Penulis: Ustaz Abu Zaid R
Secerdas apa kita mencari solusi untuk kerja dan keluarga, semestinya secerdas itu pulalah untuk dakwah. Kecerdasan kita akan tampak jelas dari sikap kita menghadapi problem kehidupan dihadapkan dengan dakwah.
CemerlangMedia.Com — Secerdas apa kita mencari solusi untuk kerja dan keluarga, semestinya secerdas itu pulalah untuk dakwah. Hidup ini adalah ujian dari Allah untuk membuktikan siapa di antara manusia yang paling baik amalnya. Oleh karenanya, hidup manusia tidak lepas dari masalah alias problem.
Problem selalu ada. Haru biru dari sejak lahir sampai mati kita adalah rangkaian menghadapi dan menyelesaikan problem. Oleh karenanya, merupakan kebodohan fatal jika ada manusia berharap hidupnya tanpa masalah, termasuk masalah pekerjaan atau ekonomi dan masalah keluarga. Selalu ada. Masalah dakwah juga selalu ada.
Hanya saja, sebagai pengemban dakwah yang berjuang untuk menegakkan Islam kafah, kita harus memiliki sikap yang benar dalam menghadapi problem hidup ini. Tujuannya agar kita tetap bisa berjuang di tengah berbagai masalah hidup ini.
Jika kita bisa begitu cerdas dan cekatan mencari solusi untuk problem ekonomi atau pekerjaan, maka minimal secerdas itulah kita mencari solusi untuk dakwah, misalnya ketika kita kena PHK sebagai karyawan perusahaan. Kita langsung saja mencari usaha lain, mulai dari jualan di pasar, usaha kuliner, pulkam untuk bertani atau beternak, dan lain sebagainya. Kita dengan cepat bisa menemukan solusi yang sesuai kondisi. Demikian pula kalau ada masalah keluarga, misalnya tentang pendidikan anak. Kita cepat juga mencari solusinya, misalnya kita pondokkan di kota A atau B, dan lain sebagainya.
Nah, mestinya jika ada problem dakwah, kita juga secerdas itu. Segera mencari solusi untuk melakukan kegiatan opini tentang Khil4f4h supaya masif. Begitu pula problem kekurangan dana untuk kegiatan tabligh akbar atau solusi problem dakwah yang lain. Kita semestinya juga bisa secerdas dan secepat saat mencari solusi terhadap problem kerja dan keluarga. Ini minimal.
Sering terjadi problem rumah tangga dari sisi bagaimana mengatur kegiatan rumah tangga dan dakwah bagi suami istri pejuang Islam. Tentu diperlukan kecerdasan agar urusan dakwah berjalan dan urusan rumah tangga, seperti anak-anak juga berjalan. Jangan sampai yang satu membuat kita mengabaikan yang lain, tetapi semua harus berjalan secara optimal.
Kalau maksimalnya, ya, berarti kita harus lebih cerdas dalam berdakwah daripada cerdas saat bekerja. Sebab, dakwah menuju tegaknya Islam kafah dengan sistem Khil4f4h merupakan kewajiban paling penting sehingga wajar kalau kita memberikan perhatian lebih, baik waktu, tenaga, biaya, dan lain-lain tanpa mengabaikan kewajiban kita untuk bekerja dan ngurus keluarga. Sebab, semua itu menunjukkan keseriusan dan kesungguhan kita dalam berjuang.
Kita saksikan bagaimana sejarah mencatat betapa indahnya para sahabat dalam mengatur dan menyelesaikan segala urusannya. Meskipun sebagai seorang pedagang besar, seperti Abdurahman bin Auf ra.. Beliau tidak pernah ketinggalan berjihad. Jika ada panggilan jihad, bisnisnya yang besar itu ditinggalkan segera guna menyambut panggilan itu.
Demikian juga para sahabat yang lain. Jika Rasulullah saw. memerintahkan ke Yaman atau ke tempat lain untuk mengemban tugas, mereka serta merta berangkat. Inilah bagian dari kesungguhan kita untuk menolong agama Allah dengan harapan Allah akan menolong kita.
Firman Allah dalam surah Muhammad ayat 7,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
Oleh karena itu, kecerdasan kita akan tampak jelas dari sikap kita menghadapi problem kehidupan dihadapkan dengan dakwah. Apakah kita akan segera mencari solusi hingga bisa hadir ngaji, misalnya. Ataukah kita malah menjadikan kerja dan lain sebagainya sebagai alasan untuk tidak hadir ngaji.
Semua pilihan ada di tangan kita. Semoga Allah mudahkan kita menjadi pejuang Islam, meksipun minimalis. Terlebih lagi, kita berharap dimudahkan untuk menjadi pejuang Islam yang maksimalis. Aamiin.
Ubur ubur ikan lele, dah akur kan, le?
Ngaji, yuk! [CM/Na]