CemerlangMedia.Com — Beberapa hari yang lalu media sosial dihebohkan dengan berita seorang anak berumur 15 tahun yang mengakhiri hidupnya akibat kecanduan game online (03-10-2023).
Anak tersebut memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah dinasihati oleh ibunya untuk mengurangi kebiasaan bermain game. Pasalnya, game membuat sang anak jadi lupa waktu. Diduga mereka sering berdebat karena sang anak tidak mengakui keberadaan Sang Pencipta.
Begitu mirisnya keadaan anak-anak pada hari ini, mereka menghabiskan uang, waktu, dan pikiran hanya untuk bermain game. Bahkan mereka tidak peduli dengan keadaan di sekelilingnya. Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang, bahkan dengan cara mencuri uang milik orang tuanya.
Ini hanya salah satu dari persoalan yang terjadi hari ini. Jika ditelurusi dengan teliti akan banyak didapati anak-anak yang kecanduan game online sehingga berdampak lebih buruk. Seperti, ketika seorang ayah meninggal, anaknya tidak merasa kehilangan atau pun bersedih, tetapi malah sibuk bermain game di dekat jasad ayahnya yang terbaring. Padahal seharusnya, seorang anak akan merasa kehilangan.
Jika ditelisik lebih dalam, semua ini adalah rancangan musuh-musuh Islam yang ingin menjadikan remaja muslim menjadi pemuda yang lemah dan mempunyai pemikiran yang dangkal. Ditambah lagi dengan sistem hari ini yang memisahkan agama dari kehidupan. Padahal di dalam Islam, para remaja seharusnya memiliki keberanian dan mempunyai pemikiran yang jenius karena masa remaja adalah masa emas sebagaimana kisah Muhamad Al-Fatih yang berjuang menaklukkan Konstantinopel di usia remaja.
Mak negaralah yang seharusnya memberantas game online, bukan malah memberi apresiasi kepada para remaja yang hebat bermain game sehingga memicu banyak remaja ikut tertarik bermain. Oleh karena itulah penting adanya negara yang menerapkan aturan Islam yang bersumber dari Allah Swt. untuk mengatur semua aspek kehidupan. Dengan demikian, semua pemikiran atau rancangan dari musuh-musuh Islam untuk menghancurkan pemikiran umat akan dibentengi oleh negara.
Rindi Afrina
Lubuk Basung, Sumatra Barat [CM/NA]