Suhu Kian Naik di Sistem Kapitalistik

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Zakiah Ummu Faaza

Dalam Islam, pembangunan dikelola oleh negara. Melalui pengaturan ini, kesejahteraan semua rakyat akan terjamin. Pengaturan kepemilikan berbasis syariat Islam akan menjauhkan masyarakat dari ketimpangan sosial.

CemerlangMedia.Com — Kota Hujan merupakan sebutan untuk Bogor yang memiliki curah hujan yang tinggi dan letaknya di kaki Gunung Salak, sekitar 60 kilometer selatan Jakarta. Dengan tata letak yang digambarkan, seharusnya suasana kota terasa sejuk dan segar. Namun saat ini, suasananya berubah menjadi panas karena suhu yang kian hari kian naik.

Dilansir dari radarbogor.com, Pengamat Ilmu Lingkungan Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor Rimun Wibowo mengatakan bahwa fenomena kenaikan suhu panas di Kota Bogor dan daerah lain di Indonesia mulai dirasakan secara bertahap sejak beberapa dekade terakhir. Selain itu, peningkatan suhu ini menjadi lebih nyata sejak awal 2000-an seiring dengan makin intensifnya pembangunan infrastruktur, pertumbuhan penduduk, dan berkurangnya lahan hijau di kawasan perkotaan seperti Bogor (22-10-2024).

Berdasarkan pengamatan dari BMKG pada (21-10-2024), suhu terpanas di Kota Bogor mencapai 35,5 derajat celcius. Adapun yang menjadi penyebabnya. Pertama, peningkatan gas rumah kaca, seperti karbon dioksida, metana, dinitrogen dioksida, freon, nitrogen oksida, dan sulfur oksida terperangkap di atmosfer dan memerangkap panas matahari. Kedua, polusi udara dari asap industri pabrik dan kendaraan bermotor. Ketiga, pencemaran lingkungan karena sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang dan limbah industri. Keempat, penebangan pohon, kerusakan, dan pembakaran hutan sehingga mengurangi jumlah pohon yang menyerap CO2. Kelima, banyaknya infrastruktur yang digunakan untuk pertokoan, hotel, dan perumahan mengakibatkan berkurangnya lahan hijau, termasuk di Kota Bogor.

Akar Masalahnya

Berbagai kerusakan yang ditimbulkan karena beralih fungsinya lahan pertanian akan mengancam keberlangsungan kehidupan. Jika dibiarkan begitu saja, kondisi seperti ini tentu akan menjadi masalah besar dan mengganggu aktivitas masyarakat, baik dari segi kesehatan maupun kerusakan lingkungan.

Sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penyempitan lahan dan tata kelola yang tidak seimbang karena sistem ini hanya menuhankan materi dan memandang manfaat semata tanpa memperhatikan dampak bagi lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya, wajar jika berbagai dampak dirasakan masyarakat, termasuk di Kota Hujan sekalipun yang konon udaranya terasa sejuk.

Negara sebagai pengurus rakyat seharusnya memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan mengatur tata ruang yang nyaman sehingga masyarakat, terutama warga Bogor tidak merasakan dampak dari kerusakan lingkungan ini. Selain itu, negara seharusnya mengatur perizinan dalam perubahan tata guna lahan ini dan tidak berpihak kepada para pemodal saja. Negara juga harus memperhitungkan dampaknya sehingga kondisi lingkungan tetap seimbang. Sayangnya, pada sistem saat ini tidak mampu terwujud.

Solusinya Hanya Islam

Dalam Islam, pembangunan dikelola oleh negara, termasuk dana yang berasal dari baitulmal. Melalui pengaturan ini, kesejahteraan semua rakyat akan terjamin. Pengaturan kepemilikan berbasis syariat Islam akan menjauhkan dari ketimpangan sosial di tengah masyarakat karena tidak memberikan ruang bagi investor asing untuk turut serta di dalamnya.

Pembangunan perkotaan dalam negara Islam direncanakan dengan matang untuk mewujudkan kemaslahatan publik. Tata ruang kota, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi saw. adalah sebagai wujud fungsi negara yang sahih dan bagian dari pelaksanaan politik dalam negeri Islam.

Ketika Rasulullah saw. menjadi kepala negara, beliau bertanggung jawab langsung dalam penataan kota dan penyediaan rumah layak huni bagi publik tanpa menyerahkan kepada operator. Begitupun pada masa Umar bin Khaththab ra. menjabat sebagai khalifah. Khalifah Umar membangun sejumlah kota baru, seperti Kufah, Bashrah, dan Fusthath mengikuti konsep Nabi saw. dengan empat unsur pokok, yaitu membangun masjid jami’ di pusat kota, kediaman pemimpin dekat dengan masjid tersebut, pasar, dan pemukiman penduduk yang dihuni berbagai kabilah.

Begitu pula Khalifah Abu Ja’far al-Manshur. Khalifah membangun pusat pemerintahan baru di Baghdad dengan mengumpulkan para insinyur, arsitek, dan orang-orang yang dianggap memiliki pemikiran (ahl ar-ra’yi) untuk dimintai pendapatnya.

Kota Baghdad dibangun melingkar, di tengahnya berdiri masjid jami’ dan berdekatan dengan istana khalifah yang dikelilingi oleh pemukiman penduduk, serta dilengkapi dengan jalan-jalan lebar sesuai dengan peruntukannya. Selain itu, jalan protokol yang lebih lebar, kemudian jalan sekunder yang lebih kecil dari jalan protokol, dan gang-gang yang lebih kecil dari jalan sekunder.

Tata ruang dan pembangunan Kota Baghdad menjadikannya sebagai kota terbaik pada pertengahan abad ke-2 Hijriah. Tentunya, kondisi kota dengan tata ruang terbaik ini meniscayakan masyarakat hidup dalam kenyamanan.

Oleh karena itu, sudah saatnya umat Islam menerapkan syariat Islam secara kafah demi terwujudnya suasana yang nyaman dan aman. Umat harus menyadari bahwa biang dari permasalahan lingkungan harus diganti dengan sistem yang menjaga kelestarian lingkungan untuk kemaslahatan, yaitu sistem Islam yang berlandaskan akidah Islam. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *