Oleh: Aya Ummu Najwa
CemerlangMedia.Com — PUISI
Menerawang jauh mata memandang
Menahan rindu yang tak tertahan
Pada sistem Ilahi yang menyejahterakan
Menaungi Maroko hingga Merauke dalam kesejahteraan
Empat belas abad lamanya menaungi dua pertiga dunia dalam ketenteraman
Beragam, tetapi satu dalam kepemimpinan
Rakyat makmur sentosa dalam keimanan
Pintu ijtihad dibuka, dilebarkan
Ilmu pengetahuan bersinar menyingkap kegelapan
Selama berabad-abad menjadi mercusuar peradaban
Semangat jihad terus dikobarkan
Membebaskan negeri-negeri dari kesyirikan
Meninggikan syariat untuk diterapkan
Menyongsong surga sebagai balasan
Duhai, ingatlah ketika Islam masih jaya dengan Khil4f4h
Semua urusan begitu mudah
Rakyat aman sentosa, rukun, damai, dan sejahtera
Penguasa beriman mengayomi dan melayani rakyatnya
Mengatur semua urusan dengan aturan Sang Pencipta
Sadar bahwa kepemimpinan adalah titipan
Kelak akan dipertanggungjawabkan
Namun kini,
Umat kian hari kian tak bertaji
Karena menerapkan hukum warisan kompeni
Demokrasi kapitalisme dijaga sampai mati
Padahal membawa kehancuran hingga tak terperi
Di seluruh belahan dunia
Kerusakan melanda dan kian tak terkendali
Layaknya kanker yang menjalar ke seluruh tubuh
Tiada mungkin diatasi kecuali diamputasi
Racun nasionalisme telah mencabik-cabik persatuan umat
Menghancurkan persatuan, tetapi bangga dengan adat
Negeri-negeri Islam dikerat-kerat hingga lumat
Palestina merintih tak ada pembela
Rohingya menjerit tanpa ada yang peduli
Muslim India ditelanjangi
Muslim Uighur dibasmi
Semua tak peduli, seakan hati telah mati
Pemimpin negeri-negeri Islam diam tanpa kata
Mereka tutup mata juga telinga
Seakan kata tak lagi punya makna
Seakan empati telah sirna
Ikatan akidah tak lagi berguna
Sibuk menjilat kaki tuannya
Bangga sebagai jongos Am3rik4
Tengoklah negeri ini
Kerusakan di segala lini kehidupan
Rakyat bangga jauh dari agama
Ekonomi runtuh, kemiskinan merajalela
Kebodohan menggerogoti bangsa
Generasi porak-poranda digerus kebebasan budaya
Pendidikan rusak, minim ilmu juga etika
Buta sejarah Islam, gemar idol korea
Lemah mental, sakit jiwa
Loyo, mudah patah, dan gemar foya-foya
Di mana para penyelenggara negara?
Mereka sibuk bagi-bagi kuasa
Menghalalkan segala cara demi tahta
Rakyat hanya penggembira
Dicari untuk mendulang suara
Di mana tokoh-tokoh agama?
Mereka sibuk dengan urusan kelompoknya
Perbedaan pendapat digoreng sedemikian rupa
Menjilat sana sini demi kucuran dana
Demi tender tambang
Menjual fatwa pun dianggap biasa
Wahai, umat Islam!
Ingatlah!
Kita pernah berjaya
Dan akan kembali berjaya
Ingatlah, sabda Rasul yang mulia!
Ketika kau berpecah-belah, musuhmu pun tertawa
Inilah siasat mereka agar kau lemah sehingga mudah dimangsa
Bukankah singa hanya menyerang domba yang terpisah?
Wahai, umat yang mulia!
Belumkah tiba masanya kaubangun dari tidur panjangmu?
Belumkah hatimu bergetar menyambut seruan Rasulmu?
Hanya dengan bersatu di bawah panji tauhid, kau akan dimenangkan
Kekhalifahan kedua akan segera datang
Bangunlah, wahai umat Muhammad!
Kalian umat terbaik di kalangan manusia
Nenek moyangmu adalah pejuang pemberani
Mereka sibuk mengejar akhirat, bukan duniawi
Songsonglah kemenangan Islam yang sebentar lagi
Merapatlah pada barisan penyeru kebangkitan
Karena janji-Nya adalah kebenaran
Tak lama lagi,
Akan ada kekhalifahan yang mengikuti manhaj kenabian [CM/NA]