Oleh. Titin Kartini
Untukmu yang masih bergelar istri, ibu, anak, kakak, adik, bersyukurlah jika masih bisa bersama mengarungi kehidupan. Karena kebersamaan bersama orang-orang yang kita cintai hanya sementara saja, karena semua akan kembali lagi pada pemilik sejatinya yaitu Allah Swt..
CemerlangMedia.Com — “Ramadan tiba, Ramadan tiba, marhaban yaa Ramadan, marhaban yaa Ramadan.” Sebuah syair dari penyanyi Opick terus terdengar baik di media visual maupun media sosial. Ramadan telah tiba kembali menyapa seluruh kaum muslim di seluruh dunia, tak terkecuali negeri kita tercinta dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Bahagia, dan sedih menjadi satu dalam diriku. Bahagia masih diberikan kesempatan untuk bertemu bulan mulia, di mana pahala kita Allah lipat gandakan. Bersedih, karena ini Ramadan keempat tanpa sosok suami tercinta. Masih terbayang dalam ingatan bagaimana ia selalu sibuk untuk menyambut Ramadan dengan kegiatan ibadah. Ia menjadi salah satu pengurus Musala di tempat kami tinggal, selain sebagai muadzin, ia pun kerap mendapat tugas sebagai imam salat Tarawih. Selalu terngiang suaranya ketika mengumandangkan azan, bersalawat, hingga saat mengimami salat berjamaah.
Ini pun Ramadan ketiga tanpa permata hatiku Kakak Tiara, gadis remajaku yang salihah nan cantik telah kembali kepada pemiliknya Allah Swt. menyusul ayahandanya tercinta. Tak dapat kupungkiri setiap tahun mentalku terguncang jika menghadapi Ramadan dan hari raya Idulfitri. Selalu ada rasa iri pada mereka yang masih bisa berkumpul dengan keluarga yang utuh. Menambah sedih ketika dua bocah kecil yang biasa kupanggil Teteh dan Ade berceloteh tentang ayah dan kakak mereka yang sudah tiada.
Kehilangan orang-orang yang kita cintai bukanlah hal mudah untuk diterima, namun sebagai seorang muslim kita wajib mengimani qada Allah Swt., kita harus menerima apapun ketetapan dari-Nya walau menurut kita menyakitkan. Insyaallah aku dan anak-anak ikhlas menerima semuanya, jika pun aku menggoreskan semua kisah dalam tulisan, semata hanya merindu suami dan buah hati tercinta.
Setiap manusia diberi ujian dan cobaan sesuai kadar kemampuannya. Dengan mengucap bismilah, aku yakin mampu melewati setiap fase dalam kehidupanku, meski tidak seperti orang lain. Begitupun dengan kedua anakku, aku selalu mengatakan bahwa mereka anak yang istimewa, anak yang kuat, anak-anak pilihan Allah Swt., karena mereka harus hidup tanpa bimbingan sosok ayah. Suatu saat nanti, kalian akan lebih mengerti, akan lebih paham, akan lebih kuat dari anak-anak lainnya karena kalian terbiasa dengan perjuangan. Hidup tidak sempurna namun bukan berarti tidak istimewa. Bukan limpahan materi, yang bisa ibumu beri hanya kekuatan doa seorang ibu, semoga Allah kabulkan semua keinginan kalian, kelak bahagia di dunia dan akhirat nanti, aamiin.
Yaa Allah, kami hanya rindu. Rindu pada mereka yang sudah kembali kepada-Mu. Ramadan kami memang selalu berbeda, Ramadan kami akan penuh cerita. Cerita kerinduan seorang istri juga seorang ibu, kerinduan dua orang anak pada ayah tercinta dan kakak tersayang. Kami hanya rindu yaa Allah, jika di dunia kami hanya berkumpul sebentar saja, izinkan kami berkumpul kembali di surga-Mu kelak, sebagai keluarga yang sempurna. Aamiin yaa Rabbal a’lamiin.
Untukmu yang masih bergelar istri, ibu, anak, kakak, adik, bersyukurlah jika masih bisa bersama mengarungi kehidupan. Karena kebersamaan bersama orang-orang yang kita cintai hanya sementara saja, karena semua akan kembali lagi pada pemilik sejatinya yaitu Allah Swt.. [CM/NA]