CemerlangMedia.Com — Nasib guru di negara kita makin tidak karuan. Ketika ada guru yang mencoba menanamkan sikap disiplin pada anak, justru di-bully. Begitu pun ketika ada guru yang mencoba menanamkan adab dengan benar, justru kena pasal. Bahkan, tidak jarang ketika seorang guru menasihati muridnya, mereka menjadi sasaran penganiayaan dan dipidanakan.
Seperti kasus viral yang terjadi baru-baru ini, seorang anggota DPRD Bali menegur keras seorang guru di sebuah SMKN di Bali. Anggota dewan tersebut menegur guru yang bersangkutan di depan orang banyak hanya karena guru tersebut memberikan hukuman menulis bagi siswa yang tidak disiplin. Tentu ini sangat disayangkan.
Menurut pakar Federasi Serikat Guru Indonedia (FSGI) Retno Listyarti, hal ini akan menyebabkan terganggunya psikis guru tersebut, merusak nama baik keluarga, dan sekolah itu sendiri. Retno juga menambahkan bahwa cara menegur anggota dewan itu merupakan tindak kekerasan dan tidak sepatutnya seorang wakil rakyat melakukan hal tersebut (19-01-2024).
Perlakuan tidak adil kepada guru yang berusaha mendisiplinkan anak didik memang sudah sering terjadi, bahkan banyak orang tua yang tidak terima anaknya ditegur oleh guru. Tidak sedikit juga guru yang dipidanakan karena alasan yang serupa.
Oleh karena itu, wajar jika kita lihat wajah para pelajar saat ini yang lebih identik dengan tawuran daripada prestasi, lebih banyak siswa yang tidak berpikir cerdas karena tidak menghormati gurunya. Bagaimana ilmu yang didapat akan berkah jika sikap muridnya saja tidak mencerminkan seseorang yang memiliki ilmu.
Semua terjadi karena tidak adanya aturan yang pasti tentang bagaimana seorang guru diperlakukan. Dalam sistem kapitalisme, guru bukan merupakan sosok yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik. Alhasil, jika ada orang tua yang tidak cocok dengan metode mendidik guru tersebut, maka akan dengan mudah diperkarakan.
Berbeda dengan sistem Islam, guru merupakan sosok yang begitu dihormati. Bagaimanapun cara guru mendidik muridnya, selama tidak melanggar hukum syarak, maka para orang tua tidak akan keberatan. Lihat saja bagaimana guru Imam Syafi’i mengajarkan beliau dan orang tuanya tidak pernah keberatan dengan metode mengajar sang guru sehingga saat ini kita mengenal sosok Imam Syafi’i yang begitu cerdas dan berilmu.
Dengan demikian, yang dibutuhkan umat saat ini adalah penerapan sistem Islam. Sebuah aturan yang akan mengatur bagaimana tanggung jawab guru dalam mendidik dan menanamkan adab serta kedisiplinan kepada peserta didik, tanpa merasa takut akan di-bully atau dipidanakan oleh pihak mana pun. Wallahu a’lam.
Reni Ummu Ibrahim
Bogor [CM/NA]