Oleh: Humaira
(Siswi SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan)
Hallo, perkenalkan, saya Humaira. Saya senang bisa berbagi kisah tentang perjalanan pendidikan dan pertemanan saya dari awal sekolah hingga mendekati kelulusan. Saya memulai perjalanan di bangku sekolah menengah atas ini dengan semangat dan antusias.
Di awal masuk SMA, saya merasa belum bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan sekitar dan belum bisa memahami materi yang diberikan oleh guru. Saat itu, saya merasa bahwa tidak mampu dengan banyaknya mata pelajaran yang ada di sekolah karena pelajarannya masih terlalu asing dan belum pernah dipelajari saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Saat memasuki hari pertama kegiatan belajar mengajar, kami semua sibuk mencari tempat duduk masing-masing. Saat itu, kami semua masih malu-malu untuk berkenalan sehingga pada hari pertama masuk, kami semua tidak ada yang bertegur sapa. Sampai pada suatu hari mereka semua sudah mulai berteman, tetapi saya masih belum bisa membuka diri terhadap mereka.
Saya takut untuk memulainya. Saya merasa tidak pantas untuk ditemani karena saya berpikir mereka hanya mau berteman dengan yang pintar. Sampai saatnya UTS tiba, saya membuktikan kepada mereka bahwa saya bisa. Saat itu, saya mulai belajar lebih giat lagi, saya ingin membuktikan bahwa saya juga bisa, saya juga pantas untuk berteman dengan mereka. Pada saat itu, saya mendapatkan peringkat. Saya sudah mulai bisa memahami materi yang diberikan oleh para guru. Saya juga sudah tahu minat saya apa sehingga mulai percaya diri. Saya sudah berusaha membuka diri, tetapi masih ada rasa takut.
Seiring berjalannya waktu, saya berusaha untuk bisa berbaur dengan teman-teman sampai akhirnya saya memiliki 2 orang teman. Tidak lama kemudian, saya memilik 5 orang teman. Kami seperti orang yang bersaudara, berteman dengan baik, tidak ada yang menyakiti, dan kami saling support. Kami berusaha untuk saling melengkapi, saling mengulurkan tangan untuk yang kesusahan.
Kami berteman dengan baik, saling mendukung satu sama lain, tanpa ada yang menganggap teman itu adalah lawannya. Sampai tiba waktunya kami menduduki bangku kelas XI, pertemanan kami mulai diuji. Salah satu di antara kami ber 5 ada yang merasa tidak pernah didengar, tidak pernah dianggap kehadirannya, dan tidak pernah dihargai.
Dari kejadian itu, kami semua mulai introspeksi diri masing-masing dan mulai menjauh satu sama lain. Setelah beberapa hari menyendiri, kami kembali bersama dengan versi yang terbaik dari diri kami. Semua kembali seperti awal berteman sampai kami duduk di kelas XII.
Waktu terus berjalan, kami semua mulai fokus untuk menghadapi ujian praktik dan ujian sekolah. Pertemuan kami di luar sekolah sudah tidak sesering dahulu. Kami hanya bertemu ketika di sekolah saja.
Kami mulai memasuki masa-masa SNPMB, SNMPTN. Untuk itu, kami semua harus fokus demi menentukan masa depan. Kami mulai sibuk dengan ujian praktik dan ujian sekolah.
Pembahasan kami bukan lagi tentang hari ini kita nongkrong di mana. Namun, kami saling bertanya, apakah masih bisa berkumpul seperti ini lagi, setelah ini mau nge-kos di mana, mau ambil jurusan apa nantinya. Kami semua sudah harus mulai mewujudkan cita-cita masing-masing.
Meskipun perjalanan masa SMA ini banyak tantangan dan hambatan dalam memahami pelajaran, tetapi saya dengan giat dan yakin bahwa saya bisa. Saya bisa membuktikannya. Dari perjalanan ini juga, saya lebih bisa menghargai waktu kebersamaan, saling menghargai, memahami, dan dari kisah ini juga saya mulai mengerti artinya pertemanan.
Terima kasih atas semua pelajaran yang sudah saya dapatkan di masa SMA ini dan semoga saya bisa memanfaatkannya dengan baik. Saya berterima kasih kepada teman-teman karena sudah mau berteman dengan saya dan mengajarkan saya arti pertemanan. [CM/NA]