Oleh. Irsad Syamsul Ainun
(Creative Designer CemerlangMedia.Com, Aktivis Muslimah Papua)
CemerlangMedia.Com — “Saling memberi hadiahlah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR Bukhari)
Seuntai hadis di atas merupakan kabar gembira untuk seluruh umat manusia bahwa ada yang saling memberi dengan tujuan untuk saling menguatkan. Terikat oleh salah satu ikatan bukan hanya omdo (omong doang). Akan tetapi, ingat ya, tidak semua ikatan akan awet jika tujuannya hanya untuk mendapatkan hadiah.
Sebuah ikatan akan selalu awet ketika landasannya adalah akidah. Soal ini, jangan dipikirkan awet itu tanpa pertengkaran. Akan tetapi, meski di dalamnya selalu ada campur aduk bumbu, rasanya akan tetap pas. Apalagi jika bumbu itu adalah bumbu penyedap rasa soal akhirat. Biar bagaimanapun, keawetan sebuah hubungan tidak hanya bersua di dunia, tetapi bersua sampai jannah.
Ini baru ngetop. Banyak sih, contoh hubungan ataupun lebih keren dengan kata persahabatan yang selalu ngetop di mata manusia. Namun, sudahkah dipertanyakan, apakah persahabatan ini Allah ridai atau tidak? Rasanya setiap ketemu orang bisa saja kita langsung on top. Sahabatan, kado-kadoan, sampai nobar dan lain-lain selalu bersama.
Akan tetapi, sudahkah persahabatan ini dibawa pada lingkaran yang dinaungi sayap-sayap yang tak terlihat oleh mata? Sudahkah persahabatan ini dibawa sampai pada serambi yang dipenuhi taman-taman surga?
Kembali kepada saling memberi. Btw, aku memiliki sebuah kisah unik. Tentang kado untuk sahabat fillahku. Kukirimkan sebuah benda mungil dengan rajutan yang indah. Ini versiku ya. Kukirim sekitar 2 atau 3 tahun lalu.
Seingatku, barang rajutan ini kukirim sejak 2021. Sayang, di pertengahan 2023 ia belum juga bertemu tuannya. Barangnya dari Papua—Ereke (Buton Utara)—Baubau dan rencana akan ke Muna Barat.
Kasian banget sebenarnya, barangnya keliling ke sana ke mari. Sungguh, saya yang mengirimkan selalu bertanya, kira-kira kapan itu hadiah akan sampai kepada pemiliki yang dituju.
Usul punya usut, sembari menjalankan tugas dan tanggung jawab, hadiah itu tak lagi dihiraukan olehku. Sebab, keyakinanku satu, barangnya akan baik-baik saja sampai saatnya akan bertemu tuannya.
Qadarullah… Siapa sangka, semalam aku mencoba berkomunikasi kembali dengan sahabat-sahabat fillahku, yang dibahas tidak jauh-jauh soalan anak muda. Apalagi usia menginjak di kepala seperti saat ini. Sampailah pada pembahasan hadiah.
Teringat dong, sama hadiahnya. Ya Allah…
Mulailah cari-cari link yang sekiranya dapat membuka komunikasi dan akses untuk menemukan jalan keluar dari hadiah tersebut. Padahal jika dipikir dengan akal sehat manusia, gampang saja sih, barangnya bisa dikirimkan lewat ekspedisi, akan sampai kok. Tanpa harus merasa ribet.
Akan tetapi, bukan itu intinya. Intinya adalah sebuah ketetapan yang Allah telah gariskan bahwa sesuatu yang Allah belum qada-kan untuk didapatkan meski ia di depan mata, takkan ada satu hal pun yang dapat membuat ia tergapai oleh tangan ini.
Hasbunnalah wani’mal waqil, hasbunallah wani’mal maula… Segala sesuatu hanya milik-Nya. Dan kita sebagai hamba-Nya janganlah tergesa-gesa, tidak pula mengutuk atas apa yang belum didapatkakan.
Semua akan hadir sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Tetap sabar ya, jangan lupa hadiah adalah salah satu wasilah yang bisa digunakan untuk menguatkan ikatan di antara kita. Namun, perlu diingat, satu-satunya ikatan yang paling kuat adalah ketika dua insan bertemu dan berpisah dengan apa yang Allah cintai.
Assalamu’alaikum sahabat fillah… semoga kita tidak terjerumus kepada yang tergesa-gesa. Menunggulah, semua akan ketemu dan berjumpa sesuai waktu yang telah ditetapkan-Nya.
Mimika, 23 Agustus 2023 [CM/NA]