Aliansi AS-Isra3l, Persatuan yang Rapuh

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Pada saat umat Islam memiliki persatuan dalam ikatan akidah dan perjuangan, maka tegaknya kepemimpinan Islam akan menjadi keniscayaan yang pada akhirnya menghantarkan pada berdirinya Daulah Khil4f4h. Khilafah inilah yang akan menjadi kekuatan adidaya dunia, meninggikan kalimat Allah, melindungi seluruh kaum muslimin, mengalahkan hegemoni Amerika Serikat dan sekutunya, serta membebaskan Palestina dan wilayah-wilayah tertindas lainnya melalui jihad fi sabilillah.

CemerlangMedia.Com — Presiden AS Donald Trump memutus kontak langsung dengan PM Isra3l Benjamin Netanyahu setelah merasa dimanipulasi, menyusul peringatan dari orang-orang terdekatnya. Ketegangan meningkat akibat sikap arogan Menteri Strategis Isra3l Ron Dermer dalam diskusi dengan tokoh Partai Republik, serta kegagalan pemerintah Netanyahu menyusun rencana konkret terkait Iran, Houthi, dan Gaza. Trump yang sangat menjaga citranya dikabarkan sangat tersinggung karena merasa dimanfaatkan dan memicu retaknya hubungan pribadi keduanya (09-05-2025).

Pecahnya hubungan antara Perdana Menteri Isra3l Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bukan sekadar dinamika personal dua tokoh kuat, melainkan cerminan rapuhnya persatuan di antara kekuatan yang selama ini kerap dipersepsikan sebagai musuh bersama dunia Islam. Ketegangan yang muncul akibat kekecewaan, saling tuding manipulasi, hingga perbedaan kepentingan strategis menunjukkan bahwa aliansi mereka tidak dibangun di atas nilai bersama yang kukuh, melainkan lebih pada kepentingan sesaat dan kalkulasi politik jangka pendek.

Retaknya hubungan ini memperlihatkan bahwa meskipun Amerika Serikat dan Isra3l selama ini dikenal sebagai sekutu strategis, kepentingan nasional masing-masing tetap menjadi prioritas utama yang sewaktu-waktu bisa saling berbenturan. Trump yang selama masa jabatannya kerap memberikan dukungan terbuka kepada Isra3l, mulai mengambil langkah-langkah yang bertentangan dengan agenda keras Tel Aviv, termasuk pembicaraan dengan Iran dan pendekatan diplomatik yang berbeda terkait konflik Gaza.

Ketika kepentingan mulai tidak sejalan, retorika solidaritas pun runtuh dan ketegangan pun tak terhindarkan. Hal ini menunjukkan bahkan di antara kekuatan besar sekalipun, loyalitas tidak selalu berjalan seiring dengan kepentingan jangka panjang. Keretakan tersebut menjadi potret bagaimana proyek-proyek dominasi terhadap dunia Islam pun tidak sepenuhnya solid di balik panggung.

Hal ini seperti gambaran yang Allah Swt. telah sampaikan dalam Al-Qur’an surah Al-Hasyr ayat 14,
“Mereka tidak akan memerangi kalian (secara) bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antar sesama mereka sangat hebat. Kamu mengira bahwa mereka itu bersatu, padahal hati mereka terpecah belah. Hal itu karena mereka kaum yang tidak berakal.”

Ayat tersebut menggambarkan bahwa meskipun mereka tampak solid dari luar, kenyataannya mereka tidak memiliki ikatan yang kukuh karena dilandasi oleh kepentingan duniawi dan saling curiga satu sama lain. Retaknya hubungan Netanyahu dan Trump menjadi bukti nyata dari kebenaran firman Allah. Hal ini sebagai peringatan bagi kaum muslimin agar tidak terperdaya oleh citra kekuatan dan persatuan musuh yang sejatinya rapuh dan mudah runtuh saat ada perbedaan kepentingan.

Umat Islam harus menyadari bahwa mereka sesungguhnya memiliki kekuatan besar jika persatuan dibangun di atas landasan akidah Islam yang kukuh, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw., para sahabat, dan generasi awal umat Islam. Kekuatan ini bukan hanya bersifat spiritual, tetapi juga politis dan peradaban yang mampu menghadapi dan menghancurkan dominasi musuh-musuh Islam.

Untuk membangkitkan kesadaran ini, diperlukan kerja kolektif dari kelompok dakwah Islam ideologis yang menjadikan akidah Islam sebagai tali pengikat perjuangan. Jemaah dakwah inilah yang akan membimbing umat menapaki kembali jalan perjuangan Rasulullah saw., membangun kembali kesatuan yang hakiki di tengah perpecahan yang ditanamkan oleh sistem sekularisme global.

Pada saat umat Islam memiliki persatuan dalam ikatan akidah dan perjuangan, maka tegaknya kepemimpinan Islam akan menjadi keniscayaan yang pada akhirnya menghantarkan pada berdirinya Daulah Khil4f4h. Khilafah inilah yang akan menjadi kekuatan adidaya dunia, meninggikan kalimat Allah, melindungi seluruh kaum muslimin, mengalahkan hegemoni Amerika Serikat dan sekutunya, serta membebaskan Palestina dan wilayah-wilayah tertindas lainnya melalui jihad fi sabilillah.

Wallaahu a’lam bisshawab.

Meta Nisfia Falah, S.Ak.
Bekasi, Jawa Barat [CM/Na]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *