CemerlangMedia.Com — MA, seorang siswa SMP di Bekasi menjadi korban dari permainan kuda tomprok. MA terjatuh saat bermain bersama teman-temannya di sekolah. Akibat benturan di kepala, MA menghembuskan napas terakhirnya. Buntut dari kejadian tersebut, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi meminta pihak sekolah agar mengawasi dengan ketat kegiatan siswa sehingga kejadian serupa tak terulang kembali (19-11-2023).
Sungguh miris, permainan berbahaya dimainkan oleh siswa SMP yang rata-rata sudah memasuki usia baligh. Usia yang seharusnya sudah bisa membedakan mana permainan yang membahayakan diri. Hal ini disebabkan bergesernya pemahaman agama tentang usia baligh. Anak usia baligh seperti anak SMP dianggap remaja yang sedang mencari jati diri sehingga kenakalan mereka dianggap sebuah kewajaran. Termasuk ketika melakukan permainan kuda tomprok yang membahayakan.
Kejadian ini membuktikan adanya kekeliruan dalam sistem pendidikan saat ini. Sistem pendidikan yang berbasis sekuler, yakni memisahkan agama dari kehidupan menjadikan visi misi pendidikan tak tentu arah. Proses pendidikan sebatas mentransfer ilmu pengetahuan tanpa mendidik kepribadian siswa. Alhasil, para siswa dibiarkan bertindak semaunya tanpa peduli apakah hal itu bermanfaat atau mendatangkan bahaya. Kalaupun terjadi kecelakaan, akan dianggap sebagai kenakalan remaja yang wajar.
Berbeda dengan sistem pendidikan Islam yang berbasis akidah. Tujuan pendidikan dalam Islam, yaitu membentuk generasi bersyahsiah Islam (kepribadian Islam). Siswa dididik dengan pemahaman agama sesuai usianya sehingga di usia baligh, siswa sudah mempunyai keterikatan dengan hukum syarak. Para siswa pun dididik untuk menyibukkan diri pada perkara yang bermanfaat.
Kalaupun melakukan permainan, siswa sudah bisa menimbang permainan mana yang aman bagi mereka. Selain itu, pengawasan ketat dilakukan pihak sekolah demi tercipta kegiatan belajar yang kondusif bagi siswa. Maka, sudah saatnya menjadikan Islam sebagai panduan dalam mendidik generasi. Alhasil, generasi yang dilahirkan memiliki kepribadian Islam dan pemahaman agama yang mumpuni. Dengan demikian, siswa mampu menjauhi perkara yang tidak bermanfaat dan mendatangkan bahaya seperti permainan kuda tomprok.
Neni Nurlaelasari
Bekasi, Jawa Barat [CM/NA]