Depresi Pascamelahirkan Bukan Baby Blues, dan Cara Menanganinya

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

 

Oleh. Nur Rahmawati, S.H.
(Pemimpin Redaksi CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Ketidaktahuan dalam memahami bahwa depresi pascamelahirkan itu berbeda dengan baby blues, maka akan berpengaruh pada cara penanganannya. Meski, dua kondisi tersebut sama-sama terjadi pada ibu pascamelahirkan, tak lantas sama dalam menanganinya.

Depresi pascamelahirkan diperkirakan terjadi pada wanita sekitar 10-15%. Meski demikian, masih banyak wanita tidak tahu bahkan tidak sadar bahwa ia mengalami depresi tersebut. Depresi pascamelahirkan atau postpartum depression adalah jenis depresi yang sering dianggap sama dengan baby blues, dan ini terjadi pada 6 Minggu pertama pascamelahirkan.

Perlu dipahami untuk baby blues pada umumnya mereda dalam hitungan hari atau minggu saja. Sedangkan depresi pascamelahirkan berlangsung lebih lama yaitu beberapa minggu hingga bulan setelah melahirkan. Hal ini tidak bisa dianggap sepele, sebab jika tidak segera ditangani dengan baik akan membahayakan kondisi ibu dan bayinya.

Gejala Depresi Pascamelahirkan

Perasaan sedih atau emosional pascamelahirkan kerap kali dianggap hal biasa, bahkan diabaikan sebagian besar wanita karena khawatir dianggap tidak bahagia menjadi ibu. Bahkan rasa ini juga terkadang dikaitkan dengan keimanan seseorang. Padahal tentu ini adalah hal yang berbeda, bisa jadi sebab pengaruh hormon setelah melahirkan.

Perasaan negatif yang muncul dan tidak ada indikasi membaik pascamelahirkan bisa saja disebabkan oleh depresi. Adapun gejala depresi pascamelahirkan yang perlu diwaspadai diantaranya;

Pertama, emosi berlebihan, rasa sedih tanpa alasan yang jelas, tidak bersemangat terus-menerus dan berlangsung cukup lama.

Kedua, mudah tersinggung dan gelisah yang berdampak sulit tidur dan turunnya konsentrasi.

Ketiga, kurang merawat diri sendiri, seperti malas mandi dan makan selama berhari-hari.

Keempat, merasa khawatir dan berpikir ada yang salah pada bayinya. Sehingga kurang berminat, kesulitan, dan enggan merawat serta berinteraksi dengan bayi

Kelima, perasaan tidak pantas menjadi seorang ibu dan berdampak lahirnya perasaan bersalah. Akhirnya yang lebih parah, muncul pemikiran salah yaitu ingin menyakiti diri sendiri atau bahkan mengakhiri hidupnya.

Gejala di atas bisa berdampak lebih fatal lagi dan bahkan bisa berkembang lebih serius, sehingga penderitanya akan mengasingkan diri, sulit berhubungan dengan orang lain, serta tidak dapat merawat bayinya. Bahkan ada beberapa kasus wanita depresi pascamelahirkan berpikir untuk menyakiti bayi mereka. Oleh karenanya perlu memahami gejala ini lebih awal, agar dapat segera ditangani oleh pasangan dan keluarga.

Penyebab Depresi Pascamelahirkan

Meski belum diketahui secara pasti penyebab depresi pascamelahirkan. Namun, kondisi ini diduga disebabkan oleh;

Perubahan Hormonal

Menurunnya kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh secara drastis pada wanita setelah melahirkan, berdampak mudahnya mengalami perubahan suasana hati, lebih sensitif, dan kondisi emosional tidak stabil.

Masalah Psikologis

Timbulnya stres pada wanita setelah melahirkan dipicu juga dari masalah psikologis. Adanya tuntutan dan tanggung jawab baru sebagai seorang ibu untuk merawat bayi, mengetahui bayinya prematur, kesulitan menyusui, kondisi fisik lemah, dan kesulitan saat melahirkan dapat menimbulkan tekanan batin serta pikiran. Terlebih kurangnya dukungan pasangan dan orang terdekat dalam mengahadapi lahiran dan merawat bayi. Apalagi jika pernah memiliki riwayat depresi.

Masalah Sosial

Tidak kalah penting adanya masalah sosial sebagai penyebab depresi pascamelahirkan. Seperti, masalah keuangan, konflik anggota keluarga, atau ditinggalkan orang terdekat. Hal ini dapat membuat wanita rentan terkena depresi.

Cara Menangani Depresi Pascamelahirkan

Menangani depresi pascamelahirkan akan lebih mudah jika depresi dapat terdeteksi sejak dini. Adapun beberapa tindakan penanganan kondisi depresi pascamelahirkan;

1. Psikoterapi

Langkah utama dalam penanganan depresi pascamelahirkan adalah dengan psikoterapi dan konseling, seperti terapi perilaku kognitif yaitu mengarahkan wanita yang depresi tersebut untuk menemukan cara mengatasi masalah, serta perasaan sedih yang melanda dan menghadapnya dengan pemikiran yang lebih positif.

2. Pemberian obat-obatan

Penanganan berikutnya adalah dengan diberikan obat-obatan antidepresan untuk mengatasi gejala depresi. Tentunya dengan resep dokter, sebab obat-obatan tersebut berefek samping mengganggu produksi ASI

3. Bercerita kepada orang terdekat

Tidak kalah penting untuk mengatasi depresi pascamelahirkan adalah dengan curhat atau bercerita dengan pasangan atau orang terdekat. Cara ini bisa meredakan stres dan membuat pikiran lebih lega. Dukungan pasangan dan orang terdekat sangat berperan penting dalam penyembuhan depresi.

4. Olahraga rutin

Olahraga yang dimaksud di sini adalah olahraga ringan yang bisa dilakukan bersama bayi Anda. Misalnya, berjalan di sekitar rumah, yoga dan yang lainnya sesuai saran dokter. Olahraga rutin ternyata dapat mengatasi depresi ringan pascamelahirkan dan membuat Anda merasa baik.

5. Berdoa

Upaya yang penting lagi adalah melibatkan Allah Swt. dalam segala aktivitas, kekuatan doa tentu tidak diragukan lagi akan ada energi positif dan menenangkan jiwa. Sehingga mampu mengatasi depresi pascamelahirkan.

Selain beberapa cara di atas, perlunya me time dengan meluangkan waktu untuk memanjakan diri, cukup istirahat, dan memenuhi kebutuhan vitamin atau nutrisi dengan pola makan sehat. Sekali lagi ini semua perlu dukungan orang terdekat, terutama pasangan. Maka dengan penanganan yang tepat akan segera dapat menyelamatkan wanita dari depresi pascamelahirkan.

Sumber: alodokter.com, 25/01/2021 [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *