Merosotnya Kualitas Perempuan, Picu Kerusakan pada Generasi

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Rina Herlina
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)

“Seorang ibu akan fokus mendidik buah hatinya dan mencurahkan kasih sayang dengan sepenuh jiwanya. Dia juga tidak akan meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri sekaligus pengatur rumah tangga suaminya.”


CemerlangMedia.Com — Beredarnya video yang memperlihatkan sekelompok ibu-ibu sedang asyik berjoget disertai pesta minuman keras menjadi pertanda, betapa bobroknya kualitas kaum perempuan hari ini, yang notabene sebagai pencetak generasi. Perilaku tidak terpuji tersebut terjadi di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Mirisnya, aksi tersebut disaksikan oleh anak-anak dan warga sekitar (makassar.tribunnews.com, 27-07-2024).

Sungguh memprihatinkan melihat kondisi perempuan hari ini. Betapa tidak, perempuan yang seharusnya menjadi madrasah pertama dan menjadi contoh teladan bagi buah hatinya, nyatanya hari ini, jauh panggang dari api. Berbagai propaganda yang dihembuskan Barat berhasil membuat kaum perempuan keluar dari fitrahnya. Mereka menjadi tidak betah di rumah, melupakan berbagai kewajibannya sebagai ibu dan seorang istri, bahkan ingin setara dengan laki-laki.

Mencari Nafkah Adalah Tugas Suami

Parahnya lagi, terkadang para perempuan terpaksa harus membantu suami mencari nafkah, padahal sejatinya, kewajiban mencari nafkah itu adalah mutlak ada di pundak laki-laki. Namun, sebagian laki-laki hari ini tidak menyadari betul terkait kewajiban tersebut sehingga berusaha membebankan kepada istri agar membantunya untuk menggerakkan perekonomian keluarga.

Sementara kerusakan pada generasi berawal dari rusaknya fitrah seorang perempuan. Sejatinya, generasi emas, baik, dan kuat hanya akan dihasilkan dari seorang perempuan yang juga memiliki kepribadian baik dan akidah yang kuat.

Masalahnya sekarang adalah terletak pada minimnya pendidikan agama (Islam). Hal itu makin memperburuk kondisi yang ada sehingga moral dan akidah kaum perempuan kian merosot. Saking merosotnya, mereka seolah tidak peduli dengan nasib generasinya.

Sementara gempuran paham asing dan kecanggihan teknologi hari ini jika tidak dibarengi kontrol orang tua, terutama ibu, bisa membuat anak hilang arah. Itulah mengapa saat ini banyak dijumpai generasi muda yang bermasalah dengan hukum.

Para remaja rentan menjadi pelaku kriminal, seperti pelaku bullying, tawuran, terlibat jaringan narkoba, dan masih banyak lagi aksi kejahatan yang melibatkan generasi muda. Itu merupakan sebagian akibat dari tidak berfungsinya peran orang tua, terutama ibu.

Sejatinya, anak-anak tidak hanya butuh dibiayai dan dicukupkan segala kebutuhannya. Lebih dari itu, mereka butuh curahan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya. Anak-anak butuh diperhatikan, diarahkan, dan dididik dengan akidah yang kokoh.

Sistem yang ada saat ini yaitu kapitalisme sekuler menjadi biang kerok dari segala permasalahan yang ada. Propaganda kesetaraan gender yang dihembuskan kafir penjajah, perlahan, tetapi pasti sudah berhasil menggeser fitrah kaum perempuan.

Dengan alasan mencari nafkah dan membantu perekonomian keluarga, para perempuan lebih banyak meninggalkan rumah dan meninggalkan kewajibannya mendidik buah hatinya. Bahkan, ada yang benar-benar fokus mengejar karir, berangkat pagi pulang malam dan menitipkan anaknya pada pembantu.

Sungguh, ini menjadi masalah serius yang butuh penyelesaian dengan segera. Negara tidak boleh abai akan kondisi hari ini. Negara harus bertanggung jawab penuh melindungi hak-hak anak untuk memperoleh kasih sayang yang penuh dari orang tuanya.

Seorang Ibu Adalah Madrasah Pertama Anak

Seorang penyair, Hafidz Ibrahim berkata dalam syairnya yang berbunyi,
“Al-ummu madrasah al-ula, idza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyiban al-a’raq.”
Artinya: “Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama (bagi anak-anaknya), jika engkau mempersiapkannya (dengan baik), maka engkau telah mempersiapkan generasi yang baik pula.”

Ibu adalah panutan dan suri teladan bagi anak-anaknya, maka sudah seharusnya ia menjalankan tugas dan fungsinya di dalam rumah tangga dengan baik. Oleh karenanya, terbentuk anak-anak baik dan kuat, yang kelak akan menjadi generasi emas penerus peradaban.

Cerdas dan berakhlak atau tidaknya seorang anak sangat dipengaruhi oleh bimbingan orang tua, terutama sosok ibunya. Seorang ibu yang memilih mendedikasikan hidupnya menjadi ibu rumah tangga sudah barang tentu memiliki waktu yang lebih banyak untuk buah hatinya dibandingkan sang ayah yang harus bekerja mencari nafkah. Otomatis, kedekatan ibu dengan anak seharusnya bisa terjalin lebih kuat. Sebab, hal tersebut bagian dari kewajiban seorang ibu untuk mengajarkan hal-hal baik kepada anaknya.

Oleh karena itu, jika menginginkan lahirnya generasi utama yang unggul, sudah seharusnya ibu atau perempuan lebih konsentrasi mendidik anaknya. Perempuan tidak boleh disibukkan dengan mencari nafkah. Perekonomian seorang perempuan harusnya sudah terjamin keberlangsungannya sehingga seorang ibu memiliki perhatian penuh terhadap anaknya.

Penguasa dalam sistem Islam sangat memperhatikan kondisi masyarakatnya, terutama para generasi muda yang notabene adalah tonggak peradaban. Negara akan memastikan hak-hak anak terpenuhi dan tidak kekurangan curahan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Negara akan memastikan bahwa para ayahlah yang harus banting tulang mencukupi kebutuhan pokok keluarganya. Lapangan pekerjaan akan tersedia sebanyak-banyaknya untuk memudahkan kaum laki-laki bekerja dan mendapat upah yang layak.

Dengan begitu, tidak akan ada lagi para perempuan yang harus banting tulang membantu mencari nafkah. Seorang ibu akan fokus mendidik buah hatinya dan mencurahkan kasih sayang dengan sepenuh jiwanya. Dia juga tidak akan meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri sekaligus pengatur rumah tangga suaminya.

Para perempuan dalam Islam akan selalu merasa betah tinggal di dalam rumah, menemani, dan menyaksikan tumbuh kembang buah hatinya. Mereka akan dididik penuh rasa malu sehingga tidak akan dijumpai para wanita seperti sekarang, tanpa malu joget-joget Tiktok, mengumbar aurat, dan masih banyak lagi contoh kemerosotan pada seorang perempuan di masa sekarang. Sementara sebaik-baik perempuan adalah yang mempunyai rasa malu. Wallahu a’lam

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *