Pendidikan Politik Islam untuk Gen Z

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Hessy Elviyah, S.S.
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)

Sudah semestinya generasi muda bergabung dalam partai politik Islam untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dan negara ini. Partai politik Islam jelas jauh berbeda dengan partai politik praktis saat ini. Tujuan partai politik dalam Islam bukan sekadar alat untuk menggapai kekuasaan, melainkan riayah su’unil ummah atau pengaturan kehidupan umat.

CemerlangMedia.Com — Demokrasi ditengarai banyak pihak makin merosot nilainya di negeri ini. Fenomena ini dianggap menjadi PR generasi muda, yakni Gen Z agar membawa perubahan besar dengan menjadikan demokrasi ke arah yang lebih baik.

Setidaknya, itulah yang disampaikan oleh Profesor Asrinaldi Pakar politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas. Menurutnya, agar demokrasi mengalami perbaikan, maka Gen Z harus mempunyai bekal politik yang mumpuni.

Lebih jauh, Iding Rosyidin selaku ketua APSIPOL menyatakan, salah satu solusi kemunduran demokrasi ini adalah adanya reformasi di tubuh partai politik dengan adanya pola distribusi kader, kaderisasi, dan pola rekrutmen. Oleh karenanya, ia menilai, mahasiswa yang duduk di bangku kuliah harus mendapatkan ilmu politik agar dapat memperbaiki iklim demokrasi ke depannya (Bangkapos.com, 18-08-2024).

Politik demokrasi digadang-gadang mampu memperbaiki bangsa. Oleh karenanya, Gen Z dinilai harus mempunyai ilmu terkait politik demokrasi agar mampu memperbaiki kondisi bangsa yang karut marut saat ini. Bisakah?

Jangan Berharap pada Demokrasi

Demokrasi adalah jalan buntu jika hendak menuju perubahan. Artinya, jalan menuju perubahan tidak bisa melalui politik demokrasi. Kacaunya perpolitikan negara hendaknya jangan dipandang sebagai kemunduran demokrasi (democratic backsliding). Akan tetapi, hendaklah menjadi kesadaran masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem politik yang pada dasarnya buruk dan patut untuk ditinggalkan. Jadi, tidak ada yang perlu diperbaiki dalam demokrasi, sebab seluruh konseptualnya memang cacat sejak lahir.

Adapun sikap generasi muda yang acuh tak acuh terhadap politik demokrasi, salah satunya karena mereka kerap berpikir pragmatis. Pragmatisme ini muncul akibat pola pikir yang tidak terasah sejak masa pendidikan, baik di lembaga sekolah maupun di rumah. Alhasil, generasi cenderung berpikir sempit sehingga tidak mampu berpikir bagaimana ke depannya. Jangankan berbuat untuk bangsa ini, berbuat untuk dirinya sendiri saja sering kali harus dibantu orang tua.

Terlebih, dunia politik yang mereka indra saat ini sarat akan kerusakan. Jika terjun ke dunia politik pragmatis saat ini penuh risiko, mulai dari pembiayaan politik yang mahal, bahkan tidak jarang sampai pada pertumpahan darah.

Wajar saja kaum muda enggan berpartisipasi dalam dunia politik semacam ini. Akhirnya, mereka cenderung memilih hidup nyaman menurut mereka. Menggandrungi hobi, gaya hidup hedon ala tontonan yang sedang viral, serta aktivitas yang tidak berguna lainnya untuk diri dan bangsa atau bahkan kegiatan merugikan bangsa.

Oleh karena itu, menggaet pemuda dalam berpolitik haruslah dengan memberikan pengetahuan politik yang benar. Politik yang sesuai dengan tujuannya, yakni mengurusi rakyat. Bukan politik yang berebut kursi jabatan untuk mendapatkan strata sosial yang tinggi dan materi berlimpah, politikusnya kental dengan saling sikut dan pelaku korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Dengan politik yang benar (sahih), maka akan mampu membawa kebangkitan. Kebangkitan ini akan terbentuk dari pemikiran tentang hidup, alam semesta, dan manusia serta hubungan ketiganya sebelum dan sesudah kehidupan ini. Pemikiran yang mendasar dan menyeluruh inilah yang nantinya akan membentuk mafahim (persepsi) sehingga memengaruhi tingkah laku manusia.

Oleh karenanya, apabila hendak mengubah perilaku manusia, termasuk berpolitik, maka haruslah mengubah mafahim-nya terlebih dahulu. Memberikan pemahaman bahwa jabatan yang diemban tidak hanya di dunia, tetapi akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat.

Mafahim politik yang sahih tersebut akan mendorong manusia untuk ber-amar makruf nahi mungkar. Rakyat akan teriayah dengan baik dan benar, tidak menjadi tumbal politik kekuasaan.

Politik Sahih Itu Islam

Memang benar, generasi muda harus melek politik. Namun, ketika politik demokrasi yang dipahamkan untuk digunakan, maka itu tidak ubahnya mencari bibit-bibit koruptor baru pada generasi muda. Sebab, demokrasi bukanlah sistem perpolitikan yang sahih dan mampu membawa perubahan yang mendasar dan menyeluruh. Tidak akan ada perubahan apa pun selama demokrasi masih digunakan dalam politik pemerintahan, justru sebaliknya, negara ini akan makin hancur.

Dengan demikian, generasi muda haruslah dipahamkan berjuang untuk perubahan melalui politik yang sahih, yaitu politik Islam. Oleh karena itu, sudah semestinya generasi muda bergabung dalam partai politik Islam untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dan negara ini.

Partai politik Islam jelas jauh berbeda dengan partai politik praktis saat ini. Tujuan partai politik dalam Islam bukan sekadar alat untuk menggapai kekuasaan, melainkan riayah su’unil ummah atau pengaturan kehidupan umat.

Generasi harus tahu betul dasar pemikiran partai. Sebab, pemikiran tersebut yang akan disebarkan ke tengah masyarakat untuk diwujudkan suatu waktu.

Partai politik yang harus diikuti adalah partai yang bertujuan untuk menerapkan Islam secara kafah. Thariqah (metode) yang dipakai tidak lepas dari Al-Qur’an dan sunah, sedangkan fikrah-nya berupa pemikiran yang diadopsi untuk mewujudkan tujuannya, yaitu mewujudkan syariat Islam tegak di muka bumi.

Dengan demikian, sangat penting membangun kesadaran berpolitik generasi muda, sekaligus membuka tabir kepada generasi bahwa partai politik yang ada saat ini merupakan parpol buatan sistem sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan. Adapun pengadaan pendidikan politik seperti ini adalah tanggung jawab negara. Sebab, pemahaman politik adalah kebutuhan umat. Umat, termasuk Generasi Z wajib berpolitik sesuai dengan tuntutan Islam. Wallahu a’lam [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *