Dalam sistem Islam, masyarakat diedukasi agar peran perempuan tidak hanya dinilai dari kontribusi terhadap ekonomi semata. Alhasil, pemberdayaan perempuan dalam Islam akan mampu menjaga ketahanan keluarga dan menghasilkan generasi penerus yang berkualitas, beriman, dan berkepribadian islami.
CemerlangMedia.Com — Akhir 2024, Kabupaten Bekasi meraih tiga penghargaan tingkat Provinsi Jawa Barat dalam bidang pemberdayaan perempuan. Penghargaan tersebut, yaitu Juara Harapan II Kategori Kabupaten Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS), Implementasi Sekolah Perempuan Jawa Barat Tingkat Kabupaten/Kota Terbaik, dan Implementasi West Java Women Empowerment (WJWE) Caang 2024. Program ini berfokus pada pelatihan perempuan meliputi keterampilan, seperti menjahit, memasak, salon, serta penguatan ketahanan keluarga dan peningkatan perekonomian perempuan di tingkat desa hingga kecamatan (30-12-2024).
Berhasilnya program pemberdayaan perempuan menunjukkan perhatian pemerintah terhadap peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Sayangnya, dukungan terhadap peran perempuan masih berorientasi hanya pada pencapaian sisi ekonomi. Ini terjadi akibat paradigma sistem kapitalisme sekularisme. Kapitalisme sebagai paham yang mengagungkan materi, menjadikan standar kesuksesan individu berdasarkan pencapaian materi semata. Sementara itu, penerapan sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan mendorong para wanita untuk berkiprah di luar rumah sehingga melalaikan tugas utamanya sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
Di sisi lain, dampak negatif dari kiprah perempuan di luar rumah, seperti terbengkalainya tugas istri dan ibu dalam rumah, hingga hilangnya fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Selain itu, berbagai kerusakan yang terjadi pada anak-anak dan remaja, seperti tawuran, kerusakan moral, kecanduan game, obat-obatan terlarang, budaya pacaran, hingga zina, sejatinya akibat hilangnya peran ibu dalam mendampingi anak-anaknya. Oleh karena itu, ketahanan keluarga bisa terancam jika peran perempuan sepenuhnya berfokus pada sektor ekonomi semata.
Berbeda dengan sistem Islam dalam memandang pemberdayaan perempuan. Islam memandang peran utama perempuan, yakni sebagai madrasah pertama dalam mendidik anak-anaknya sehingga pemberdayaan perempuan dalam Islam menekankan aspek penguatan akidah, peningkatan pengetahuan agama, dan keterampilan yang mendukung peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Islam mendorong perempuan untuk mampu menjaga ketahanan keluarga dengan cara mendidik generasi penerus, serta membangun keluarga harmonis.
Sementara itu, dalam sistem Islam, masyarakat diedukasi agar peran perempuan tidak hanya dinilai dari kontribusi terhadap ekonomi semata. Alhasil, pemberdayaan perempuan dalam Islam akan mampu menjaga ketahanan keluarga dan menghasilkan generasi penerus yang berkualitas, beriman, dan berkepribadian islami. Inilah sesungguhnya tugas perempuan dalam Islam, sebagaimana hadis Rasulullah saw.,
“… seorang istri bertanggung jawab terhadap rumah suaminya, ia akan ditanya (di akhirat) tentang semua itu….” (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, sudah selayaknya kita menerapkan sistem Islam secara menyeluruh (kafah) agar pemberdayaan perempuan bisa berjalan sesuai fitrahnya. Wallahu a’lam bisshawab.
Neni Nurlaelasari
Bekasi, Jawa Barat [CM/NA]
