Tangis Misterius di Kamar Atas

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Siti Norwahidah
(Siswi SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan)

CemerlangMedia.Com — Seiring berjalannya waktu, akhirnya malam pun tiba. Rumah kakek tertutup oleh ketenangan malam. Kini, Sela sedang bermalam di tempat itu.

Rumah yang dahulunya penuh dengan canda tawa, kini hanya ditinggali oleh kakek dan neneknya.

Suatu malam, ketika bulan sedang bersinar dengan indahnya, Sela terbangun dari tidurnya yang lelap karena mendengar suara tangis yang menyayat hati di lantai atas.

Sela pun bergegas naik dan segera mencari tahu sumber suara tersebut. Pikirnya sedang terjadi sesuatu pada nenek atau kakek.

Akan tetapi, setelah dicek, tidak ada seorang pun di lantai atas. Sela teringat bahwa kakek neneknya sudah dijemput oleh paman Sela untuk pemeriksaan kesehatan.

Sela pun sangat bingung, sedangkan suara tangis itu masih terdengar, tetapi Sela tak takut pada hal seperti ini karena sudah terbiasa waktu di rumah ibu dan ayahnya.

Sela tidak dapat mengendalikan diri untuk memeriksa kejadian itu. Dengan langkah hati-hati, ia bergerak menuju kamar tamu, dibukanya pintu dengan pelan. Sela memeriksa seluruh isi kamar tersebut, tetapi tidak ada sesuatu yang mencurigakan.

Suara tangis itu makin kuat, tetapi tidak membuat Sela takut sedikit pun, malah membuat Sela makin penasaran. Ia mencoba memeriksa kamar sebelahnya, tetapi tidak ada sesuatu yang mencurigakan.

Kini tiba saatnya Sela akan memeriksa toilet. Setelah didekati, suara itu makin keras dan membuat Sela jadi bersemangat untuk mendapati makhluk gaib.

Sela membuka pintu toilet dengan pelan. Saat pintu sudah terbuka Sela berkata,

“Siapa itu? Coba tunjukkan dirimu kalo berani!”

Tiba tiba sabun cuci tangan terlempar ke arahnya dengan keras. Sela sangat kaget dengan kejadian tersebut.

Ia segera menutup pintu toilet dan bergegas untuk ke bawah. Sela segera mengurung diri di kamar dan menelepon kakak sepupunya yang tinggal tidak jauh dari rumah kakek.

Sementara suara tangis tadi makin mendekat ke lantai bawah. Sela makin panik. Ia segera membaca doa dan terus menelepon kakak sepupunya.

Tidak lama kemudian terdengar suara motor berhenti di depan rumah kakek. Saat Sela turun dari tempat tidurnya, ia kembali mendengar suara aneh, seperti suara sebuah pisau yang saling bergesekan dengan pisau lainnya. Sela mencoba mengintip keluar melalui tirai jendela kamarnya.

Di sana, Sela melihat ada seseorang berjubah hitam memegang dua buah pisau sedang menuju ke arah kamarnya. Sela sangat panik. Ia mencoba membuka jendela satunya yang menuju ke luar rumah.

Saat ia ingin membuka jendela, tetapi tidak bisa, Sela melihat ada kakak sepupunya di luar sedang mengetuk pintu. Sela mencoba mengetuk-ngetuk jendela agar mendapatkan perhatian dari kakak sepupunya, tetapi entah kenapa, kakak sepupunya tidak mendengar.

Bukain pintunya, Sela, gimana Kakak mau masuk?”

Saat hendak membalas pesan dari kakak sepupu, ponsel Sela lowbat dan charger-nya berada di ruang tamu. Saat Sela menjenguk ke luar jendela, sang kakak sepupu sudah pergi. Kini, Sela hanya sendirian di rumah bersama dengan orang berjubah hitam misterius tadi.

Dengan berlinang air mata, Sela terduduk di atas kasur tidurnya. Tiba-tiba pintu sela diketuk sangat keras diiringi dengan suara wanita, “Buka! Buka pintunya!”

Sela sangat ketakutan dan ia segera bersembunyi di bawah kasur tidur. Tidak lama, pintu terbuka dengan kencang sehingga membuat kunci pintu itu patah.

Dengan panik dan berlinang air mata, Sela mencoba menutup mulutnya untuk tidak mengeluarkan suara. Orang berjubah hitam ini melangkah dengan pelan memasuki kamar Sela sambil membawa dua pisau yang tajam.

Suara tangis itu kembali. Sela kini tidak tau harus berbuat apa.

Kaki orang misterius itu kini mendekati Sela, tetapi anehnya, kakinya tidak menyentuh lantai. Sela tiba-tiba berteriak dengan sendirinya dan membuat orang misterius menundukkan kepalanya dan menatap mata Sela dengan tajam.

“Akhirnya, kutemukan orang yang mencariku tadi, hi… hi… hi….”

Badan Sela terlempar dengan keras ke lemari dengan sendirinya, kepala Sela terbentur dan mengeluarkan darah yang banyak. Orang berjubah hitam itu segera menunduk dan menusukkan pisaunya berkali-kali ke perut Sela. Sela berteriak kesakitan dan tidak lama, ia jatuh pingsan.

Suara alarm membuat Sela terbangun, dia sangat terkejut. Sela mengira dia sudah meninggal. Ia segera mencubit tangannya kemudian bercermin dan memeriksa perutnya, tetapi tidak ada luka sedikitpun. Ternyata itu semua hanyalah mimpi buruk yang dialami oleh Sela.

Ini karena setiap ingin tidur, Sela tidak pernah membaca doa. Kini, Sela selalu mengamalkan doa sebelum tidur dan ia tidak pernah lagi mengalami mimpi buruk. [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *