Penjajahan Al-Quds Berlanjut, Solusi Nyata Ada di Tangan Umat Islam

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Penulis: Rahmiani Tiflen, S.Kep.
Aktivis Muslimah

Jihad bukan sekadar perang fisik, tetapi juga perjuangan untuk membangun kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang mampu menghadapi musuh. Semua ini hanya bisa terjadi jika umat Islam memiliki negara yang benar-benar menerapkan Islam secara kafah dan siap membela kehormatan mereka.

CemerlangMedia.Com — Ramadan adalah momen spiritual yang seharusnya membawa kebahagiaan bagi seluruh umat Islam. Namun, bagi kaum muslim di Palestina, bulan suci ini diwarnai dengan berbagai tindakan represif dari Zi*nis Isra3l. Pembatasan terhadap jemaah yang ingin beribadah di Masjidilaqsa yang makin diperketat, menunjukkan bahwa Al-Quds masih berada di bawah cengkeraman penjajah.

Penindasan yang terus berlangsung ini menuntut adanya solusi yang nyata dan menyeluruh. Bukan lagi saatnya berharap pada solusi diplomasi yang terbukti gagal. Umat Islam harus menyadari bahwa pembebasan Al-Quds hanya bisa diwujudkan dengan persatuan yang dipimpin oleh kekuatan Islam yang sejati.

Penindasan Sistematis

Ramadan 2025 menjadi saksi bagaimana Zi*nis Isra3l makin mengintensifkan kontrol mereka terhadap Masjidilaqsa. Berbagai kebijakan represif diterapkan dengan dalih keamanan, padahal tujuan utamanya jelas, membatasi akses umat Islam dan mempersempit hak kaum muslim atas tanah suci ini.

Beberapa tindakan terbaru yang dilakukan oleh Isra3l antara lain, situasi di kompleks Masjidilaqsa makin diperketat dengan berbagai pembatasan yang diberlakukan oleh otoritas Isra3l, salah satunya pembatasa usia. Hanya pria di atas 55 tahun, wanita di atas 50 tahun, serta anak-anak di bawah 12 tahun yang diizinkan masuk setelah melalui pemeriksaan ketat. Hal ini membuat kaum muslim, terutama warga Palestina tidak bisa beribadah dengan leluasa.

Bukan hanya itu, warga Palestina dari Tepi Barat dilarang masuk ke Masjidilaqsa sehingga ribuan jemaah ditolak, meskipun mereka datang dengan niat untuk beribadah. Kebijakan ini makin mempertegas bahwa ada diskriminasi dan upaya membatasi kebebasan beragama muslim Palestina.

Tidak hanya itu, otoritas Isra3l juga menyita pengeras suara di Masjidilaqsa dengan alasan keamanan. Akibatnya, suara azan yang biasanya berkumandang sebagai panggilan salat menjadi terhambat dan menciptakan tekanan psikologis bagi umat muslim yang ingin menjalankan ibadah.

Keamanan di sekitar kompleks masjid juga makin diperketat dengan penambahan pasukan militer. Jumlah tentara Isra3l yang ditempatkan di area tersebut meningkat secara signifikan sehingga menciptakan suasana mencekam bagi para jemaah. Kehadiran para tentara Zi*nis bukan hanya untuk pengawasan, tetapi juga menjadi bentuk intimidasi bagi warga Palestina yang ingin beribadah.

Lebih dari itu, kekerasan terhadap jemaah terjadi berulang kali. Tentara Isra3l kerap menyerang dan menangkap warga Palestina yang sedang beribadah atau berkumpul di sekitar masjid. Tindakan represif ini menunjukkan adanya tekanan dan upaya pembatasan terhadap hak-hak beribadah umat muslim, khususnya warga Palestina di tempat suci mereka sendiri.

Meski menghadapi tekanan luar biasa, puluhan ribu umat Islam tetap datang ke Masjidilaqsa, menunjukkan bahwa mereka tidak gentar dalam mempertahankan haknya. Namun, keberanian saja tidak cukup tanpa adanya solusi fundamental untuk mengakhiri penjajahan ini.

Ilusi Perdamaian

Masjidilaqsa dan kota Al-Quds telah lama menjadi target penjajahan Zi*nis. Mereka tidak hanya ingin menguasai wilayah ini, tetapi juga menghapus identitas Islam yang melekat pada Palestina. Berbagai langkah sistematis terus dilakukan Zi*nis untuk mengubah status quo, termasuk melalui pemisahan dan pembatasan akses umat Islam.

