Pendidikan Islam akan mencetak, mempersiapkan generasi yang unggul dan bertakwa, membuat para peserta didik tahu dan siap untuk menjadi penerus peradaban. Negara juga akan terus mendorong dan memfasilitasi generasi yang memiliki potensi sehingga tidak ada kekhawatiran pada orang tua terkait bagaimana masa depan anak-anak mereka.
CemerlangMedia.Com — Kasus kriminal tentu tidak diharapkan. Namun, kasus ini makin marak di kalangan pemuda. Pelakunya tidak hanya anak SMA, tetapi juga merambah sampai anak-anak SMP, seperti kasus tawuran antar gangster yang terjadi di jalan raya Solo-Semarang, Boyolali.
Polres Boyolali berhasil menangkap dua orang tersangka berinisial C (19) warga Gladagsari dan R (18) warga Ampel. Akibat tawuran tersebut, satu orang mengalami luka karena terkena senjata tajam. Menurut Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga, pemicu tawuran tersebut disebabkan antar gangster sering memancing suasana atau kericuhan melalui live di media sosial, kemudian menantang kelompok lainnya untuk tawuran (21-9-2024).
Memprihatinkan! Kalangan pemuda makin rusak. Mereka bebas melakukan apa saja yang diinginkan. Adanya keinginan untuk menunjukkan eksistensi diri atau kelompok membuat mereka tega melukai orang lain. Inilah bukti jika mereka belum mampu mengontrol ego dan emosionalnya. Sebab, mayoritas pemuda hanyalah sebagai pengikut dan mengikuti apa yang menjadi tren saat ini, tanpa mempertimbangkan sebab dan akibatnya. Mereka juga lupa jika pemuda memiliki peran yang sangat besar untuk masa depan sebuah peradaban.
Selain itu, kerusakan para pemudah juga tidak lepas dari peran keluarga yang kurang perhatian dan memantau pergaulan anaknya. Orang tua sibuk dengan pekerjaan dan tekanan hidup akibat kondisi ekonomi yang makin sulit. Perkembangan teknologi yang pesat dan tidak bisa dibendung melalui media sosial, terus menyajikan tontonan rusak dan merusak pemuda.
Sementara dunia pendidikan yang diharapkan mampu menjadi benteng dan menuntun peserta didiknya untuk menjadi lebih baik, nyatanya gagal mencetak generasi yang unggul. Negara juga abai dengan kondisi generasi muda sekarang. Bahkan, tidak ada upaya dari negara untuk menjaga dan mendorong potensi generasi mudanya. Negara hanya sibuk dan memprioritaskan kepentingan yang menguntungkan saja.
Ditambah lagi, lemahnya hukum negara yang berlaku dan tidak mampu memberikan pelajaran bagi masyarakat serta efek jera bagi pelaku kriminal. Alhasil, perilaku pemuda makin menjadi-jadi.
Lengkap sudah kerusakan yang terjadi di semua elemen masyarakat. Tidak adanya kontrol yang saling mendukung, menjaga, dan menguatkan antara satu dengan lainnya mengakibatkan para pemuda tidak ada pendampingan dan pengawasan untuk menemukan jati diri mereka. Para pemuda tidak tahu kewajiban, peran, dan tanggung jawab yang harus dilakukan.
Inilah buah penerapan sistem yang rusak, akan selalu membuat kerusakan. Tidak hanya satu atau dua orang, tetapi seluruh masyarakat. Sistem kapilatisme sekuler membuat orang tidak takut akan azab dan hukuman dari Allah Swt.. Sistem ini membuat para pemuda tidak bertakwa, tidak mengenal dan memahami siapa Pencipta-nya. Di benak mereka hanyalah kebebasan dan bersenang-senang. Tidak penting memikirkan bagaimana menjalani kehidupan sekarang dan di akhirat kelak.
Berbeda jika sistem Islam yang diterapkan. Sebuah sistem yang mendatangkan rahmat bagi seluruh alam. Sistem yang akan mengembalikan fungsi dan tugas masing-masing elemen masyarakat.
Keluarga akan dibangun dengan fondasi akidah dan ketaatan sehingga orang tua dan anak hanya menjalan aktivitas sesuai dengan aturan dan perintah Allah Swt.. Kemudian masyarakat, memiliki kontrol dalam menjaga lingkungannya agar tidak terjadi kriminal atau kemaksiatan. Begitu pula negara, akan memperhatikan kurikulum pendidikan untuk rakyat.
Pendidikan Islam akan mencetak, mempersiapkan generasi yang unggul dan bertakwa, membuat para peserta didik tahu dan siap untuk menjadi penerus peradaban. Negara juga akan terus mendorong dan memfasilitasi generasi yang memiliki potensi sehingga tidak ada kekhawatiran pada orang tua terkait bagaimana masa depan anak-anak mereka. Para pemuda akan selalu eksis untuk menjadi generasi mulia melalui potensi yang mereka miliki dan dikembangkan untuk mendapat rida Allah Swt..
Jadi, hanya dengan penerapan sistem Islamlah, kriminalitas akan menemukan solusi penyelesaiannya. Sebab, kasus ini tidak akan bisa terselesikan jika tidak ada kerja sama antar elemen masyarakat. Wallahu a’lam bisshawwab.
Rita Razis [CM/NA]