Oleh. Zahrah Luthfiyah
(Kontributor CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — Dirimu yang terus melangkah dalam mencari ketaatan kepada-Nya. Waktu yang kini telah kamu habiskan untuk mengejar rida Allah, mungkin kebanyakan orang yang seusiamu menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Bahkan, mereka masih kebingungan mencari jati diri mereka. Ke sana ke mari tanpa ada aturan yang mengikat bahkan tidak mau terikat oleh hukum syarak.
Walaupun dirimu bukanlah seseorang yang paham terhadap agama dan bergelar ahli agama. Setidaknya dirimu menginginkan ilmu seperti yang mereka dapatkan. Ilmu yang dapat membuatmu selamat di dunia dan akhirat. Dengan ilmu Islam membuat kita yang tidak tahu dalam hal agama, menjadi tahu karena kita memiliki kemauan yang kuat untuk belajar mendalami agama.
Dirimu bukanlah terlahir dari keluarga yang memahami agama. Tetapi, dengan kesungguhanmu itu dapat membuatmu menerima hidayah dan kemauan dalam belajar Islam. Kamu hebat, kamu yakin bahwa dengan belajar Islamlah dapat membuat hidupmu terarah dalam jalan sebenarnya. Mungkin jalan hijrah ini terbilang sulit, dirimu sendirilah yang hanya menjadi penguat di jalan menuju keistikamahan ini. Tapi, jika kamu tidak mengambil jalan hijrah ini, bukankah itu sesuatu hal yang begitu merugikan? Mungkin jika kamu tidak mendapatkan hidayah Allah, kamu tidak akan menggunakan semua waktu ini untuk berada di jalan Allah? Suatu keberuntungan Allah memberikan kita hidayah untuk mau mempelajari ilmu Islam. Bahkan jika kita melihat di luaran sana, kitalah orang yang beruntung dapat memanfaatkan hidayah ini. Jadi, tetap mau ya? Berjuang di jalan Allah.
Bukankah, jika mau berjuang untuk meraih jannah-Nya Allah kita tidak bisa sendiri-sendiri dalam meraih-Nya bukan? Kita perlu menguatkan satu sama lain. Mungkin jika salah satu dari kita futur, kita bisa menjadi penguat di antaranya. Mungkin dengan nasihat salah satunya. Nasihat pasti bagi kita itu adalah sesuatu hal yang terkadang kita tidak mau mendengarkannya. Tetapi ingatlah bahwa nasihat merupakan sesuatu hal yang baik. Kita manusia saling membutuhkan satu sama lain. Dalam hal keimanan juga kita perlu amar markuf nahi mungkar untuk kebaikan. Saling mengingatkan, bukan tanda kita lebih baik darinya, tetapi, tanda kita adalah saudara seiman.
Jika kita terpuruk karena kefuturan, carilah teman untuk mengembalikanmu ke jalan Allah. Jangan pergi menjauh dari Allah, dan memilih fokus kepada hal yang tidak bermanfaat bagi kehidupanmu. Dan ingatlah, bahwa jika kita memiliki teman harus merangkul satu sama lain kepada kebaikan. Karena tanpa kita, maka siapa lagi yang akan merangkulnya?
“Ya Rasulullah, manusia mana yang paling berat menanggungkan bala (ujian iman)?” Jawab Nabi, “Para Nabi, kemudian yang seumpamanya. Kalau seseorang ringan (lemah) dalam din (agama)nya, maka ia diberikan cobaan sesuai dengan kadar dinnya. Kalau agama seseorang kuat, maka kadar ujian iman yang Allah berlakukan terhadap dirinya berat. Senantiasa seorang hamba menerima bala sehingga dosanya hapus.” (HR Bukhari)
Hadis di atas telah menjelaskan bahwa kita akan di uji sesuai kadar keimanan yang ada pada diri kita. Tentu kita pasti mau kan terus berada pada jalan ketaatan? Bagaimana cara menggapainya? Tentunya dengan terus mempelajari atau mengkaji ilmu Islam. Karena dengan ilmu Islam kita bisa mencari solusi dari kefuturan yang kita alami. Tentunya dengan kita berada pada lingkup jemaah, kita pastinya terus terarahkan atau termotivasi dengan ilmu Islam.
Jika kita hanya berdiam diri dengan kefuturan dan tidak mau mengkaji ilmu Islam, bagaimana kita bisa mengatasi kefuturan yang ada pada diri kita? Yuk ngaji!
Ya Allah, jika kami kembali dalam kefuturan, tolong janganlah Engkau ambil keimanan yang kami punya. Tolong sisakan sedikit keimanan pada diri kami, sehingga bisa untuk kembali dalam meraih ketaatan kepada-Mu.
Ya Allah, bimbing kami agar bisa meraih ketaatan sebagaimana yang kami inginkan. Dan ingatkanlah kami selalu untuk bisa kembali kepada jalan yang Engkau ridai. Jangan biarkan kami berpaling arah untuk meninggalkan dakwah dan terus terbuai kenikmatan dunia. Berilah kami jalan untuk melihat kebenaran.
Ya Allah, jika kami mengalami kefuturan, tolong janganlah engkau ambil keimanan yang kami punya. Tolong sisakan sedikit keimanan pada diri kami, sehingga bisa kembali dalam meraih ketaatan kepada-Mu. Jika kami ingkar terhadap aturan-aturan-Mu. Maka, ingatkanlah kami sesungguhnya azab-Mu sangatlah pedih. [CM/NA]