Pembatasan usia dan wilayah asal jemaah bukan hanya tindakan sementara, tetapi bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi keberadaan muslim di Masjidilaqsa. Ditambah lagi dengan upaya Yahudisasi Al-Quds. Isra3l terus melakukan ekspansi pemukiman ilegal di sekitar Al-Quds dan berupaya mengubah demografi kota ini dengan memindahkan lebih banyak pemukim Yahudi ke sana.

Di samping itu, adanya pembiaran atas kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ekstremis Yahudi. Mereka sering melakukan aksi provokasi dan serangan terhadap warga Palestina, bahkan di dalam kompleks Masjidilaqsa.

Selama ini, dunia internasional, termasuk negeri-negeri muslim terus menggantungkan harapan pada solusi diplomasi yang ditawarkan Barat. Namun, sejarah membuktikan bahwa perundingan damai hanyalah alat untuk memperpanjang penjajahan.

Dari Perjanjian Oslo hingga berbagai konferensi perdamaian lainnya, tidak ada satu pun yang benar-benar memberikan kemerdekaan bagi Palestina. Justru, penjajahan makin menguat dan penderitaan rakyat Palestina makin mendalam. Ini menunjukkan bahwa Zi*nis hanya memahami satu bahasa, yakni kekuatan.

Hentikan Penjajahan dengan Kekuatan Islam

Pembebasan Masjidilaqsa dan Palestina tidak bisa dicapai melalui jalan kompromi. Satu-satunya cara untuk mengakhiri penjajahan ini adalah dengan membangun kekuatan Islam yang terorganisir. Untuk itu, ada tiga langkah penting yang harus diambil.

Pertama, membangun kesadaran kolektif umat Islam. Umat Islam harus menyadari bahwa pembebasan Al-Quds bukan hanya tanggung jawab rakyat Palestina, tetapi kewajiban seluruh kaum muslim. Kesadaran ini harus ditanamkan melalui dakwah yang kuat dan konsisten. Dakwah ini harus menegaskan bahwa Al-Quds adalah bagian dari akidah Islam dan tidak boleh diserahkan kepada penjajah.

Kedua, menyatukan umat Islam dalam kepemimpinan yang sejati. Umat Islam saat ini terpecah-belah dalam berbagai negara yang masing-masing tunduk pada sistem buatan Barat. Akibatnya, tidak ada satu pun kekuatan yang mampu membela Palestina dengan tegas. Oleh karena itu, umat Islam membutuhkan kepemimpinan yang satu, yaitu Khil4f4h Islamiah.

Hanya dengan adanya seorang khalifah, seluruh kekuatan umat Islam bisa dipersatukan untuk melawan penjajahan ini. Khil4f4h bukan hanya solusi sejarah, tetapi satu-satunya sistem yang terbukti mampu membebaskan Al-Quds, sebagaimana yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab dan Shalahuddin Al-Ayyubi di masa lalu.

Ketiga, menyerukan jihad sebagai jalan pembebasan Al-Quds. Sepanjang sejarah, Al-Quds hanya bisa dibebaskan dengan jihad fi sabilillah, bukan dengan negosiasi atau tekanan diplomasi. Oleh karena itu, umat Islam harus menyiapkan kekuatan untuk berjihad melawan Zi*nis yang secara nyata memerangi kaum muslim.

Jihad bukan sekadar perang fisik, tetapi juga perjuangan untuk membangun kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang mampu menghadapi musuh. Semua ini hanya bisa terjadi jika umat Islam memiliki negara yang benar-benar menerapkan Islam secara kafah dan siap membela kehormatan mereka.

Penutup

Ramadan ini seharusnya menjadi momen bagi umat Islam untuk tidak hanya berempati terhadap penderitaan saudara-saudara di Palestina, tetapi juga mengambil langkah nyata untuk membebaskan mereka dari penjajahan. Tidak ada gunanya lagi berharap pada solusi yang ditawarkan Barat atau tunduk pada tekanan diplomasi yang hanya menguntungkan Zi*nis.

Umat Islam harus bersatu di bawah kepemimpinan Islam yang sejati, menegakkan kembali Khil4f4h, dan mempersiapkan jihad sebagai satu-satunya jalan untuk membebaskan Al-Quds. Dengan begitu, kebangkitan Islam segera terwujud dan Masjidilaqsa kembali menjadi tempat yang aman bagi seluruh kaum muslim. Sesungguhnya janji Allah akan kemenangan umat Islam adalah sebuah kepastian. [CM/Na]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *