiap muslim untuk berkontribusi dalam perjuangan menegakkan syariat Islam sebagai aturan dan solusi atas setiap persoalan umat.
Begabung dengan Kelompok Dakwah
Dakwah amar makruf nahi mungkar demi penyelamatan umat dapat melepas cengkeraman kezaliman penguasa. Mendakwahkan hukum-hukum syariat Islam akan mengubah tatanan kehidupan lebih mulia dan adil. Jalan ini tidaklah mungkin ditempuh seorang diri. Umat wajib bergabung dengan kelompok dakwah yang mengambil jalan penuh liku dan tantangan ini. Umat wajib melangkah bersama kelompok dakwah yang menetapkan tujuan yang sama serta serius dan sungguh-sungguh mempersembahkan tenaga, pikiran, waktu, dan hartanya. Ikhlas kepada Sang Khaliq. Berani dan sabar menerima ujian serta istikamah bekerja mengamalkan ibadah berdasarkan dalil syariat. Senantiasa bergantung kepada satu-satunya tempat bergantung yaitu Allah Ta’ala.
Dengan demikian penyelamatan umat dari penguasa yang zalim dan aturan kufur hendaklah menjadi kesadaran bagi seluruh kaum muslim. Muslim yang bertakwa adalah orang yang tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi orang yang disibukkan oleh perkara-perkara yang membuatnya tunduk dan taat kepada Allah Ta’ala dengan beramar makruf nahi mungkar, berbuat dengan segala kebaikan kepada kerabat maupun saudara seiman lainnya.
Rasulullah mengecam umat Islam yang tidak peduli nasib saudara seimannya.
“Barang siapa yang tidak peduli urusan kaum muslimin, maka dia bukan golonganku.” (Al-Hadis)
“Barang siapa yang pagi harinya hasrat dunianya lebih besar, maka itu tidak ada apa-apanya di sisi Allah dan barang siapa yang tidak takut kepada Allah, maka tidak ada apa-apanya di sisi Allah, dan barang siapa yang tidak perhatian dengan urusan kaum muslimin semuanya, maka dia bukan golongan mereka.” (HR Al-Hakim dan Baihaqi)
Untuk itu, mari kita luruskan dan kuatkan niat sungguh-sungguh demi kembalinya kehidupan Islam dalam tatanan peradaban mulia yang memberikan keselamatan di dunia hingga menuju akhirat.
Wallahu a’lam bisshawwab.